Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Skenario Ngeri Jika Meteor Sebesar Gunung Hantam Bumi, Kiamat?

Meteor
ilustrasi lintasan meteor (pexels.com/Scott Lord)
Intinya sih...
  • Area tumbukan akan menguap, meninggalkan kawah raksasa dan gelombang kejut yang meratakan hutan dan bangunan.
  • Hujan puing dan api akan memicu kebakaran hutan global, mengubah langit biru menjadi gelap dan penuh dengan api.
  • Tsunami raksasa akan menyapu wilayah pesisir, mencampur-aduk lautan, serta membuat Bumi mengalami musim dingin ekstrem selama bertahun-tahun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Langit malam yang tenang tiba-tiba terkoyak oleh kilatan cahaya yang menyilaukan, bergerak lebih cepat dari apa pun yang pernah kita lihat. Ini bukanlah bintang jatuh biasa. Sebuah meteor seukuran gunung sedang meluncur menuju Bumi, membawa energi yang tak terbayangkan. Peristiwa semacam ini memang terdengar seperti adegan dalam film fiksi ilmiah, tetapi para ilmuwan di seluruh dunia terus mempelajari potensi ancaman ini untuk memahami bagaimana cara melindunginya.

Dampaknya bukanlah sekadar ledakan besar di satu lokasi saja. Energi kinetik yang dilepaskan akan memicu serangkaian bencana berantai yang mengubah wajah planet ini secara permanen. Dari atmosfer yang terbakar hingga lautan yang mendidih, skenario ini bukanlah akhir dari sebuah kota, melainkan awal dari babak baru yang mengerikan bagi seluruh kehidupan di Bumi. Mari kita telusuri apa yang sebenarnya akan terjadi jika mimpi buruk ini menjadi kenyataan.

1. Ledakan dahsyat akan melenyapkan area tumbukan dalam sekejap

Meteor
ilustrasi lintasan meteor (pexels.com/Scott Lord)

Bayangkan sebuah energi yang jauh lebih besar dari semua bom nuklir di dunia yang diledakkan di satu titik. Itulah yang terjadi saat meteor seukuran gunung menghantam permukaan Bumi. Area di titik nol atau ground zero akan langsung menguap, tak menyisakan apa pun selain kawah raksasa yang membara. Dilansir Australian Museum, batuan di sekitar lokasi akan meleleh dan berubah bentuk akibat gelombang kejut yang luar biasa kuat.

Tak berhenti di situ, ledakan ini akan menciptakan gelombang kejut di udara yang bergerak melebihi kecepatan suara. Laman Barringer Meteor Crater menjelaskan, kekuatan angin ini dapat mencapai lebih dari 1.000 km/jam di dekat pusat ledakan. Angin super badai ini akan menyapu dan meratakan semua yang dilewatinya, termasuk hutan dan bangunan, hingga radius puluhan bahkan ratusan kilometer dari pusat tumbukan.

2. Hujan puing dan api akan menyelimuti seluruh penjuru Bumi

Meteor
ilustrasi meteor (pixabay.com/Alexander Antropov)

Tumbukan dahsyat ini akan melemparkan miliaran ton batuan, tanah, dan material meteor yang hancur ke atmosfer bagian atas, bahkan hingga ke luar angkasa. Material panas ini tidak akan diam di sana. Sebagian besar akan jatuh kembali ke Bumi seperti hujan meteor berapi yang menyebar ke seluruh penjuru planet. Peristiwa inilah yang akan memicu bencana selanjutnya.

Dilansir ATLAS, serpihan-serpihan yang kembali memasuki atmosfer akan memanaskan udara secara ekstrem dan memicu kebakaran hutan dalam skala global. Hamparan hutan di berbagai benua bisa terbakar secara serentak, melepaskan asap dan jelaga dalam jumlah masif ke udara. Langit yang tadinya biru akan berubah menjadi gelap dan penuh dengan api, sebuah pemandangan neraka yang nyata di seluruh dunia.

3. Tsunami raksasa akan mencampur-aduk lautan di dunia

Meteor
ilustrasi gelombang tsunami (pexels.com/Dane Amacher)

Jika meteor raksasa ini jatuh di lautan, dampaknya akan menciptakan gelombang yang tak terbayangkan. Energi tumbukan akan mendorong air laut, menciptakan mega tsunami yang tingginya bisa mencapai ratusan meter. Gelombang ini akan menyapu bersih wilayah pesisir di seluruh benua yang berdekatan dengan kecepatan jet, menenggelamkan kota-kota dan mengubah garis pantai secara permanen.

Menurut TechExplorist, panas dari tumbukan juga bisa membuat permukaan laut di sekitarnya mendidih dan menguapkan air dalam jumlah besar. Uap panas ini akan naik ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim yang drastis. Tsunami ini tidak hanya membawa air, tetapi juga membawa sedimen dari dasar laut, mengubur daratan pesisir di bawah lapisan lumpur dan puing tebal setelah airnya surut.

4. Bumi akan mengalami musim dingin ekstrem selama bertahun-tahun

Meteor
ilustrasi hutan saat musim dingin (pexels.com/Ruvim Miksanskiy)

Setelah ledakan, kebakaran, dan tsunami, bencana yang paling mematikan justru datang secara perlahan dan senyap. Kombinasi debu dari kawah, jelaga dari kebakaran global, dan uap air akan menciptakan lapisan tebal di atmosfer yang menyelimuti planet. Selimut debu ini, seperti dijelaskan HowStuffWorks, akan menghalangi hampir semua sinar matahari untuk mencapai permukaan Bumi.

Akibatnya, Bumi akan memasuki periode kegelapan dan dingin yang dikenal sebagai "musim dingin tumbukan" atau impact winter. Suhu di seluruh dunia akan anjlok drastis, membuat pertanian mustahil dilakukan. Tanpa sinar matahari, proses fotosintesis akan berhenti, menyebabkan tanaman dan plankton di lautan mati. Ini adalah awal dari runtuhnya rantai makanan global.

5. Runtuhnya ekosistem dapat memicu kepunahan massal

Meteor
ilustrasi kawah meteor (pexels.com/Kelly)

Musim dingin ekstrem yang berlangsung selama bertahun-tahun akan menjadi pukulan telak bagi kehidupan. Dilansir NASA, dampak asteroid berukuran 1-2 kilometer sudah cukup untuk memicu efek global dan peristiwa kepunahan. Hewan-hewan herbivora akan mati kelaparan karena tidak ada tanaman, yang kemudian diikuti oleh para predatornya.

Rantai makanan yang runtuh, suhu beku, kegelapan, dan hujan asam akan membuat Bumi menjadi tempat yang tidak ramah bagi sebagian besar makhluk hidup. Seperti diungkapkan dalam jurnal di ScienceDirect, dampak dari asteroid yang cukup besar dapat mengubah planet ini menjadi tidak dapat dihuni, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kepunahan massal, termasuk manusia. Ini adalah skenario terburuk di mana kehidupan di Bumi harus berjuang dari titik nol lagi.

Ancaman dari luar angkasa ini memang nyata, meskipun kemungkinannya terjadi dalam waktu dekat sangatlah kecil. Peristiwa kataklismik ini menjadi pengingat yang kuat tentang betapa dinamisnya alam semesta dan betapa rapuhnya kehidupan di planet biru kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Unik Sunset Moth, Serangga Seindah Senja

10 Okt 2025, 17:29 WIBScience