5 Spesies Buaya Langka yang Kini Diambang Kepunahan

- Buaya Siam populasinya menyusut karena perburuan kulit dan perusakan habitat, jumlahnya diperkirakan kurang dari 1.000 ekor di alam liar.
- Buaya Filipina menghadapi ancaman konflik dengan manusia, banyak yang dibunuh padahal buaya ini memakan ikan dan hewan kecil, bukan manusia.
- Buaya Kuba terancam oleh perburuan liar dan perkawinan silang dengan buaya Amerika, upaya konservasi sedang dilakukan di Kuba untuk menyelamatkan spesies langka ini.
Buaya adalah salah satu hewan purba yang telah bertahan sejak zaman dinosaurus. Dengan tubuh yang kokoh, rahang penuh gigi tajam, serta kemampuan beradaptasi di air maupun darat, mereka sering dianggap sebagai penguasa sungai. Namun, di balik kesan ganasnya, buaya justru kini tengah menghadapi ancaman serius yang menguji kelangsungan hidup mereka.
Beberapa spesies buaya di dunia jumlahnya semakin menipis akibat perburuan liar, rusaknya habitat, hingga perubahan iklim. Padahal, peran buaya di ekosistem begitu penting, mulai dari menjaga keseimbangan rantai makanan hingga mengendalikan populasi mangsa. Yuk, kenali lima spesies buaya langka yang kini berada di ambang kepunahan.
1. Buaya siam (Crocodylus siamensis)

Buaya Siam adalah spesies buaya air tawar yang dulu banyak ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Kamboja, Laos, hingga Indonesia. Kini, populasinya sangat menyusut karena perburuan kulit dan perusakan habitat. Bahkan, di alam liar, jumlah mereka diperkirakan tersisa kurang dari 1.000 ekor, dan dikategorikan kritis oleh IUCN.
Menariknya, buaya ini dikenal cukup kalem dibandingkan kerabatnya yang lebih agresif. Mereka biasanya memilih perairan tenang seperti sungai kecil, rawa, dan danau dangkal. Sayangnya, habitat tersebut kerap berubah menjadi lahan pertanian atau pemukiman.
2. Buaya Filipina (Crocodylus mindorensis)

Spesies buaya ini hanya bisa ditemukan di Filipina, tepatnya di sungai dan rawa pedalaman pulau-pulau tertentu. Mereka termasuk spesies buaya terkecil di dunia, dengan ukuran rata-rata 3 meter. Meski mungil, perannya bagi keseimbangan ekosistem air tawar tetap besar.
Buaya Filipina menghadapi ancaman serius akibat konflik dengan manusia. Banyak yang dibunuh karena dianggap berbahaya atau karena kebutuhan lahan. Padahal, buaya ini justru lebih banyak memakan ikan dan hewan kecil, bukan manusia.
3. Buaya Kuba (Crocodylus rhombifer)

Buaya Kuba adalah spesies endemik yang hanya ditemukan di Kuba, khususnya di rawa-rawa Zapata dan Lanier. Mereka dikenal sebagai salah satu buaya paling agresif dengan tubuh relatif pendek namun berotot. Ciri khasnya adalah pola sisik berwarna cerah yang kontras dan moncong yang relatif lebar.
Sayangnya, buaya Kuba kini berstatus kritis menurut IUCN. Populasinya terancam oleh perburuan liar dan terutama oleh perkawinan silang dengan buaya Amerika, yang menyebabkan kemurnian genetiknya semakin hilang. Diperkirakan jumlahnya di alam liar hanya tersisa beberapa ribu ekor saja. Upaya konservasi sedang dilakukan di Kuba, termasuk program penangkaran, tetapi tantangan besar tetap ada untuk menyelamatkan spesies langka ini.
4. Buaya Orinoko (Crocodylus intermedius)
Buaya Orinoko merupakan salah satu buaya terbesar di dunia yang bisa mencapai panjang lebih dari 5 meter. Mereka hidup di sepanjang Sungai Orinoko yang membentang di Venezuela dan Kolombia. Namun, jumlahnya kini sangat sedikit hingga masuk kategori kritis.
Spesies ini diburu secara besar-besaran sejak abad ke-20 untuk diambil kulitnya. Selain itu, kerusakan habitat akibat penambangan dan aktivitas manusia juga membuat mereka terdesak. Kini, hanya segelintir yang bisa bertahan di alam liar.
5. Buaya gharial (Gavialis gangeticus)

Gharial adalah buaya unik dengan moncong panjang dan ramping seperti pipa. Mereka hidup di sungai-sungai besar India dan Nepal, memakan ikan sebagai makanan utama. Bentuk moncongnya yang khas membuat gharial berbeda dari semua buaya lainnya.
Sayangnya, gharial kini terancam punah karena populasinya hanya tersisa sedikit di alam liar. Hilangnya habitat sungai yang bersih menjadi faktor utama penyusutan jumlah mereka. Upaya konservasi sedang digencarkan, namun butuh dukungan kuat agar gharial tetap bisa bertahan.
Buaya bukan hanya sekadar hewan buas yang sering digambarkan dalam film atau cerita rakyat. Mereka adalah bagian penting dari ekosistem, pengendali populasi, dan bahkan indikator kesehatan lingkungan perairan. Jika buaya hilang, maka keseimbangan alam juga akan terganggu.
Lima spesies buaya langka di atas adalah pengingat bahwa kita harus lebih peduli pada keberlangsungan satwa liar. Konservasi, edukasi, dan kesadaran masyarakat menjadi kunci untuk mencegah kepunahan mereka. Melestarikan buaya berarti menjaga keseimbangan kehidupan di bumi ini.