5 Dampak Polusi Udara Bagi Serangga, Populasinya Bisa Menurun Drastis!

Polusi udara tidak hanya berdampak bagi manusia, melainkan makhluk hidup lain seperti serangga. Serangga dikenal salah satu hewan terbanyak penghuni bumi dan sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Seperti perubahan suhu bumi yang terus meningkat dan udara yang terkontaminasi.
Peranan serangga begitu vital di alam, termasuk dalam menyokong kehidupan manusia. Oleh sebab itu banyak perhatian dan kepedulian ketika kehidupannya terancam oleh polusi udara. Banyak penelitian dan para ahli telah menerangkan berbagai dampak buruk polusi udara pada serangga. Berikut lima dampak buruk yang bisa terjadi pada serangga, let's check it out!
1. Partikel polusi masuk ke antena serangga, sinyal kimia terganggu

Polusi udara merupakan dampak buruk dari aktivitas manusia. Sumber polusi berasal dari berbagai emisi seperti pabrik atau industri, transportasi, dan kebakaran hutan. Partikel polusi udara yang sangat kecil dari sumber-sumber tersebut tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Oleh sebab itu jika dihirup oleh manusia dapat masuk tanpa disadari dan berdampak buruk untuk sistem pernafasan.
Serangga juga memiliki alat penciuman layaknya hidung pada manusia. Alat tersebut disebut antena. Dilansir NCSU, antena serangga bukan hanya sebagai sensor perasa atau penciuman seperti pada umumnya. Namun antena serangga mempunyai banyak fungsi seperti sensor kelembapan dan uap air. Bahkan pada nyamuk antena digunakan untuk mendeteksi suara dan pada lalat digunakan untuk mengukur kecepatan udara saat terbang.
Dilansir Pursuit, partikel polusi udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer) terakumulasi pada antena serangga termasuk lebah, ngengat, tawon dan lalat. Buktinya saat menggunakan pemindai mikroskop elektron ditemukan partikel polusi tersebut pada lalat rumah (Musca domestica) di Beijing selaras dengan kenaikan tingkat polusi udara. Selain itu, bagian permukaan tubuh serangga lain juga terdampak, namun bagian antena tetap menjadi bagian terbanyak yang terakumulasi partikel polusi udara. Alhasil, salah satu dampak yang akan terjadi adalah terganggunya proses penangkapan sinyal kimia di udara.
2. Kemampuan serangga dalam menemukan makanan menurun

Serangga memiliki keberagaman jenis dan peran di alam. Misalnya serangga sebagai pemakan tumbuhan, predator atau pemangsa, dan penyerbuk seperti lebah. Serangga dalam mencari makanannya aktif menggunakan antena sebagai petunjuk arah, deteksi, serta menentukan layak atau tidaknya makanan yang diperoleh untuk dikonsumsi.
Namun sayangnya, dampak buruk dari polusi membuat antena serangga terganggu fungsinya karena kemasukan partikel-partikel polusi yang ukurannya lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer). Melansir Sciencedaily, Profesor Mark Elgar dan tim mencoba membuktikan hal tersebut melalui percobaan. Di mana serangga uji berupa lalat rumah akan dipaparkan dengan udara yang terkontaminasi selama 12 jam dan setelah itu akan diujikan pada tabung Y untuk memilih antara tempat yang ada makanan dan tidak ada.
Hasilnya menunjukkan bahwa lalat yang terpapar polusi udara tersebut memilih secara acak yaitu setengah memilih tempat yang ada makanan dan setengahnya masuk ke tempat tanpa makanan. Jika dibandingkan dengan lalat yang belum terkontaminasi, 100% lalat tersebut akan memilih tempat yang ada makanannya. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa sensor lalat dalam menemukan makanannya terganggu.
3. Serangga bisa terganggu proses mating atau kawin karena kesulitan mencari pasangannya

