7 Primata dengan Ekor Terpanjang di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia

- Lemur Ekor Cincin (Lemur catta) memiliki ekor panjang mencapai sekitar 60 cm, sementara tubuhnya berkisar antara 39–46 cm dengan berat 2,2–3,5 kg.
- Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) memiliki ekor sekitar 50-60 cm, lebih panjang daripada tubuhnnya yang hanya 40-47 cm.
- Monyet Howler (Alouatta spp.) memiliki panjang tubuh monyet howler dewasa mencapai 56–91 cm, sedangkan ekornya bisa mencapai 58–91 cm.
Primata adalah kelompok hewan yang dikenal cerdas, lincah, dan memiliki keunikan masing-masing. Salah satu ciri yang menonjol dari beberapa spesies primata adalah ekornya yang panjang, bahkan sering kali lebih panjang dari tubuhnya sendiri. Ekor ini memiliki fungsi penting, mulai dari menjaga keseimbangan, membantu memanjat, hingga menjadi alat komunikasi dengan kelompok.
Beberapa primata dengan ekor terpanjanng tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Menariknya, ekor panjang ini juga menjadi ciri khas yang membedakan mereka dari spesies lain. Yuk, simak daftar primata dengan ekor terpanjang berikut ini!
1. Lemur Ekor Cincin (Lemur catta)

Lemur ekor cincin merupakan hewan endemik Madagaskar yang terkenl dengan kemampuan adaptasinya. Mereka dapat hidup di berbagai ekosistem, mulai dari hutan berduri hingga hutan gugur kering. Namun, habitat asli mereka umumnya berada di lingkungan yang keras dan gersang, dengan variasi suhu serta curah hujan musiman yang ekstrem.
Nama “lemur ekor cincin” berasal dari corak khas ekornya yang berpola cincin hitam dan putih. Dilansir laman Wisconsin National Primate Research Center, primata ini memiliki ekor panjang mencapai sekitar 60 cm, sementara tubuhnya berkisar antara 39–46 cm dengan berat 2,2–3,5 kg. Uniknya, meskipun ekor mereka panjang, ekor tersebut tidak berfungsi untuk meraih atau menggenggam benda, melainkan membantu menjaga keseimbangan sekaligus menjadi sinyal visual dalam kelompok.
2. Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

Monyet ekor panjang atau dikenal juga sebagai monyet kra, merupakan primata cerdas yang sering disebut kera pemakan kepiting. Julukan ini muncul karena kemampuannya berenang dan menyelam untuk mencari makan, terutama kepiting dan hewan air kecil lainnya. Spesies ini endemik Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Kamboja, Singapura hingga Filipina, serta menyebar sampai Asia Selatan seperti India dan Bangladesh.
Menurut laman New England Primate Conservancy, nama monyet ini berasal dari ukuran ekornya yang sangat panjang, yaitu sekitar 50-60 cm, lebih panjang daripada tubuhnnya yang hanya 40-47 cm. Ekor tersebut berfungsi penting untuk menjaga keseimbangan saat bergerak lincah di pepohonan. Sayangnya, menurut IUCN, monyet ekor panjang kini masuk dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah akibat hilangnya habitat dan perburuan.
3. Monyet Howler (Alouatta spp.)

Monyet howler atau monyet lolong dikenal sebagai spesies monyet paling berisik di dunia. Suara keras mereka digunakan untuk menandai wilayah kekuasaan sekaligus memperingatkan kelompok lain untuk menjauh. Primata ini hidup di hutan Amerika Tengah dan Selatan, menghabiskan hampir seluruh hidupnya di atas pohon, dan jarang sekali turun ke tanah kecuali untuk mencari makan saat kemarau.
Makanan utama monyet howler berupa daun, buah-buahan, kacang-kacangan, dan bunga yang juga menjadi sumber air bagi mereka. Keunikan monyet ini terletak pada ekornya yang prehensil, yaitu mampu mencengkram dahan dengan kuat untuk membantu saat bergerak atau makan. Menurut laman National Geographic Kids, panjang tubuh monyet howler dewasa mencapai 56–91 cm, sedangkan ekornya bisa mencapai 58–91 cm.
4. Monyet Laba-Laba (Ateles spp.)

