Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Fakta Unik Kucing Pasir, Penghuni Gurun yang Sulit Dideteksi!

Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/ErRu)
Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/ErRu)

Kucing pasir merupakan kucing liar kecil yang menghuni gurun berbatu dan berpasir. Panjang tubuhnya kisaran 39-52 cm, tingginya 24-36 cm, dengan berat 1.5-3.4 kg. Mereka berada dalam genus Felis dan memiliki nama ilmiah Felis margarita. Kucing pasir mungkin terlihat seperti kucing domestik, tapi kakinya lebih berbulu lebat, telinga lebar, dan kepribadian yang misterius.

Warna bulunya seperti pasir pucat gurun itu bisa menjadi kamuflase yang sangat berguna bagi mereka. Tertarik mengenalnya lebih jauh? Fakta berikut ini bisa membantumu!

1. Wilayah penyebaran kucing pasir

Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/TimVickers)
Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/TimVickers)

Kucing pasir menghuni tiga wilayah berbeda di dunia, mereka berada di Gurun Sahara Afrika yang membentang melalui Algeria, Niger dan Maroko. Penyeberannya berlanjut hingga Semananjung Arab dan juga beberapa bagian di Asia Tengah termasuk Turkmenistan, Iran, Pakistan dan Afghanistan. Smithsonian’s National Zoo and Conservation Biology Institute menginformasikan bahwa kucing pasir lebih menyukai habitat kering dengan sedikit tumbuhan.

Kucing pasir juga menghuni dataran kering dan lembah berbatu yang kondisinya ekstrim. Suhu permukaan bisa mencapai 51 derajat celcius di siang hari, lalu turun hingga -0,5 derajat celcius saat malam hari. Mereka menyukai medan datar atau berbukit dan akan bersembunyi di dalam liang saat suhunya terlalu ekstrim.

2. Kucing pasir merupakan satu-satunya kucing yang secara khusus hidup di gurun

Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/TimVickers)
Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/TimVickers)

Beberapa kucing melewati lanskap gurun, tapi hanya kucing pasir yang hidup secara eksklusif di gurun berbatu maupun berpasir. Karenanya, mereka memiliki dua cara utama untuk beradaptasi dengan iklim ekstrim di habitatnya. Kucing pasir mempunyai bulu tebal di kakinya, termasuk di antara jarinya, itu membantu mereka mengatasi panasnya gurun saat siang hari dan dinginnya gurun di malam hari.

Dilansir Treehugger, kucing pasir yang menghuni gurun di Asia Tengah memiliki bulu musim dingin dengan bulu penyekat yang panjangnya mencapai 5,08 cm, lho. Kucing pasir juga tidak terlalu membutuhkan air, mereka bisa bertahan selama berminggu-minggu tanpa meminum air sebab mendapatkan asupan air dari mangsa yang dikonsumsinya.

3. Telinga besar kucing pasir sangat berguna!

Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/Clement Bardot)
Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/Clement Bardot)

Selain apa yang disebutkan sebelumnya, kucing pasir juga memiliki telinga lebar yang berguna baginya. Telinga tersebut bisa mendengar mangsa yang menggali liang dan juga berfungsi sebagai termoregulasi, jelas Fact Animal. Volume ekstra di saluran telinga bisa menangkap bunyi yang jauh lebih rendah dari tanah gurun, sekitar 8 dB, itu lima kali lebih besar dari kucing domestik.

4. Kucing pasir menjelajah 10 km di malam hari untuk mencari makan

Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/Malene Thyssen)
Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/Malene Thyssen)

Kucing pasir biasanya beristirahat di sarang bawah tanah saat siang hari dan baru berburu di malam hari. Menakjubkannya, mereka bisa menjelajah sejauh 10 km dalam semalam hanya untuk mencari makanan, lho. Kucing pasir banyak memangsa hewan pengerat, terwelu, burung, reptil dan bahkan serangga, dilansir Animalia.

5. Kucing pasir berbagi sarang dengan yang lain

Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/Ronincmc)
Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/Ronincmc)

Kucing pasir hidup di dalam liang, itu merupakan tempat yang cocok untuk berlindung dari panas dan dinginnya gurun. Menariknya, mereka sebenarnya tidak masalah berbagi sarang dengan yang lain, tapi tidak di waktu yang bersamaan. Kucing pasir akan bergantian untuk menempati sarang tersebut. Mereka hampir sepenuhnya penyendiri, jadi ini adalah cara yang cocok untuk menghindari pertarungan dan tetap menjaga kesendiriannya yang damai.

6. Kucing pasir sangat ahli menggali

Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/TimVickers)
Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/TimVickers)

Ketika kucing pasir tidak keluar dari sarangnya, mereka menghabiskan waktunya untuk menggali liang untuk menghindari panas. Terdapat kucing pasir yang memiliki panjang liang mencapai 4,5 meter, lho. Cakarnya tidak bisa ditarik sepenuhnya sehingga itu membantunya menggali lebih mudah, walaupun itu bisa saja membuat cakarnya tumpul.

Walaupun mereka menggali liang sendiri, terkadang kucing pasir juga akan menggunakan liang yang telah ditinggalkan oleh hewan lainnya. Itu bisa liang dari tupai tanah dan memilih untuk memperbesarnya.

7. Kucing pasir menggonggong seperti anjing

Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/Rajith-chemmad)
Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/Rajith-chemmad)

Kucing pasir sepertinya cukup pendiam, tapi saat memutuskan untuk bersuara, kamu mungkin bisa kaget mendengarnya. Saat memasuki musim kawin, mereka mulai mencari pasangan dengan mengeluarkan vokalisasi meow atau bahkan gonggongan seperti anjing. Suaranya terdengar seperti suara anjing chihuahua bernada tinggi.

8. Sangat sulit mendeteksi keberadaan kucing pasir

Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/TimVickers)
Kucing pasir (commons.m.wikimedia.org/TimVickers)

Kucing pasir memang sulit untuk dideteksi, baik itu oleh pemangsa maupun peneliti. Bulu di bagian bawah kakinya tidak hanya berfungsi untuk membantunya tetap sejuk saat berjalan di atas gurun yang panas, itu juga memiliki fungsi lain, lho. Bulu tersebut membuatnya tidak tenggelam saat melintasi pasir sehingga mereka tidak meninggalkan jejak kaki yang bisa diikuti.

Selain itu, kucing pasir juga sangat cerdas sebab mereka akan menutup matanya di malam hari ketika manusia mendekatinya. Itu dilakukannya agar tidak menghasilkan refleksi dan sepenuhnya menyatu dengan lingkungannya.

Kucing menggemaskan yang sangat unik, bukan? Mereka memiliki berbagai adaptasi fisik untuk membantunya bertahan hidup di lingkungan ekstrem seperti gurun. Mungkin agak sulit bagimu untuk melihat mereka walaupun kamu mengunjungi habitatnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us