Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Déjà Vu, Sering Dianggap Misterius, Inilah Penjelasan Ilmiahnya

Gambar otak (unsplash.com/@fakurian)
Gambar otak (unsplash.com/@fakurian)

Pernahkah kamu merasa seolah-olah suatu kejadian sudah pernah terjadi sebelumnya? Atau merasa familiar dengan peristiwa yang kamu lihat di hadapan kamu? Padahal, kamu yakin itu adalah pengalaman baru. Fenomena ini disebut déjà vu dan hingga kini masih menjadi misteri yang menarik bagi para ilmuwan.

Sejak zaman dahulu, déjà vu sering dikaitkan dengan hal-hal metafisik, seperti reinkarnasi dalam kepercayaan Yunani Kuno atau firasat dalam budaya Eropa Abad Pertengahan. Namun, saat ini para ilmuwan mencoba memecahkan misteri tersebut dan mencari argumentasi ilmiah di balik fenomena ini.

1. Kesalahan proses di otak

ilustrasi otak manusia (unsplash.com/@natcon773)
ilustrasi otak manusia (unsplash.com/@natcon773)

Déjà vu sering dikaitkan dengan cara otak memproses informasi. Biasanya, otak menyimpan memori dalam dua bagian, yaitu memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Namun, dalam beberapa kasus, otak bisa mengalami kesalahan sehingga informasi baru langsung tersimpan di memori jangka panjang tanpa melalui proses normal.

Itulah sebabnya kita seringkali merasa seperti pernah mengalami kejadian tertentu di masa lalu, meskipun kejadian tersebut sebenarnya baru pertama kali terjadi. Salah satu teori awal tentang déjà vu dalam ilmu psikologi muncul pada abad ke-19 ketika peneliti Prancis, Émile Boirac, mulai mempelajari fenomena ini secara ilmiah.

2.  Peristiwa yang mirip dengan pengalaman masa Lalu

Foto vintage sebuah anak-anak (unsplash.com/@dslr_newb)
Foto vintage sebuah anak-anak (unsplash.com/@dslr_newb)

Teori lain juga menyebutkan bahwa déjà vu bisa terjadi karena adanya kemiripan antara pengalaman saat ini dengan pengalaman yang pernah kita alami sebelumnya. Namun, karena otak tidak bisa mengingat secara spesifik pengalaman yang lalu dan memori seringkali terdistorsi, maka kita hanya merasa familiar tanpa tahu pasti kapan dan di mana pernah mengalaminya.

Misalnya, saat mengunjungi tempat baru, bisa jadi ada elemen kecil seperti bentuk pintu dan jendela atau suara khas yang mirip dengan tempat yang pernah kita kunjungi sebelumnya.

 

3. Gangguan sinkronisasi otak

Patung manusia dan bagian otaknya (unsplash.com/@davidmatos)
Patung manusia dan bagian otaknya (unsplash.com/@davidmatos)

Otak manusia bekerja dengan cara menghubungkan berbagai informasi yang diambil dari berbagai bagian otak secara bersamaan. Beberapa peneliti berpendapat bahwa déjà vu bisa terjadi akibat gangguan kecil dalam proses ini, sehingga otak menganggap suatu kejadian sebagai sesuatu yang sudah pernah terjadi. Fenomena ini lebih sering dialami oleh orang yang mengalami stres, kelelahan, atau kurang tidur, karena kondisi ini dapat mempengaruhi cara otak memproses informasi. 

Meskipun belum ada jawaban pasti tentang penyebab utama déjà vu, fenomena ini tetap menjadi salah satu misteri menarik dalam dunia sains. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami lebih jauh cara otak bekerja dalam menciptakan sensasi familiar yang misterius ini. Dibandingkan berpikir bahwa déjà vu adalah pengalaman metafisik, sepertinya akan lebih masuk akal jika kita melihatnya dari sisi yang lebih ilmiah. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ghafara Harashta
EditorGhafara Harashta
Follow Us