7 Cara Mengatasi Kucing Keracunan agar Tidak Berakibat Fatal

Rasa penasaran bisa membuat kucing berisiko tinggi keracunan. Pasalnya, kucing tidak akan ragu mengeksplor banyak hal. Masalahnya, kucing mungkin tidak mengenali mana hal yang berbahaya dan tidak untuknya. Alhasil, risiko kucing keracunan pun makin tinggi akibat hal tersebut.
Antisipasi cara mengatasi kucing keracunan pun perlu dipahami oleh pawrents. Setidaknya itu bisa menjadi langkah antisipasi kalau suatu saat hal kurang menyenangkan terjadi.
Cara mengatasi kucing keracunan
Saat mendapati tanda kucing keracunan, segera bantu anabul mendapatkan perawatan. Makin cepat, makin baik.
Lihat sekeliling tempat bermainnya untuk mengetahui penyebab kucing keracunan. Dengan begitu, kamu bisa memberikan pertolongan yang tepat.
Jangan tunggu hingga efek sampingnya makin parah, ya. Pasalnya, beberapa racun dapat langsung bekerja dalam darah dan menyebabkan hal fatal. Adapun cara mengatasi kucing keracunan yakni sebagai berikut.
1. Jauhkan kucing dari racun

Segera setelah mengetahui kucing keracunan, ambil anabul dan jauhkan dari racun. Kamu bisa memasukkan kucing ke dalam kandang terlebih dahulu agar ia tidak kembali dekat-dekat dengan zat berbahaya.
Jika anabul menunjukkan tanda-tanda lemas, segera bungkus tubuhnya agar tidak menjilat tubuhnya. Pasalnya, beberapa racun mungkin tertinggal di bulunya.
2. Identifikasi racun
Sembari menjauhkan kucing, identifikasi pula jenis racun penyebabnya. Racun kucing paling umum bisa parasetamol, bunga lili, etikeln glikol, atau bahan dekorasi, seperti cat.
Sebisa mungkin bawa bahan beracun ke dokter untuk memudahkan proses diagnosis dan pengambilan langkah pengobatan yang tepat. Jika tidak memungkinkan membawa sampel, bisa difoto atau dicatat saja, ya.
3. Bawa ke dokter hewan
Tidak ada cara mengatasi kucing keracunan yang lebih baik selain membawanya ke ahlinya. Dokter akan memberikan treatment sesuai dengan penyebabnya.
Jika racun tertelan, dokter akan mengupayakan kucing agar muntah. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan air garam, hidrogen peroksida encer, atau ipecac.
Namun, tidak semua bahan beracun tertelan bisa dikeluarkan dengan muntahan, misal saja cairan pengencer cat. Jika dipaksa muntah, cairan justru masuk ke paru-paru dan makin berbahaya.
Pada kasus demikian, dokter akan memberi arang aktif atau indosorb. Perawatan lain yang mungkin diberikan yakni pemberian etanol (pada kasus keracunan cairan antibeku), relaksasi otot, obat anti kejang, dan lain-lain, melansir Wag Walking.
4. Bersihkan bulu kucing dari racun

Beberapa jenis bahan beracun dapat menempel di bulu kucing. Jika dibiarkan, keberadaannya dapat memberikan efek keracunan yang sama bahkan ketika anabul sudah mendapatkan perawatan.
Pastikan menghilangkan sisa-sisa racun yang ada pada anabul. Kamu mungkin tidak bisa memandikannya. Namun, cukup dengan basuh seluruh bagian tubuh kucing dengan sabun lembut dan kain basah atau cukur jika racun sulit dibersihkan.
Membilas mulut dengan air juga jadi cara mengatasi kucing keracunan. Langkah ini akan membantu dekontaminasi dan mengurangi risiko kucing kembali menelan racun yang tertinggal di mulut.
5. Berikan air yang cukup setelah racun keluar
Kamu tidak boleh memberikan air minum pada kucing sesaat setelah anabul menelan racun, ya. Pasalnya, langkah ini justru dapat membuat racun menyebar lebih cepat ke dalam tubuh, melansir Vets Now.
Hanya berikan air jika dokter menyarankan. Biasanya, langkah ini dilakukan guna memancing kucing agar muntah. Dengan begitu, sisa-sisa zat beracun yang mungkin tertinggal dapat segera dikeluarkan.
6. Hindari memberi obat pada kucing

Apa pun yang terjadi, jangan pernah mencoba mengobati kucing sendiri tanpa berkonsultasi pada dokter. Apalagi jika kamu berniat memberikan obat manusia. Pasalnya, beberapa jenis obat yang aman kita atau hewan lain konsumsi justru berbahaya bagi kucing.
RSPCA menjelaskan agar tidak berusaha membuat kucing muntah. Lebih-lebih memberikan air garam kepada anabul karena alih-alih mengobati cairan tersebut justru berbahaya.
7. Konsumsi makanan sehat dan suplemen
Bukan sebagai cara mengatasi kucing keracunan, langkah ini lebih tepat dilakukan sebagai usaha pemulihan. Kamu mungkin perlu menyesuaikan konsumsi harian anabul. Pasalnya, organ tubuh kucing bisa jadi terpengaruh setelah keracunan.
Oleh karena itu, berikan asupan nutrisi yang cukup. Bila perlu tambahkan suplemen, seperti antioksidan, suplemen hati dan ginjal, asam lemak omega-3, melansir 1800 Pet Meds. Gunakan produk yang khusus dibuat untuk kucing dan konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya.
Gejala kucing keracunan

Dilansir Animal How Stuff Works, benda-benda kaustik alias mudah terbakar dapat menjadi racun bagi kucing. Benda tersebut di antaranya asam baterai, alkali, pembersih oven, hingga bensin. Olahan minyak bumi, layaknya pelarut cat dan lilin, juga bersifat demikian. Di luar itu, beberapa makanan, obat, dan juga tanaman pun dapat bersifat racun bagi kucing.
Parahnya, racun mungkin berada di sekitar tempat tinggal anabul. Saat kucing bermain, bisa jadi cipratan atau tumpahan bahan tersebut mengenai bulu dan kukunya, lalu terjilat saat anabul grooming. Selain itu, bisa juga zat beracun ini terhirup karena anabul terlalu dekat dengan bahan-bahan tersebut.
Setelah zat beracun bereaksi, kucing akan mulai mengalami gejala keracunan. Tanda-tanda yang muncul bisa jadi berbeda, tergantung senyawa serta tindakan penyebabnya, apakah racunnya terhirup, tertelan, atau bersentuhan dengan bulu dan cakar anabul.
Meski demikian, menurut Dunnell on Animal Hospital beberapa indikator dapat menjadi petunjuk bahwa kucing keracunan. Berikut di antaranya:
- Mengeluarkan liur
- Batuk
- Diare
- Muntah
- Kejang
- Kesulitan bernapas
- Berjalan limbung
- Mengalami letargi (badan lemah dan tidak bersemangat).
Sebisa mungkin segera terapkan cara mengatasi kucing keracunan begitu melihat gejalanya, ya. Menunda memberikan perawatan bisa berakibat fatal bagi keberlangsungan hidup anabul.