7 Misteri Pegunungan Tian Shan, dari Legenda Dewa hingga Kutub Ketiga

- Tian Shan dijuluki Gunung Surgawi sejak ribuan tahun lalu, berasal dari bahasa Mandarin yang berarti Gunung Langit atau Gunung Surgawi.
- Tian Shan membentang di lima negara sekaligus, yaitu Cina, Kazakhstan, Kirgistan, Uzbekistan, dan Tajikistan.
- Tian Shan menyimpan dua puncak legendaris, Khan Tengri dan Jengish Chokusu serta dilindungi UNESCO sebagai warisan dunia.
Pernahkah kamu membayangkan gunung yang dijuluki Gunung Surgawi? Itulah Tian Shan, pegunungan raksasa di Asia Tengah yang namanya saja sudah membuat merinding. Dari puncak es abadi hingga kisah legenda kuno, Tian Shan menyimpan misteri yang tak hanya memesona, tapi juga bikin siapa pun terperangah.
Tak sekadar barisan gunung tinggi, Tian Shan adalah saksi sejarah peradaban, tempat pertemuan para dewa dalam mitos, hingga rumah bagi gletser raksasa yang disebut 'Kutub Ketiga'. Mari kita bongkar tujuh fakta unik sekaligus misterius dari salah satu pegunungan terindah di dunia ini.
1. Dijuluki gunung surgawi sejak ribuan tahun

Nama Tian Shan berasal dari bahasa Mandarin, berarti Gunung Langit atau Gunung Surgawi. Julukan ini bukan sekadar puitis, melainkan lahir dari pemandangan puncak gunung yang kerap hilang ditelan awan. Menurut catatan Tiongkok kuno, sebutan ini sudah dikenal sejak Dinasti Han (206 SM—220 M) ketika para pelancong Jalur Sutra melintasi kawasan tersebut—dilansir dari laman resmi UNSECO.
Bayangkan, ribuan tahun lalu orang sudah mengasosiasikan pegunungan ini dengan langit dan keabadian. Tak heran Tian Shan masih dianggap tempat sakral hingga kini.
2. Membentang di lima negara sekaligus

Berbeda dengan gunung yang hanya berdiri di satu negara, Tian Shan adalah raksasa yang membentang sejauh 2.500 km melintasi Cina, Kazakhstan, Kirgistan, Uzbekistan, dan Tajikistan. Panjangnya bisa dibandingkan dengan jarak Jakarta ke Papua. Hal ini dilansir dari kanal digital National Geographic.
Kebesaran ini membuat Tian Shan jadi identitas lintas bangsa. Bagi suku nomaden Asia Tengah, gunung ini adalah “atap dunia” sekaligus rumah.
3. Rumah dua puncak legendaris, Khan Tengri dan Jengish Chokusu

Berdasarkan portal Summit Post, Tian Shan menyimpan dua puncak yang legendaris, yaitu Khan Tengri (7.010 m) dengan bentuk piramid es yang sempurna, serta Jengish Chokusu atau Pik Pobeda (7.439 m) yang merupakan titik tertinggi di seluruh Tian Shan. Menurut para pendaki, Khan Tengri disebut sebagai 'permata es' karena tampak bersinar keemasan saat matahari terbit.
Bagi bangsa nomaden, puncak-puncak ini bukan sekadar batu dan es, melainkan 'penjaga langit'.
4. Dilindungi UNESCO sebagai warisan dunia

Sejak tahun 2013, Tian Shan bagian barat ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO. Alasannya bukan hanya keindahan lanskapnya, tapi juga keanekaragaman hayatinya yang luar biasa. Hutan, padang rumput, dan gletser di sini menjadi rumah bagi spesies langka, termasuk macan salju yang misterius.
Artinya, Tian Shan bukan sekadar destinasi pendakian, tapi juga benteng terakhir kehidupan liar Asia Tengah.
5. Dibalut legenda dewa dan roh langit

Bagi masyarakat nomaden, Tian Shan bukan hanya gunung, tapi dunia para dewa. Menurut legenda Turkic, gunung ini dipercaya sebagai tempat tinggal Tengri, dewa langit dalam kepercayaan kuno Asia Tengah—dilansir dari laman Central Asia Guide.
Inilah yang membuat pegunungan ini sering jadi lokasi ritual, doa, dan mitos yang diwariskan turun-temurun. Bahkan sampai sekarang, aura magis Tian Shan tetap melekat kuat.
6. Surga gletser, dijuluki ‘kutub ketiga dunia’

Tahukah kamu? Tian Shan punya ribuan gletser, termasuk Gletser Inylchek yang panjangnya sekitar 60 km. Karena begitu banyak es abadi, kawasan ini disebut sebagai Kutub Ketiga Dunia, setelah Arktik dan Antartika—dikutip dari buku yang bertajuk Polar Environments and Global Change Chapter 8 The Third Pole.
Gletser ini bukan hanya indah, tapi juga sumber air utama bagi jutaan orang di Asia Tengah. Jika mencair akibat perubahan iklim, dampaknya bisa mengancam kehidupan seluruh kawasan.
7. Jalur sutra pernah membelah Tian Shan

Di masa lampau, para pedagang Jalur Sutra harus melewati celah-celah berbahaya di Tian Shan untuk membawa sutra, rempah, dan keramik menuju Eropa. Catatan sejarah menunjukkan bahwa celah Terek Pass dan Torugart Pass jadi jalur penting dalam perdagangan internasional.
Artinya, Tian Shan bukan hanya saksi alam, tapi juga saksi sejarah pertukaran budaya, ekonomi, dan ide besar yang menghubungkan dunia Timur dan Barat—dilansir dari laman resmi UNESO Silk Roads Programme.
Pegunungan Tian Shan adalah lebih dari sekadar deretan puncak bersalju. Ia adalah gabungan antara misteri, legenda, keindahan, dan sejarah yang membuatnya layak disebut Gunung Surgawi. Dari gletser raksasa hingga kisah para dewa, Tian Shan terus memikat imajinasi manusia sejak ribuan tahun lalu.
Mungkin kita tidak semua bisa menginjakkan kaki ke sana, tapi cukup dengan mengenalnya, kita bisa belajar bahwa gunung bukan hanya batu dan salju. Ia adalah simbol kehidupan, mitos, dan peradaban yang terus berdiri menantang waktu.