5 Jenis Anggrek Hantu Nan Misterius yang Perlu Kamu Tahu

Gastrodia bambu merupakan tumbuhan endemik daerah Jawa Barat dan Yogyakarta. Tumbuhan ini juga dapat ditemukan di Vietnam. Penamaan bambu merujuk pada habitat tumbuhan ini yaitu di sekitar pohon bambu. Anggrek dari genus gastrodia ini tidak memiliki kemampuan fotosintesis dan bertahan hidup melalui hubungan yang saling menguntungkan dengan jamur mikoriza.

Bunga Gastrodia bambu berbentuk seperti lonceng dengan warna cokelat gelap. Bibir bunga berbentuk mata tombak berwarna jingga. Masa berbunga Gastrodia bambu adalah 2-4 minggu dalam setahun, dan dalam satu periode mampu menghasilkan 8 kuntum bunga. Bunga akan mekar secara tiba-tiba, kemudian akan layu dalam waktu 1-2 minggu berikutnya.

Pada tahun 2021, sejumlah ilmuwan dari Royal Botanic Gardens Kew dan pihak lainnya menemukan spesies baru, yaitu anggrek hantu, di hutan Madagaskar. Tumbuhan ini diberi nama Didymoplexis stella-silvae. Sama seperti Gastrodia Bambu, anggrek ini bersimbiosis dengan jamur untuk bertahan hidup.

Didymoplexis stella-silvae hidup dalam kegelapan, dan memiliki bentuk bunga menyerupai bintang. Ada satu hal unik, yaitu bunga anggrek ini hanya mekar selama satu hari untuk menarik perhatian pollinator seperti semut.

Taeniophyllum obtusum dapat ditemukan di wilayah Sumatera. Tumbuhan ini juga sulit ditemukan apabila tidak berbunga. Ukuran dari tumbuhan ini sangat mini dan tidak berdaun. Taeniophyllum obtusum mempertahankan hidupnya melalui proses fotosintesis dengan akarnya. Bunganya memiliki ciri-ciri berwarna kuning pada bagian kelopak, bibir bunga berwarna putih, serta kepala sari berwarna ungu.

BKSDA Papua Barat mencatat sejarah baru yaitu dengan adanya penemuan Taeniophyllum conoceras di Taman Wisata Alam Sorong pada tahun 2018. Tumbuhan ini ditemukan 105 tahun kemudian sejak 1913. Jumlah tumbuhan yang ditemukan hanya satu buah di daerah hutan hujan tropis di dalam taman wisata alam.

Taeniophyllum conoceras hidup secara epifit atau menumpang pada tumbuhan lain. Bagian spur dari anggrek ini memiliki bentuk seperti conic (tanduk), berwarna kuning, dan tidak berdaun. Masa berbunganya sangat pendek yaitu hanya satu hari.

Tumbuhan dari genus taeniophyllum ini juga ditemukan di Taman Wisata Alam Sorong tahun 2018. Taeniophyllum apiculatum merupakan anggrek asli Papua dan sudah sulit ditemukan. Penemuan tumbuhan ini merupakan penemuan yang pertama setelah 86 tahun dan hanya ditemukan sejumlah satu buah.

Cara hidup taeniophyllum apiculatum yaitu epifit di hutan hujan tropis Papua. Masa berbunga yang dibutuhkan sangat lama. Selain itu ukuran bunganya sangat kecil, namun dalam satu periode berbunga dapat menghasilkan jumlah yang banyak.

Itulah beberapa jenis anggrek hantu yang telah ditemukan di beberapa wilayah. Keberadaan anggrek hantu tersebut menjadi bukti keberagaman flora di dunia. Tidak seperti anggrek hias, anggrek hantu tidak dapat dipelihara di luar habitat dan harus dijaga kelestariannya agar tidak punah.