5 Burung Cantik di Raja Ampat, Habitnya Tengah Terusik

- Berbagai burung cantik di Raja Ampat terancam oleh kerusakan habitat
- Junai emas, kakatua koki, lorikeet pelangi, cendrawasih botak, dan cendrawasih merah adalah beberapa spesies burung yang terancam
- Aktivitas manusia seperti tambang, perburuan liar, dan alih fungsi lahan menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup burung-burung tersebut
Kabupaten Raja Ampat atau Raja Ampat merupakan kabupaten yang berlokasi provinsi Papua Barat Daya. Raja Ampat sendiri merupakan daerah yang wilayahnya dikelilingi laut, pantai, bukit, dan hutan lebat. Sejak dulu, Raja Ampat terkenal akan keindahan dan wisata alamnya. Tak cuma itu, Raja Ampat juga menjadi habitat dari berbagai hewan, salah satunya burung.
Di Raja Ampat, burung-burung bisa terbang bebas, berkembang biak, dan mencari makan. Terkadang, mereka juga akan turun ke daratan untuk berkelana atau mencari material sarang. Burung yang hidup di Raja Ampat juga sangat khas, ekostis, dan cantik. Lebih lanjut, mari kita bahas beberapa burung cantik di Raja Ampat yang mungkin belum kamu ketahui!
1. Junai emas

Dilansir Thai National Parks, Caloenas nicobarica atau junai emas merupakan spesies merpati. Lebih lanjut, ia menjadi satu-satunya spesies dari genus Caloenas yang masih hidup hingga saat ini. Tak cuma itu, junai emas juga merupakan salah satu kerabat dekat dari burung dodo yang sudah punah dan sangat terkenal.
Junai emas mudah dikenali dari tubuhnya yang besar, bulunya yang berwarna-warni bak pelangi, dan "rambut" panjang di belakang kepalanya. Soal ukuran, burung ini bisa tumbuh hingga sepanjang 40 centimeter. Ia tidak agresif, sering berkelana di semak-semak, hutan, dan kebun, serta sering terlihat dalam kelompok kecil. Selain di Raja ampat, junai emas juga hidup di India, Australia, hingga Thailand.
2. Kakatua koki

Cacatua galerita atau kakatua koki dicirikan dari beberapa hal, seperti tubuhnya yang berwarna putih polos, paruh hitamnya yang besar, dan kehadiran jambul kuning di belakang kepala. Dilansir Animal Divertsity Web, kakatua koki punya panjang sekitar 50 centimeter, bobot mencapai 950 gram, dan bentang sayap di angka 1 meter. Di Raja Ampat, umumnya hewan ini ditemukan di hutan, kebun, dan di atas pohon.
Seperti spesies lain, kakatua koki juga termasuk satwa yang terancam punah dan dilindungi. Jadi, jika bertemu dengannya, kamu tak boleh menangkap atau memburu hewan ini. Pasalnya, eksistensi kakatua koki mulai terancam oleh aktivitas manusia seperti kegiatan tambang, perburuan liar, dan alih fungsi lahan. Tak hanya itu, ancaman predator seperti biawak, burung elang, dan burung hantu juga cukup merepotkan bagi burung ini.
3. Lorikeet pelangi
_sitting_in_a_hole_in_a_dead_tree_along_the_Swan_River,_October_2023_02.jpg)
Seperti namanya, hewan dengan nama ilmiah Trichoglossus moluccanus ini memiliki tubuh yang sangat cerah bak pelangi. Bayangkan saja, di sekujur tubuhnya terdapat berbagai perpaduan warna, seperti merah, kuning, hijau, ungu, hingga biru yang terang. Selain indah, warna-warna tersebut juga digunakan untuk berkamuflase di pepohonan dan semak-semak.
Dilansir iNaturalist, lorikeet pelangi memiliki dua subspesies, yaitu Trichoglossus moluccanus moluccanus dan Trichoglossus moluccanus septentrionalis. Sejatinya, lorikeet pelangi adalah burung beo kecil dengan panjang 30 centiemeter dan bobot maksimal sekitar 175 gram. Layaknya beo lain, ia termasuk herbivor yang sering memakan biji-bijian. Lorikeet pelangi juga merupakan burung sosial dan sering terlihat berpasang-pasangan.
4. Cendrawasih botak

Dilansir GBIF, Cicinnurus respublica atau cendrawasih botak merupakan satwa endemik Indonesia dan tidak bisa ditemukan di daerah lain. Tercatat, ia tinggal di hutan, pepohonan, dan dataran rendah dengan ketinggian yang tak lebih dari 300 mdpl. Cendrawasih botak termasuk insektivor yang sangat suka memakan serangga, arthropoda, dan invertebrata berukuran kecil.
Ukurannya kecil dengan panjang maksimal 21 centimeter dan bobot yang hanya 50-60 gram. Uniknya, burung ini memiliki ciri fisik yang sangat indah. Pertama, cendrawasih botak punya sayap berwarna jingga yang sangat cerah dan mencolok. Kemudian, badannya diselimuti warna hitam dan cokelat. Tak cuma itu, warna kuning dan biru muda juga terlihat di kepala, leher, kaki, dan ekor.
5. Cendrawasih merah

Saat ini, Paradisaea rubra atau cendrawasih merah masuk ke kategori near threatened atau mulai terancam. Nah, untuk melindungi populasinya, burung sepanjang 72 centimeter ini dimasukan ke daftar satwa yang dilindungi oleh pemerintah. Soal warna, burung ini tak kalah cantik dari burung lain dengan perpaduan warna kuning, cokelat, jingga, dan merah yang sangat mencolok.
Di Raja Ampat, ia hidup berdampingan dengan cendrawasih botak. Terkadang, mereka akan mencari makan, bertengger, bahkan bertelur di satu wilayah yang sama. Untungnya, sampai saat ini belum ada catatan hibdridisasi antara dua spesies tersebut. Misal pun ada, pasti anak yang dihasilkan akan memiliki ciri fisik, corak, dan warna yang luar biasa unik.
Gak melulu soal wisata, nyatanya Raja Ampat juga merupakan surga bagi berbagai spesies burung yang unik, cantik, nan eksotis. Ada yang punya warna bak pelangi,ukurannya kecil, bahkan ada yang berkerabat dekat dengan burung purba. Sayangnya, beberapa dari mereka mulai terancam. Oleh sebab itu, tugas kita adalah menjaga dan melestarikan eksistensi burung-burung tersebut.