Selain kemampuan mencari makanan terganggu, dampak dari partikel polusi udara yang masuk ke dalam jaringan permukaan serangga khususnya antena juga menyebabkan kemampuan mencari pasangan menurun. Profesor Mark Elgar dan tim juga membuktikan hal tersebut melalui pengujian dengan membandingkan reaksi serangga terpapar polusi udara dengan serangga yang tidak terpapar.
Hasilnya menunjukkan serangga terpapar akan kebingungan ketika dimasukkan ke dalam tabung Y yang berisi feromon seks dan tidak ada feromon. Berbeda dengan serangga yang tidak terpapar, mereka akan langsung memilih bagian yang terdapat pasangannya alias menuju tempat yang terdapat feromon seks.
Dalam proses kawin serangga biasanya sinyal kimia akan dikeluarkan betina kemudian ditangkap oleh pejantan menggunakan antena. Sinyal tersebut disebut feromon seks yang bersifat sangat spesifik pada setiap spesies serangga. Karena adanya polusi udara, sinyal tersebut tidak akan bisa ditangkap oleh pejantan. Alhasil proses kawin gagal karena tidak saling bertemu satu sama lain. Hal tersebut jelas akan membuat kelestarian serangga di alam terganggu. Proses mating akan semakin turun dan populasi serangga otomatis juga akan mengalami penurunan.
4. Regenerasi terancam karena proses peletakan telur serangga terganggu

Melansir Sciencedaily serangga mempunyai olfactory receptors atau indra penciuman yang dapat mendeteksi molekul bebauan dari sumber makanan, calon pasangan kawin dan tempat yang baik untuk meletakan telur. Jadi selain kedua masalah sebelumnya ternyata serangga juga terganggu saat meletakan telur di tempat yang paling cocok.
Serangga dikenal sebagai hewan dengan peran indukan (ibu) yang benar-benar tahu di mana letak tempat dan waktu paling tepat untuk meletakan telurnya. Mereka akan mencari waktu dan tempat yang paling sesuai untuk anak-anaknya tumbuh dan berkembang. Dalam pencarian tempat tersebut, serangga sangat menggantungkan antena untuk mendeteksi dini, mengevaluasi dan memahami tempat-tempat tersebut sudah sesuai ataukah belum.
Namun polusi udara membuat proses tersebut terganggu karena antena serangga tertutupi oleh partikel-partikel kecil. Bisa dibilang ada tembok penghalang secara fisik yang menyebabkan tercegahnya kontak antara sel indra penciuman dengan molekul bebauan yang ada di udara. Alhasil telur akan diletakan di tempat yang bisa saja buruk dan kurang sesuai untuk tumbuh dan berkembang anakan serangga.
5. Polusi udara secara langsung bisa meracuni serangga dan akhirnya mati

Melansir Annual Reviews, polusi udara dapat berdampak secara langsung dan tidak langsung. Salah satu dampak yang terjadi secara langsung ketika serangga terpapar oleh polusi udara adalah teracuni. Seperti halnya makhluk hidup lainnya yang membutuhkan udara bersih untuk bisa tetap hidup normal, serangga juga demikian.
Serangga memiliki sistem pernafasan yang berfungsi untuk mendapatkan energi. Energi tersebut akan digunakan serangga untuk melakukan berbagai aktivitas termasuk makan, kawin dan kegiatan lainnya. Oleh sebab itu jika udara yang masuk ke dalam pernafasan serangga adalah racun, misalnya insektisida maka akan berakibat meracuni serangga secara langsung dan akhirnya mati.
Dapat disimpulkan bahwa polusi udara mengancam populasi serangga secara global karena dampaknya sangatlah buruk. Dampak secara langsung meracuni, dan secara perlahan dapat mengganggu aktivitas serangga dalam mencari makan, meletakan telur, dan menemukan pasangan kawinnya. Namun setidaknya dari kelima dampak buruk di atas semestinya bisa menyadarkan kita sebagai manusia bahwa aktivitas merugikan alam nyata adanya.