Benarkah Candi Borobudur Tidak Masuk Tujuh Keajaiban Dunia?

- Tujuh Keajaiban Dunia adalah gelar untuk arsitektur kuno yang dibuat oleh masyarakat Mediterania dan Timur Tengah.
- Pada awalnya, Tujuh Keajaiban Dunia berasal dari catatan para penjelajah Hellenic yang berkeliling ke Mesir Kuno, Babilonia, hingga Persia.
- Candi Borobudur tidak masuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia Kuno maupun Baru.
Salah satu hal yang mungkin pernah kita dengar tentang salah satu struktur paling unik di Indonesia, yaitu Candi Borobudur, ialah masuknya bangunan ini dalam Tujuh Keajaiban Dunia. Kalau berdasarkan ungkapan tersebut, artinya Candi Borobudur masuk dalam kategori yang sama seperti Piramida Mesir, Tembok Besar China, Koloseum di Italia, Petra di Jordania, dan sebagainya. Akan tetapi, belakangan ada pembahasan soal status dari Tujuh Keajaiban Dunia dari Candi Borobudur.
Pembahasan itu secara garis besar mempertanyakan soal kebenaran status Tujuh Keajaiban Dunia dari candi terbesar di dunia itu. Lantas, sebenarnya apakah Candi Borobudur benar-benar masuk dalam jajaran Tujuh Keajaiban Dunia? Namun, sebelum menjawab itu, sebenarnya apa, sih, Tujuh Keajaiban Dunia dan bagaimana cara kita mengklasifikasikannya? Yuk, cari tahu jawaban lengkapnya lewat artikel berikut ini!
1. Awal mula terciptanya sebutan Tujuh Keajaiban Dunia

Pada dasarnya, Tujuh Keajaiban Dunia merupakan sebuah capaian gelar bagi peradaban kuno terhadap jenis arsitektur yang berhasil mereka ciptakan kala itu. Pemberian gelar ini umumnya dilakukan oleh masyarakat Mediterania kuno dan Timur Tengah kuno. Karena itu, wajar kalau pada awalnya seluruh struktur yang masuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia berasal dari sana, mengutip Britannica.
Dalam catatan sejarah, setidaknya manusia sudah mulai melabeli 7 struktur sebagai 7 keajaiban dunia pada abad ke-2 hingga 1 SM. Seorang penulis bernama Antipater of Sidon jadi orang yang pertama menulis tentang daftar Tujuh Keajaiban Dunia lewat sebuah puisi pendek dan kemudian disusul oleh seorang ahli matematika asal Kekaisaran Bizantium, Philon. Pada daftar awal ini, struktur yang masuk dalam keajaiban dunia tentunya adalah struktur yang sudah berdiri kokoh sebelum abad ke-2 SM.
Dilansir National Geographic, daftar yang dibuat Antipater of Sidon sendiri sebenarnya berasal dari catatan para penjelajah Hellenic yang berasal dari Yunani Kuno. Kala itu, para penjelajah ini berkeliling ke berbagai tempat, mulai dari Mesir Kuno, Babilonia, hingga Persia. Mereka sambil mencatat berbagai struktur menarik yang mereka jumpai dalam perjalanan. Catatan tentang struktur yang mereka jumpai itu kemudian disusun sehingga membentuk daftar pertama dari Tujuh Keajaiban Dunia.
2. Bagaimana cara menentukan suatu tempat menjadi Tujuh Keajaiban Dunia?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada awal daftar tersebut dibuat, penentuan Tujuh Keajaiban Dunia berasal dari para penjelajah yang mencatat sebuah struktur dalam perjalanan mereka. Struktur yang dicatat pun bukan sembarang struktur, melainkan mahakarya arsitektur yang bisa dibilang sangat maju pada zamannya. Daftar pertama Tujuh Keajaiban Dunia ini bertahan hingga ribuan tahun sebelum akhirnya kita mengganti cara penentuannya pada awal 2000.
Dilansir Britannica, alasan mengapa daftar Tujuh Keajaiban Dunia ini perlu diperbaharui pada awal milenium karena hanya Piramida Giza yang masih tersisa dari daftar awal. Oleh karena itu, salah satu lembaga yang berada di Swiss mengajak masyarakat dunia untuk memilih daftar Tujuh Keajaiban Dunia Baru. Rencana itu disambut baik oleh masyarakat dunia karena menghasilkan lebih dari 100 juta pemilih dari 200 struktur yang masuk dalam daftar awal.
Jadi, sepanjang sejarah manusia, ada dua metode pemilihan Tujuh Keajaiban Dunia. Bagi masyarakat terdahulu, pemilihan daftar ini terbatas dari catatan para penjelajah yang mengelilingi Dunia Lama (Asia, Eropa, dan Afrika). Sementara, pada era modern, masyarakat dunia secara sukarela memilih sendiri 7 dari 200 bangunan yang diajukan sebagai keajaiban dunia dari berbagai belahan Bumi.
3. Faktanya, Candi Borobudur memang tidak pernah masuk dalam daftar tersebut

