Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bisakah Ular Menyelinap ke dalam Pesawat?

ilustrasi ular (pixabay.com/Katy_Heejin)

Kamu pernah nonton film Snakes on a Plane (2006)? Kalau pernah, pasti kamu ngerasain banget tegangnya berada di dalam pesawat yang dipenuhi segerombolan ular berbisa. Belum lagi, pesawat terbang tinggi dan membawa banyak penumpang.

Kalau dipikir-pikir, kisah semacam ini mustahil banget bisa terjadi di dunia nyata. Faktanya, ular-ular yang menyelinap atau sengaja diselundupkan ke pesawat merupakan fenomena yang umum, lho. Kok bisa, ya?

Ternyata reptil ini sangat pandai melata atau merayap ke dalam kargo pesawat. Bahkan, ada pekerjaan memeriksa pesawat dari ancaman ular. Meski sudah diperiksa, petugas bisa saja gagal mengetahui keberadaan ular dan ular pun benar-benar masuk ke pesawat. Jika kamu penasaran, kita cari tahu, yuk! Simak sampai akhir agar pengetahuanmu seputar satwa liar semakin luas.

1. Ular dapat bertahan hidup di ketinggian dan suhu dingin saat pesawat terbang

ilustrasi pesawat terbang (pexels.com/Juan Sebastian Calderon)

Ternyata ular punya banyak cara untuk masuk ke pesawat komersial tanpa diketahui siapa pun. Biasanya, ular masuk pesawat lewat roda pesawat dan area kargo. Dikutip Travel and Leisure, meski suhu kargo relatif dingin saat pesawat terbang, ular bisa beradaptasi dengan suhu tersebut, lho.

Tak hanya itu, ular mampu menahan kekuatan angin kencang hingga 300 mph atau 482,8 km per jam. Di sisi lain, ular bisa bertahan dalam suhu di bawah titik beku -12 derajat celsius. Pada 2013, misalnya, dalam penerbangan dari Cairns di Australia utara ke Papua Nugini, seekor ular piton sepanjang 3,6 meter tergantung di sayap pesawat komersial. Ia mampu bertahan hidup dalam perjalanan sejauh 800 kilometer pada ketinggian 9.144 meter di udara.

2. Penerbangan domestik terganggu karena kehadiran ular

ilustrasi kursi penumpang dalam pesawat (pixabay.com/Michael Pointner)

Penumpang pesawat komersial Malaysia yang terbang dari Kuala Lumpur ke kota metropolitan Tawau dialihkan rutenya ketika awak pesawat melihat sejenis reptil yang sedang melata. Saat diamati lagi, reptil itu adalah ular, yang sedang merayap di antara lampu kompartemen bagasi penumpang. Hal ini pertama kali diketahui ketika seorang penumpang melihat bayangan yang merayap ke sana kemari.

Saat ular itu ingin merayap ke arah penumpang dan takut jika terjadi kericuhan di dalam pesawat, pilot lantas mendaratkan pesawat secara darurat di bandara setempat, yaitu Kota Kuching, Malaysia. Pesawat itu difumigasi sebelum penumpang diizinkan kembali dan melanjutkan penerbangan mereka ke tujuan awal, yakni Tawau.

Hal serupa terjadi pada 2024. Penerbangan AirAsia dari Bangkok ke Phuket sempat ricuh karena terlihatnya seekor ular di kompartemen bagasi di atas kursi penumpang. Sama seperti kasus sebelumnya, video penemuan ular di pesawat ini juga viral di TikTok. Yap, ini hanya segelintir penemuan ular di dalam pesawat.

3. Tidak hanya melata sendiri, ular juga bisa diselundupkan ke dalam pesawat komersial

ilustrasi ular kobra (pexels.com/Anil Sharma)

Meski ular bisa masuk pesawat tanpa diundang, ternyata ular juga bisa lho, diselundupkan oleh penumpang, seperti cerita dalam film Snake on Plane. Pasalnya, pada 2012, keributan terjadi ketika seorang pemilik toko reptil menyelundupkan ular kobra mesir miliknya ke dalam pesawat Egypt Air, yang sedang menuju ke Kuwait dari Kairo, Mesir. Ular kobra berbisa itu keluar dari tas dan membuat kekacauan di dalam pesawat. Sebanyak 90 penumpang menjerit ketakutan dan 1 orang bahkan digigit.

Satu orang yang digigit tersebut adalah pemilik ular yang menyelundupkan ular tersebut. Ia berusaha mengendalikan reptil mematikan itu karena ularnya mulai merayap di bawah kursi penumpang. Laki-laki paruh baya itu bernama Akram Abdul Latif yang berusia 48 tahun. Meski digigit ularnya, ia menolak mendapatkan perawatan medis karena menganggap luka gigitan ularnya ringan.

Namun, sebagaimana yang dijelaskan National Geographic, bisa (racun) ular kobra sangatlah beracun. Satu gigitannya bahkan cukup untuk membunuh sekitar 20 orang atau 1 gajah. Namun, tidak diketahui lagi bagaimana nasib Akram Abdul Latif. 

Tidak hanya dalam penerbangan Egypt Air. Pada 2013, seorang laki-laki asal Texas juga berhasil menyelundupkan tujuh ekor ular mematikan dalam penerbangannya dari Amerika Selatan ke Amerika Serikat. Ajaibnya, ia memasukkan ular-ular itu ke dalam jaketnya tanpa diketahui. Ia bahkan tiba dengan selamat sebelum akhirnya dicurigai dan ditangkap.

4. Pesawat menjadi tempat yang disukai ular selama masa pandemik COVID-19

ilustrasi pesawat (pexels.com/Ekky Wicaksono)

Saat dunia berhenti beraktivitas di luar ruangan akibat pandemik COVID-19, ada banyak sekali hal yang tidak terduga, salah satunya munculnya ular derik di dalam pesawat yang sedang diparkir. Pasalnya, ketika penerbangan terhenti selama 2020, ribuan pesawat di Amerika harus diparkir dan disimpan. Nah, karena tidak digunakan, ular derik mojave dan kalajengking mematikan berbondong-bondong masuk ke dalam pesawat. Ular derik ini ditemukan di roda dan rem pesawat serta bersembunyi di dalam celah pesawat.

5. Ular yang berhasil ikut penerbangan ternyata berbahaya bagi populasi burung

ilustrasi burung (pixabay.com)

Jika ular bisa selamat dari penerbangan sejauh ratusan kilometer dan tiba di wilayah yang bukan asli habitat mereka, hal ini jadi ancaman bagi burung. Pasalnya, ular bisa menjadi spesies invasif yang mengancam populasi burung endemik di suatu wilayah. Ular pohon cokelat yang dibawa ke Guam jadi contoh yang pas. Ular ini pun berkembang biak di wilayah tersebut dan memangsa burung-burung endemik di wilayah itu. Nah, nasib serupa bisa saja terjadi di wilayah lain jika ular-ular ini berhasil naik pesawat tanpa diketahui siapa pun.

Jika berpikir ular tidak akan mungkin masuk pesawat, kamu salah. Faktanya, ular-ular ini sangat cerdik sampai-sampai tidak diketahui keberadaan mereka di dalam pesawat. Beberapa memang berhasil ditemukan dan ditangani, tapi tetap saja kehadiran mereka mengkhawatirkan. Wah, tetap waspada di mana pun kamu berada, ya! Meski berada di tempat yang terlihat aman sekalipun, ancaman dari satwa liar tetap bisa mengancam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us