7 Hewan Unik di Taman Nasional Batang Gadis, Ada Lemur Terbang!

Taman Nasional (TN) Batang Gadis merupakan kawasan konservasi yang terletak di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara. Namanya diambil dari Sungai Batang Gadis yang mengalir di dalam kawasan ini. Luas taman nasional yang termasuk bagian dari Pegunungan Bukit Barisan ini adalah 72.803,75 hektar. Topografinya mayoritas berbentuk perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian antara 300 hingga 2.145 mdpl.
Meski tergolong kecil, keanekaragaman hayati TN Batang Gadis bisa dibilang cukup tinggi. Ada lebih dari 200 spesies burung, 44 spesies mamalia, dan juga 48 spesies amfibi yang tercatat ada di sini. Banyak hewan langka juga berhabitat di TN Batang Gadis, menjadikannya sebagai kawasan konservasi yang penting bagi Indonesia.
Tertarik mengetahui hewan apa saja yang ada di Taman Nasional Batang Gadis? Simak ulasannya berikut.
1. Harimau sumatra

TN Batang Gadis ialah habitat bagi sang raja rimba, harimau sumatra. Subspesies harimau terkecil ini memang cuma bisa ditemukan di Pulau Sumatra saja dan TN Batang Gadis jadi jadi lanskap penting untuk pelestarian hewan yang berstatus kritis (critically endangered) ini.
Penelitian di tahun 2004 menunjukkan kepadatan populasi predator puncak ini sekitar 1,8 individu per 100 kilometer persegi. Diperkirakan di taman nasional ini ada 29 hingga 103 ekor harimau sumatra dewasa.
Hewan bernama latin Panthera tigris sumatrae ini memiliki corak garis hitam dan bulu berwarna oranye kecoklatan yang memudahkannya untuk berkamuflase dengan lingkungan hutan tropis. Kamuflase tersebut membantunya dalam menyergap mangsa. Beberapa jenis hewan mangsa kegemarannya di TN Batang Gadis ialah tapir, rusa, kijang atau babi hutan.
2. Beruang madu

Helarctos malayanus atau lebih dikenal dengan nama beruang madu juga termasuk mamalia yang bisa kamu temukan di TN Batang Gadis. Beruang madu ialah spesies beruang terkecil di dunia dengan ukuran tubuh antara 1 hingga 1,5 meter saja. Mereka memiliki pola berbentuk U yang khas di bagian dadanya. Tanda ini berwarna kuning keemasan yang kontras dengan bulu tubuhnya yang berwarna hitam legam.
Merupakan hewan omnivora, beruang madu memanfaatkan lidahnya yang panjang untuk memakan madu, buah-buahan, dan juga serangga yang ada di pepohonan. Mereka termasuk spesies kunci yang punya peran penting dalam keseimbangan ekosistem hutan.
Saat ini beruang madu termasuk spesies rentan (vulnerable). Di kawasan sekitar TN Batang Gadis, beberapa kali terjadi konflik antara manusia dan beruang madu. Hal ini dikarenakan maraknya perambahan hutan yang membuat beruang madu memasuki kawasan pertanian atau ladang masyarakat.
3. Kubung

Pernah mendengar hewan bernama kubung? Mamalia kecil ini memang gak banyak diulas di media. Padahal kubung banyak tersebar di hutan tropis kawasan Asia Tenggara, termasuk di TN Batang Gadis.
Hewan bernama latin Galeopterus variegates ini memiliki bentuk fisik yang menyerupai tupai. Panjang tubuhnya sekitar 33--42 centimeter dengan ekor sepanjang 20 sentimeter.
Yang membedakannya dari tupai ialah keberadaan membran bernama patagium yang ada di samping tubuh kubung, tepatnya dari bagian leher hingga ekor. Membran ini membuat kubung bisa meluncur dari satu pohon ke pohon lain, bahkan mencapai jarak 100 meter. Sekilas, kubung akan tampak seperti terbang. Hal ini membuatnya juga dikenal dengan nama sunda flying lemur.
Kubung aktif di malam hari. Mereka ialah herbivor yang suka memakan bagian tumbuhan yang lunak, misalnya bunga, tunas, atau daun muda. Terkadang mereka mengisap getah dari kulit pohon dengan bantuan gigi serinya.
4. Rangkong gading