Dari 2 daftar 7 keajaiban, baik yang baru ataupun lama, ternyata Candi Borobudur memang tidak pernah masuk dalam jajaran ini. Bagi daftar yang lama memang mustahil kalau candi Buddha terbesar di dunia ini masuk ke dalamnya karena diperkirakan dibangun pada abad ke-8 sampai 9 atau sekitar tahun 778 Masehi. Sementara, bangunan yang masuk dalam daftar pertama tentu merupakan struktur yang rampung sebelum abad ke-2 SM.
University at Albany melansir bahwa Tujuh Keajaiban Dunia Kuno atau yang pertama terdiri atas bangunan-bangunan berikut:
- Piramida Giza yang dibangun pada 2.570 SM,
- Taman Gantung Babilonia yang dibangun pada 600 SM,
- Kuil Artemis di Ephesus yang dibangun pada 550,
- Patung Zeus di Olympia pada 430 SM,
- Mausoleum di Halicarnassus yang dibangun pada 352 SM,
- Colossus of Rhodes yang dibangun pada 282 SM, dan
- Mercusuar Pharos di Alexandria yang dibangun pada 280 SM.
Di lain sisi, pada daftar Tujuh Keajaiban Dunia Baru, Candi Borobudur juga tidak masuk dalam daftar. Akan tetapi, sebenarnya Candi Borobudur memang sempat menjadi salah 1 nominasi awal dari 7 keajaiban dunia. Sayangnya, struktur menakjubkan asal Indonesia itu tidak lolos pada pemilihan selanjutnya. Jadi, candi ini tidak bisa mendapatkan gelar sebagai Tujuh Keajaiban Dunia.
Biarpun begitu, Candi Borobudur tetap memiliki sederet gelar prestisius. Seperti yang sudah diketahui bersama, candi ini merupakan monumen candi Buddha terbesar di dunia dengan luas sekitar 2.520 meter persegi. Candi yang dibangun pada masa dinasti Syailendra ini punya 72 stupa melingkar dan dibangun dengan struktur punden berundak. Bangunan ini pun dijadikan Situs Warisan Dunia (World Cultural Heritage) dari UNESCO sejak 1991.
4. Inilah ketujuh tempat yang jadi keajaiban dunia sekarang

Bicara tentang Tujuh Keajaiban Dunia Baru, pemilihan yang dilakukan lembaga di Swiss pada 2001 itu rampung pada 2007. Pada fase pemilihan akhir pada tahun yang sama, sejumlah ahli diajak untuk menentukan bangunan mana saja yang layak menyandang gelar ini, salah satunya Presiden UNESCO kala itu, Federico Mayor. Hasilnya kemudian dipaparkan pada 7 Juli 2007.
Berikut ini adalah daftar Tujuh Keajaiban Dunia Baru, mengutip Scala Archives:
- Chichén Itzá di Meksiko yang dibangun pada abad ke-9,
- Taj Mahal di India yang dibangun pada tahun 1632,
- Patung Kristus Penebus di Brasil yang dibangun pada tahun 1926,
- Petra di Yordania yang dibangun antara abad ke-4 sampai 2 SM,
- Tembok Besar China yang dibangun pada abad ke-7 SM dan selesai pada 220 SM,
- Machu Picchu di Peru yang dibangun pada tahun 1450, dan
- Koloseum di Italia yang dibangun pada tahun 72 M.
Jadi, pada dasarnya, ungkapan kalau Candi Borobudur masuk dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia itu keliru. Candi yang terletak di Jawa Tengah ini tak pernah masuk daftar itu, baik versi lama maupun baru. Akan tetapi, bukan berarti rasa bangga kita pada bangunan ini harus luntur begitu saja.
Pasalnya, gaya arsitektur dari candi ini bisa dibilang merupakan akulturasi antara budaya Buddha di India dengan masyarakat asli Indonesia. Metode pembangunannya pun terbilang sangat maju untuk zamannya. Jadi, wajar kalau UNESCO tetap melabeli bangunan ini sebagai Situs Warisan Dunia. Kamu sudah pernah berkunjung ke Candi Borobudur, belum?