Bagaimana Gurun Pasir Bisa Terbentuk? Ini Penjelasannya

- Gurun pasir terbentuk karena menerima kurang dari 10 inci curah hujan per tahun, dengan 20% permukaan bumi adalah gurun yang tersebar di wilayah dengan kondisi iklim ekstrem.
- Fenomena 'bayangan hujan' menyebabkan terbentuknya gurun seperti Gurun Mojave di Amerika Serikat dan Gobi di Asia, serta kondisi kering di subtropis seperti Sahara dan Chihuahuan.
- Beberapa gurun pantai memiliki suhu dingin, dipengaruhi oleh arus laut yang dingin, seperti Gurun Atacama di Chili dan Namib di Afrika Barat Daya, yang tetap mendukung kehidupan meskipun sangat kering.
Gurun pasir, dengan hamparan pasirnya yang luas dan tandus, seringkali dianggap sebagai tempat yang tandus dan tidak ramah. Namun, tahukah kamu bahwa gurun pasir terbentuk melalui proses-proses alam yang sangat menarik?
Mulai dari faktor cuaca yang ekstrem, semuanya berperan dalam membentuk lanskap gurun yang kita lihat saat ini. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang bagaimana gurun pasir bisa terbentuk dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1. Apa itu gurun, dan mengapa mereka kering?

Dilansir Britannica, gurun adalah area yang menerima kurang dari 10 inci curah hujan per tahun. Meskipun banyak orang membayangkan gurun sebagai lautan pasir panas, ada juga gurun dingin seperti Antartika, yang sebenarnya merupakan salah satu gurun terbesar di dunia. Geographical juga melaporkan bahwa, sekitar 20% permukaan bumi adalah gurun, dan mereka tersebar di berbagai wilayah dengan kondisi iklim yang ekstrem.
Kekeringan di gurun disebabkan oleh pola cuaca global yang menghalangi pembentukan awan dan hujan. Contohnya di daerah subtropis seperti Sahara, udara panas yang naik dari khatulistiwa kehilangan kelembapannya saat mencapai atmosfer atas. Udara ini kemudian turun kembali dalam bentuk angin kering yang memicu kondisi gersang. Proses ini dikenal sebagai sel Hadley, dinamai dari George Hadley, seorang meteorolog amatir abad ke-18.
2. Fenomena bayangan hujan

Fenomena 'bayangan hujan' adalah salah satu cara terbentuknya gurun. Ketika angin lembap dari laut bertemu dengan pegunungan tinggi, udara harus naik dan mendingin, sehingga menyebabkan hujan di sisi pegunungan yang pertama kali ditemui angin. Namun, setelah udara melewati puncak gunung, udara itu menjadi kering dan hangat ketika turun di sisi lainnya, yang akhirnya menciptakan daerah kering yang disebut bayangan hujan.
Contohnya, Gurun Mojave di Amerika Serikat berada di area bayangan hujan yang dipengaruhi oleh Pegunungan Sierra Nevada. Death Valley, yang ada di dalam Gurun Mojave, adalah salah satu tempat paling panas dan kering di dunia karena pengaruh bayangan hujan dan jaraknya yang jauh dari sumber air. Proses ini juga menjelaskan mengapa beberapa gurun besar seperti Gobi di Asia terbentuk di cekungan daratan yang jauh dari pantai.
3. Gurun subtropis: Panas ekstrem

Gurun subtropis seperti Sahara dan Chihuahuan terbentuk di wilayah yang terletak antara 15° hingga 30° di utara dan selatan ekuator. Daerah ini dipengaruhi oleh angin global yang menyebabkan udara kering turun dari atmosfer atas. Udara yang turun ini sudah kehilangan kelembapannya saat bergerak naik di dekat ekuator, sehingga ketika turun kembali, udara tersebut menciptakan kondisi yang sangat kering dan gersang.
Dilansir Britannica, sistem tekanan tinggi subtropis yang semi-permanen sering kali mendominasi wilayah ini. Sistem ini menahan udara tetap stabil dan kering, mencegah pembentukan awan dan hujan. Contohnya, Gurun Sahara, yang mencakup 9,2 juta kilometer persegi, adalah hasil dari kombinasi pola angin global dan minimnya sumber air di wilayah tersebut.
4. Gurun pantai: Dingin dan berkabut

Tidak semua gurun itu panas seperti yang sering kita duga. Beberapa gurun pantai, seperti Atacama di Chili dan Namib di Afrika Barat Daya, justru memiliki suhu yang lebih dingin karena dipengaruhi oleh arus laut yang dingin.
Angin dingin yang datang dari laut kemudian bertemu dengan angin lokal, mereka akan menghasilkan kabut tebal yang jarang berubah menjadi hujan. Meskipun kabut ini hanya memberi sedikit kelembapan, tumbuhan dan hewan di sana tetap bisa bertahan karena mereka sudah beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Menurut Geographical, Gurun Atacama adalah salah satu tempat paling kering di dunia, dengan hujan rata-rata kurang dari 1 mm per tahun. Meski begitu, kehidupan masih bisa berkembang, terutama di daerah pegunungan yang lebih subur di sekitarnya.
5. Bahaya desirtifikasi

Salah satu penyebab utama desertifikasi adalah aktivitas manusia, seperti terlalu banyaknya hewan ternak merumput (penggembalaan berlebihan) dan penebangan hutan. Sejarawan David Wright berpendapat bahwa manusia purba juga berperan dalam terbentuknya Gurun Sahara sekitar 11.000 tahun lalu akibat aktivitas peternakan mereka. Ketika terlalu banyak hewan ternak merumput, tanaman-tanaman yang menjaga tanah menjadi rusak. Akibatnya, tanah menjadi mudah terbawa angin atau air, dan lama-kelamaan berubah menjadi gurun.
Namun, masih ada harapan. Proyek seperti "Great Green Wall" yang diluncurkan di Sahel berusaha untuk menanam pohon sepanjang 8.000 km guna melawan desertifikasi. Selain itu, komunitas adat, seperti suku Aborigin di Australia, juga ikut dengan menggunakan pengetahuan tradisional mereka untuk mengelola sumber daya air dengan bijak. Dengan bekerja sama dengan komunitas yang memiliki pengetahuan tersebut, desertifikasi diharapkan bisa dicegah.
Dengan informasi yang lebih lengkap ini, semoga kamu bisa lebih paham bagaimana gurun pasir terbentuk, dari pengaruh alam hingga interaksi manusia dengan lingkungan sekitar. Jadi, meskipun gurun terlihat seperti tempat yang tandus, sebenarnya ada banyak hal menarik yang terjadi di balik terbentuknya gurun tersebut!