Rangkong gading, juga dikenal dengan nama enggang gading, merupakan salah satu dari dua ratus spesies burung yang ada di TN Batang Gadis. Burung bernama latin Rhinoplax vigil ini memiliki ukuran tergolong besar, yaitu sekitar 1,2 hingga 1,8 meter. Beratnya berkisar antara 2,6 sampai 3 kilogram.
Mereka punya ciri khas berupa tanduk (casque) di atas paruhnya yang berwarna kuning kemerahan. Rupanya yang memukau membuatnya sering jadi target perburuan hingga kini status populasinya kritis. Padahal burung rangkong gading perlu dilestarikan karena perannya yang penting sebagai penyebar biji di hutan. Mereka amat berjasa dalam meregenerasi pepohonan.
Rangkong gading sendiri merupakan frugivora. Dietnya sangat spesifik yaitu cuma memakan buah ara atau beringin saja. Burung yang punya sifat monogami ini cukup sulit dilihat karena lebih sering bertengger di pohon tinggi. Keberadaan mereka biasanya diketahui dari suaranya yang khas.
5. Poksai sumatra

Burung cantik yang satu ini juga termasuk satwa yang unik di TN Batang Gadis. Garrulax bicolor, atau poksai sumatra, ialah hewan endemik Pulau Sumatra yang dilindungi keberadaannya. Mereka mudah diidentifikasi dari warna tubuhnya yang hitam, dengan kepala berbulu putih dan aksen hitam di sekeliling mata yang membuatnya seperti sedang mengenakan eyeliner. Poksai sumatra sebenarnya cukup pemalu. Seperti rangkong, mereka lebih mudah diketahui eksistensinya dari suara.
Poksai sumatra dulu tersebar di seantero Sumatra, dari Aceh hingga Lampung. Namun, kini populasinya menurun drastis akibat kehilangan habitat dan perburuan. Poksai sumatra rupanya komoditi yang diminati di bisnis perdagangan satwa ilegal, baik di dalam negeri dan mancanegara. Oleh IUCN, poksai sumatra pun dikategorikan sebagai hewan langka (endangered).
6. Ular punai sumatra

Kalau kamu berkesempatan menjelajahi TN Batang Gadis, waspadalah dengan ular yang satu ini! Trimeresurus sabahi barati, juga dikenal dengan nama ular punai mata merah atau sumatran green pitviper, ialah ular berbisa yang kerap berada di pepohonan. Namun, mereka tidak menyerang atau bersikap agresif pada manusia asal tidak diusik.
Ular endemik Sumatra ini diketahui lebih aktif di malam hari dan banyak menghabiskan waktunya di atas pohon. Mereka memangsa hewan berukuran kecil seperti kadal, katak, burung atau tikus.
7. Ular siput

Pernah mendengar ular siput? Asthenodipsas malaccanus ialah reptil kecil pemakan siput. Oleh karenanya, ia dikenal dengan nama ular siput atau slug snake. Mereka tersebar di Sumatra, Malaysia dan Thailand. Di TN Batang Gadis ini mereka pernah terlihat di wilayah STPN II Resor Pastap Julu.
Kamu bisa mengenali ular siput dari ciri fisiknya. Panjangnya sekitar 45 sentimeter dengan sisik berwarna abu atau cokelat kehitaman. Ular yang tidak berbahaya bagi manusia ini lebih aktif di malam hari. Di alam, seringkali mereka menjadi santapan ular yang lebih besar atau mamalia dan burung karnivora.
Memiliki berbagai jenis ular, burung hingga mamalia besar, ekosistem Taman Nasional Batang Gadis teramat kaya. Selain hewan-hewan yang disebutkan di atas, masih banyak hewan unik dan langka lainnya yang bisa kamu lihat di taman nasional ini. Contohnya ialah tapir, rangkong badak dan juga rangkong julang emas. Menakjubkan, bukan?