Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Jenis Bunga yang Bisa Mengeluarkan Zat Antibakteri

Bunga (pexels.com/Sharath G.)
Intinya sih...
  • Bunga telang memiliki ekstrak etanol dengan aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli.
  • Bunga rosela mengandung ekstrak air dengan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis.
  • Bunga kertas memiliki ekstrak etanol yang dapat diformulasikan menjadi gel dengan aktivitas antibakteri dan antioksidan.

Dalam dunia flora yang memikat, terdapat sejumlah bunga yang tidak hanya memanjakan mata dengan keindahannya, tetapi juga menyimpan kekuatan tersembunyi sebagai agen antibakteri alami. Keberadaan zat-zat bioaktif dalam bunga-bunga ini menjadikannya senjata ampuh dalam melawan bakteri, menawarkan alternatif alami yang semakin diminati di era modern.

Berikut adalah enam jenis bunga yang diketahui memiliki kemampuan mengeluarkan zat antibakteri, berdasarkan temuan dari berbagai penelitian ilmiah. Yuk, simak!

1. Bunga Telang (Clitoria ternatea)

Bunga telang (pexels.com/Nothing Ahead)

Bunga telang, dengan warna birunya yang menawan, telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Menurut penelitian yang di terbitkan dalam Jurnal Jamu Indonesia, ekstrak etanol bunga telang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Hal ini menunjukkan bahwa potensinya sebagai sumber antibakteri alami yang efektif.

Selain itu, bunga telang juga mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Kandungan ini tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan secara umum, tetapi juga dapat meningkatkan efektivitasnya sebagai agen antibakteri. Dengan berbagai manfaat tersebut, bunga telang layak dipertimbangkan dalam pengembangan produk kesehatan alami.

2. Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa)

Bunga rosela (pixabay.com/HuyNgan)

Bunga rosela dikenal luas karena kandungan vitamin C-nya yang tinggi. Namun, penelitian yang di terbitkan dalam Camellia: Clinical, Pharmaceutical, Analytical and Pharmacy Community Journal, mengungkapkan bahwa ekstrak air bunga rosela juga memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Ini menjadikannya kandidat potensial dalam pengembangan agen antibakteri alami.

Selain aktivitas antibakterinya, bunga rosela juga memiliki efek farmakologis lain, seperti sifat antioksidan. Kombinasi sifat-sifat ini membuatnya semakin bernilai dalam dunia kesehatan dan pengobatan alami. Dengan demikian, rosela tidak hanya menyegarkan sebagai minuman, tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan kulit dan sistem imun.​

3. Bunga Terompet Emas (Allamanda cathartica)

Bunga terompet emas (pixabay.com/1608352)

Bunga terompet emas, dengan bentuknya yang unik, memiliki potensi antibakteri. Menurut penelitian dalam Jurnal Anatomik, ekstrak diklorometana dan metanol dari bunga ini menunjukkan aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Meskipun zona hambat yang dihasilkan termasuk dalam kategori sedang, hal ini menunjukkan adanya potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut.

4. Bunga Kertas (Bougainvillea glabra)

Bunga kertas (pixabay.com/pieonane)

Bunga kertas, yang sering menghiasi taman dengan warna-warninya yang cerah, ternyata memiliki aktivitas antibakteri. Menurut hasil penelitian dalam Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik, ekstrak etanol bunga kertas dapat diformulasikan menjadi gel yang menunjukkan aktivitas antibakteri dan antioksidan. Ini membuka peluang untuk pengembangan produk perawatan kulit alami yang efektif.

5. Bunga Kenanga (Cananga odorata)

Bunga kenanga (unsplash.com/rminedaisy)

Bunga kenanga terkenal karena minyak atsirinya yang memiliki sifat antibakteri. Penelitian Anggia, dkk. (2014) dan penelitian Husnayanti, dkk. (2024), melaporkan bahwa minyak atsiri bunga kenanga dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Selain itu, senyawa aktif seperti linalool dalam bunga ini berperan sebagai agen antibakteri alami.

6. Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Bunga kembang sepatu (pixabay.com/sawontheboss4)

Kembang sepatu dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk sebagai antibakteri alami. Penelitian oleh Sari (2017), melaporkan bahwa ekstrak daun bunga kembang sepatu efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Sementara penelitian oleh Azzahra, dkk. (2023), mengungkapkan bahwa fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan daun kembang sepatu memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, namun potensinya tidak sebanding dengan siprofloksasin dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus epidermidis.

Bunga-bunga dengan sifat antibakteri ini tidak hanya memperindah lingkungan, tetapi juga memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan. Dengan kandungan senyawa aktif yang mampu melawan bakteri, keenam bunga ini berpotensi menjadi alternatif alami dalam berbagai produk kesehatan dan perawatan. Seiring berkembangnya penelitian, pemanfaatan tanaman ini bisa semakin luas, baik dalam dunia medis maupun kehidupan sehari-hari. Jadi, selain menikmati keindahannya, kita juga bisa lebih sadar akan potensi luar biasa yang tersimpan dalam setiap kelopak bunga.

Sumber Referensi :

RAHMAWATI, S., Ahwan, A., & Qonitah, F. (2021). Perbandingan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Metanol Daun Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Terhadap Escherichia coli ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase).

Namira, D. S., & Hendradi, E. (2023). Karakteristik Fisik dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) dalam Sediaan Gel Hydroxyethyl Cellulose (HEC). Camellia: Clinical, Pharmaceutical, Analytical and Pharmacy Community Journal, 2(1), 92-99.

Ayu, L., Kuspradini, H., & Ruga, R. (2024). POTENSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DIKLOROMETANA DAN METANOL BUNGA TEROMPET EMAS (Allamanda cathartica L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923. JURNAL ATOMIK, 9(2), 78-83.

Shoviantari, F., Macado, R. B. A., & Ramadhani, R. N. (2024). Uji Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan Gel Ekstrak Etanol Bunga Kertas (Bougenvillea glabra). Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik, 21(1), 96-105.

Anggia, F. T., Yuharmen, Y., & Balatif, N. (2014). Perbandingan Isolasi Minyak Atsiri dari Bunga Kenanga (Cananga Odorata (Lam.) Hook. F & Thoms) Cara Konvensional dan Microwave Serta Uji Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan (Doctoral dissertation, Riau University).

Husnayanti, A., Pratiwi, A. P., & Sudirman, M. S. (2024). Potensi Minyak Atsiri Bunga Kenanga (Cananga odorata) dari Pulau Bangka sebagai Kandidat Antiseptik. JURNAL KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG, 12(1), 37-51.

Sari, Y. E. S. (2017). Efektivitas Perasan Daun Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus.

Azzahra, F., Wiastuti, A., & Rusmadi, R. (2023). Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Etil Asetat dan n-Heksan Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Julita Puspita
EditorJulita Puspita
Follow Us