Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6Fakta Semut Firaun, Membawa Berbagai Penyakit bagi Manusia 

Semut firaun (commons.wikimedia.org/AntWeb)

Pemilihan nama semut firaun didasari oleh anggapan keliru bahwa mereka sudah muncul dan menjadi salah satu wabah penyakit yang terjadi sejak era Mesir kuno. Diperkirakan bahwa semut ini berasal dari Afrika. Walaupun para peneliti belum menemukan kesepakatan mengenai asal usul pasti dari semut firaun.

Semut firaun biasanya memiliki panjang 2 mm termasuk hewan kecil berwarna kuning dan cokelat kemerahan dengan perut lebih gelap. Mereka memiliki tangkai daun yakni pinggang sempit antara dada dan perut serta dadanya tidak memiliki duri. Penglihatan semut firaun cenderung mempunyai rata-rata 32 ommatidia.

Jantan memiliki panjang 3 mm berwarna hitam dan bersayap walau tak bisa terbang. Sedangkan si betina dipanggil ratu berwarna merah tua dan panjangnya mencapai 5mm. Sayap betina malah hilang setelah kawin dan juga tak bisa terbang, menurut laman Kids kiddle.

Semut firaun punya keunikan dalam kehidupan perkawinannya serta menjadi hama di berbagai tempat. Penasaran?. Simak penjelasan selengkapnya.

1.Habitat semut firaun

Semut firaun (commons.wikimedia.org/AntWeb)

Semut firaun kini tersebar ke seluruh dunia mulai dari Afrika, Eropa, Amerika, Asia Tenggara hingga Australia. Negara-negara di mana semut firaun berada seperti Afrika Selatan, Kamerun, Rumania, Slovenia, Polandia, Amerika Serikat, Puerto Riko, Kosta Rika, Jepang, Iran, China, Vietnam hingga Indonesia, dikutip Animalia bio.  

Mereka berkembang biak di daerah tropis, tumbuh subur di bangunan atau tempat di mana saja apalagi saat suhunya panas. Daerah lembap juga menjadi tempat semut firaun mencari sarang. Biasanya akan membuat sarang di kamar mandi, dapur, bawah lantai dan di dalam ruangan lainnya.

2.Kawanan semut memilki banyak ratu dalam perkawinannya

Semut firaun (commons.wikimedia.org/April Nobile)

Perkawinan semut bersifat poligini artinya kawanannya ini berisi banyak ratu hingga 200 ekor. Saat kawin dengan ratu di sarangnya, si jantan akan menyebar dengan cara budding yakni membelah koloni.

Tidak seperti kebanyakan spesies semut, sang ratu tidak perlu meninggalkan sarangnya untuk kawin sehingga dapat terjadi akselerasi pengembangbiakan spesies tersebut. Periode pengembang biakan telur umumnya terjadi antara 4 bulan hingga 1 tahun.

Ketika bertelur, anaknya ratu membutuhkan waktu sekitar 36-42 hari untuk menetas dan berkembang menjadi dewasa. Ratu akan menghasilkan sekitar 10 hingga 12 telur sekaligus dan biasanya menghasilkan sekitar 400 telur seumur hidupnya.

3.Perilaku mereka mencari makan

Semut firaun (commons.wikimedia.org/April Nobile)

Sekelompok semut mencari makan biasanya di pagi hari. Mereka menggunakan isyarat kimia dan visual untuk menemukan jalan mereka dan mencari secara acak yang kemudian akan melepaskan feromon.

Ketika kawanan kembali ke sarang dengan membawa makanan, ratu akan meminta jatah makanan. Namun, kawanan ini bisa menolak permintaan ratu tergantung ketersediaan makanan. Kemudian, kawanan akan memilih melarikan diri dari ratu. Ratu pun dapat memakan cairan larva.

4.Setelah makan, semut firaun akan mandi

Semut firaun (commons.wikimedia.org/Diego Delso)

Setelah mencari makan, sebagian semut firaun akan mandi dan sebagian lainnya masuk ke dalam sarang. Ada anggapan bahwa dengan mencuci akan menjaga kebersihan area bersarang, mencegah penyakit dan gangguan.

Sebaliknya, semut pun akan mandi sebelum mencari makan dan terkadang saat membersihkan diri mereka terjatuh dari sarangnya. Akibatnya, mereka akan mempertimbangkan untuk keluar dari sarangnya atau tidak.

5.Menjadi hama di berbagai tempat

Semut firaun (commons.wikimedia.org/Diego Delso)

Semut firaun akan memanfaatkan remah-remah, tumpahan, kelembapan, noda minyak, minuman manis dan berprotein seperti madu, selai kacang dan makanan yang dipanggang untuk menarik keberadaannya.

Mereka akan membuat jalan berbaris melalui tirai jendela terbuka, pintu tidak tertutup dan akses masuk lainnya. Jika dibiarkan mereka akan menjadi hama di berbagai bangunan seperti perumahan umum, toko makanan, pabrik, gedung perkantoran bahkan rumah sakit.

Jika semut firaun berada di rumah sakit harus mendapat perhatian penting karena semut ini bisa saja mencemari peralatan dan ruangan steril. Mereka juga bisa masuk ke luka pasien, masuk ke botol infus dan kadang bahkan mencari kelembapan dari mulut pasien yang sedang tidur.

Mereka membawa gejala salmonella, bakteri yang dapat memicu diare dan saluran usus manusia. Streptokokus, bakteri yang membawa demam, radang tenggorokan, impetigo dll.

6.Tindakan untuk membasmi semut firaun

Semut firaun (commons.wikimedia.org/Martin Pfeiffer)

Cara ini bisa diterapkan di berbagai tempat di mana semut firaun berada. Pestworld memamparkan, tutup semua titik masuk sekitar bangunan misalnya di jendela dan pintu. Bersihkan meja dan lantai agar terbebas dari remah-remah, manisan dan tumpahan.

Simpan makanan dalam wadah kedap udara dan buang sampah secara berkala dalam wadah tertutup. Terapkan penggunaan dehumidifier di dalam ruangan untuk mencegah penumpukan kelembapan.

Jika menggunakan pestisida yang salah malah dapat menyebabkan semut tersebut akan memisahkan diri yang kemudian akan membentuk kawanan baru. Atasi semua solusi dengan menghubungi perusahaan pengendalian hama professional langkah paling bagus.

Beberapa spesies semut firaun juga dapat menggigit manusia dan hewan dengan rahangnya, namun bukan merupakan ancaman. Yang jadi masalah adalah mereka sebagai hama. Semoga informasi ini bermanfaat buat kamu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
FAISAL Faitoshi Ahmad
EditorFAISAL Faitoshi Ahmad
Follow Us