Lawan dari Deja Vu, Jamais Vu, Pernah Mengalaminya?

- Jamais vu adalah fenomena merasa familier tapi tidak nyata atau baru dalam beberapa hal.
- Peneliti menemukan bahwa melakukan pengulangan kata-kata dapat menyebabkan jamais vu pada partisipan, terutama untuk kata-kata yang familier.
- Jamais vu merupakan sinyal bagi kita bahwa sesuatu telah menjadi terlalu otomatis dan membantu kita "keluar" dari proses yang sedang dialami.
Kebalikan dari déjà vu adalah "jamais vu", yaitu saat sesuatu yang kamu tahu familier tapi terasa tidak nyata atau baru dalam beberapa hal. Dalam penelitian terbaru, peneliti menyelidiki mekanisme di balik fenomena tersebut.
Jamais vu dapat terjadi saat melihat wajah yang familier dan tiba-tiba merasa tidak biasa atau tidak dikenal. Kamu mungkin pernah mengalaminya saat pergi ke tempat yang familier dan menjadi bingung atau melihatnya dengan mata baru.
Pengalaman yang tidak biasa
Melansir laman Science Alert, ini adalah pengalaman yang bahkan lebih langka daripada déjà vu dan mungkin lebih tidak biasa atau meresahkan.
Belum diketahui banyak tentang jamais vu. Namun, peneliti menduga hal itu akan cukup mudah terjadi di laboratorium. Jika hanya meminta seseorang untuk mengulang sesuatu berulang kali, mereka sering kali merasa hal itu menjadi tidak berarti dan membingungkan.
Dalam percobaan pertama, 94 mahasiswa menghabiskan waktu mereka untuk menulis kata yang sama berulang kali. Mereka melakukannya dengan dua belas kata berbeda yang berkisar dari kata yang umum, seperti "pintu" hingga kata yang kurang umum, seperti "padang rumput".
Peserta diminta untuk menyalin kata tersebut secepat mungkin, namun mereka dibolehkan berhenti. Beberapa memberi alasan bahwa responden mungkin berhenti karena merasa aneh, bosan atau tangan mereka sakit.
Uji coba

Berhenti karena hal-hal mulai terasa aneh adalah pilihan yang paling umum dipilih, dengan sekitar 70 persen melakukannya sekali karena merasakan jamais vu. Ini biasanya terjadi setelah sekitar satu menit (33 kali pengulangan)–dan biasanya untuk kata-kata yang familier.
Dalam percobaan kedua, peneliti hanya menggunakan kata "the", dengan asumsi bahwa kata itu adalah yang paling umum. Kali ini, 55 pereen orang berhenti menulis karena alasan yang sesuai dengan definisi tentang jamais vu (setelah 27 kali pengulangan).
Orang-orang menggambarkan pengalaman mereka mulai dari "kata-kata itu kehilangan maknanya semakin lama kamu melihatnya" hingga "sepertinya tangan kehilangan kendali".
Peneliti butuh waktu sekitar 15 tahun untuk menulis dan menerbitkan karya ilmiah tersebut. Pada 2003, mereka bertindak berdasarkan firasat bahwa orang akan merasa aneh saat berulang kali menulis sebuah kata. Mereka kemudian menyadari bahwa kalimat yang diminta untuk ditulis berulang kali sebagai hukuman di sekolah menengah membuatnya merasa aneh—seolah-olah itu tidak nyata.
Wawasan yang lebih mendalam
Pada tahun 1907, salah satu tokoh pendiri psikologi yang tidak dikenal, Margaret Floy Washburn menerbitkan sebuah eksperimen dengan salah satu muridnya yang menunjukkan "hilangnya kekuatan asosiatif" dalam kata-kata yang ditatap selama tiga menit.
Kata-kata tersebut menjadi aneh, kehilangan maknanya dan menjadi terpecah-pecah seiring berjalannya waktu. Metode dan penyelidikan introspektif seperti itu sudah tidak lagi disukai dalam psikologi.
Gagasan bahwa transformasi dan hilangnya makna dalam pengulangan disertai oleh perasaan tertentu—jamais vu.
Jamais vu merupakan sinyal bagi kamu bahwa sesuatu telah menjadi terlalu otomatis, terlalu lancar, terlalu mengulang. Hal ini membantu kita "keluar" dari proses yang sedang dialami dan perasaan tidak nyata tersebut sebenarnya merupakan sebuah pengecekan kenyataan.
Wajar saja jika ini harus terjadi. Sistem kognitif kita harus tetap fleksibel, yang memungkinkan untuk mengarahkan perhatian ke mana pun yang dibutuhkan daripada tenggelam dalam tugas-tugas yang berulang terlalu lama.
Penjelasan ilmiah utamanya adalah tentang "kejenuhan"—kelebihan beban representasi hingga menjadi tidak masuk akal.
Hal ini juga tampaknya terkait dengan penelitian tentang Obsessive compulsive disorder (OCD), yang meneliti efek menatap objek secara kompulsif, seperti cincin gas yang menyala. Menulis berulang kali memberikan efek yang aneh dan berarti realitas mulai bergeser. Namun ini mungkin membantu kita memahami dan mengobati OCD.