Monyet laba-laba adalah sebutan untuk beberapa jenis spesies monyet Dunia Baru dari keluarga Atelidae. Primata ini berukuran besar dan hidup di hutan hujan tropis, mulai dari Meksiko di bagian utara hingga Bolivia selatan. Nama mereka berasal dari bentuk tungkai dan ekor yang panjang, sehingga saat bergelantung atau berayun di dahan terlihat menyerupai kaki laba-laba.
Ekor monyet laba-laba bersifat prehensil, berfungsi layaknya anggota tubuh kelima. Ekor ini mampu menopang seluruh berat badan mereka, memungkinkan untuk bergantung di dahan sambil membebaskan tangan agar bisa memanjat atau mencari makanan. Monyet laba-laba jantan memiliki panjang ekor sekitar 63–82 cm, sedangkan monyet laba-laba betina panjang ekornya mencapai 75–92 cm, dilansir laman Animal Corner.
5. Langur Berwajah Ungu (Semnopithecus vetulus)

Langur berwajah ungu, juga dikenal sebagai monyet daun berwajah ungu, adalah primata endemik Sri Lanka. Spesies ini banyak ditemukan di pinggiran Kota Colombo dan daerah dengan suhu tinggi serta kelembapan sepanjang tahun. Ciri khas mereka adalah tubuh yang didominasi warna cokelat, wajah gelap tanpa bulu, serta mahkota bulu berwarna cokelat di bagian kepala.
Dilansir laman New England Primate Conservancy, langur berwajah ungu merupakan spesies arboreal berekor panjang. Ekor jantan dapat mencapai 67–85 cm, sedangkan betina memiliki ekor sepanjang 59–82 cm. Panjang ekor yang melebihi ukuran tubuh ini membantu mereka menjaga keseimbangan dengan sangat baik saat berlari melintasi cabang pohon di hutan tropis.
6. Monyet Ekor Merah (Cercopithecus ascanius)

Monyet ekor merah berasal dari Afrika Tengah, terutama di sebelah timur Sungai Lualaba di Republik Demokratik Kongo. Persebarannya juga meliputi Uganda, Rwanda, Tanzania, dan Kenya, bahkan hingga ke bagian utara Republik Afrika Tengah dan Sudan Selatan. Habitat mereka beragam, mulai dari hutan tropis, rawa, hingga pegunungan dan dataran rendah, baik primer maupun sekunder.
Ciri khas monyet ini adalah adanya kantong pipi besar yang memungkinkan mereka menyimpan makanan dengan cepat sebelum berpindah ke lokasi lain untuk mengonsumsinya. Menurut penjelasan laman National Zoo, monyet ekor merah memiliki panjang tubuh sekitar 30–61 cm, sedangkan ekornya bisa mencapai 89 cm. Ekor yang panjang ini sangat membantu mereka dengan menjaga keseimbangan saat bergerak lincah antara pepohonan hutan.
7. Monyet Hidung Pesek Emas (Rhinopithecus roxellana)

Monyet hidung pesek emas adalah primata yang hidup di daerah pegunungan barat daya Tiongkok, termasuk sepanjang Dataran Tibet dan meluas hingga ke selatan Provinsi Gansu. Habitat alaminya berada di hutan gugur dan kawasan pegunungan dengan iklim yang cukup ekstrem.
Menurut laman Animal Spot, monyet hidung pesek emas jantan memiliki panjang tubuh sekitar 58–68 cm, sedangkan betina umumnya lebih kecil dengan panjang 47–52 cm. Ekornya juga relatif panjang, berkisar antara 56–72 cm. Selain itu, mereka memiliki bulu tebal berwarna keemasan yang berfungsi menjaga tubuh tetap hangat saat menghadapi musim dingin yang keras.
Itulah tujuh primata dengan ekor terpanjang di dunia. Keberadaan primata dengan ekor terpanjang menunjukkan betapa uniknya cara hewan-hewan ini beradaptasi dengan lingkungannya. Karena itu, menjaga kelestarian primata ini bukan hanya tentang melestarikan keanekaragaman hayati, tetapi juga merawat warisan alam yang luar biasa.