Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta Bakteri Terbesar di Dunia, Bisa Dilihat tanpa Mikroskop!

Bakteri Thiomargarita magnifica (twitter.com/ThomasSci)
Bakteri Thiomargarita magnifica (twitter.com/ThomasSci)

Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang hampir dapat ditemukan di mana saja di muka bumi. Bakteri ada di tanah, di lautan, di permukaan kulit, dan di dalam tubuh manusia. Bahkan beberapa spesies bakteri dapat hidup di kondisi suhu dan tekanan udara yang ekstrem.

Bakteri memiliki berbagai variasi bentuk tetapi umumnya berukuran sangat kecil sehingga baru dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Namun, apakah kamu sudah tahu bahwa bakteri terbesar bisa tampak oleh mata telanjang? Yuk, simak beberapa informasi tentang bakteri yang diberi nama Thiomargarita magnifica ini.

1. Sejarah penemuan dan identifikasi

Ekosistem mangrove di Lesser Antilles (commons.wikimedia.org/Bruno Tifox Celica)
Ekosistem mangrove di Lesser Antilles (commons.wikimedia.org/Bruno Tifox Celica)

Melansir Science News, pada tahun 2009 seorang profesor biologi kelautan bernama Olivier Gros dari Université des Antilles menemukan organisme baru di hutan bakau dangkal yang ada di perairan Karibia tepatnya di wilayah Guadeloupe, Lesser Antilles. Ketika mengumpulkan sampel saat melakukan penelitian, Gros menemukan filamen berwarna putih yang melekat pada daun-daun bakau Rhizophora mangle yang sudah tenggelam di air. Filamen sendiri adalah bentukan mirip benang.

Awalnya Gros mengira objek berbentuk filamen putih yang ditemukannya bukanlah bakteri karena memiliki ukuran yang cukup besar. Butuh waktu hingga 5 tahun sampai Gros dan rekan penelitiannya berhasil mengidentifikasi bahwa organisme tersebut merupakan kelompok bakteri. Hingga tahun 2022 lalu, Jean-Marie Volland yang juga melakukan penelitian di bawah bimbingan Gros masih menemukan fakta terbaru tentang bakteri tersebut.

2. Penamaan Thiomargarita magnifica

Bakteri Thiomargarita magnifica (twitter.com/ShasthraSnehi)
Bakteri Thiomargarita magnifica (twitter.com/ShasthraSnehi)

Bakteri yang ditemukan oleh Gros kemudian diberi nama ilmiah Thiomargarita magnifica. Thiomargarita adalah kelompok genus bakteri yang menggunakan belerang untuk memproduksi energi. Thiomargarita dalam bahasa Latin artinya adalah mutiara belerang. Nama ini mengacu dari penampakan selnya yang mengandung butiran-butiran belerang berukuran mikroskopis. Sementara magnifica diambil dari kata "magnificent" yang dipilih oleh rekan penelitian Gros bernama Silvina González Rizzo. Dia adalah peneliti yang berhasil membuktikan bahwa organisme baru tersebut merupakan spesies bakteri.

3. Struktur tubuh

Struktur tubuh bakteri Thiomargarita magnifica (twitter.com/ScienceMagazine)
Struktur tubuh bakteri Thiomargarita magnifica (twitter.com/ScienceMagazine)

Bentuk tubuh Thiomargarita magnifica memanjang dan menyempit secara bertahap di bagian ujungnya yang membentuk tunas. Penelitian oleh Volland dkk. yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah Science menyatakan bahwa beberapa filamen mencapai panjang 20 mm atau 2 cm. Temuan tersebut menjadikan T. magnifica bakteri yang lebih besar dari organisme prokariotik bersel tunggal terbesar yang pernah ditemukan sebelumnya yaitu T. namibiensis.

T. magnifica memiliki vakuola berisi nitrat di sepanjang filamennya yang mengisi sekitar 65-80% total volume tubuh bakteri tersebut. Selain vakuola ada pula granula belerang. Penemuan baru dari spesies bakteri ini adalah adanya organel di dalam selnya yang memisahkan DNA dan ribosom dari cairan sel dan organel lainnya sehingga agak mengingatkan dengan inti sel organisme eukariotik seperti sel tumbuhan dan hewan. Volland dkk. mengusulkan organel baru ini diberi nama pepin yang dianalogikan dengan biji-biji kecil (pip) pada semangka atau kiwi.

4. Cara hidup

Ilustrasi perbandingan ukuran Thiomargarita magnifica dengan organisme lain (dok. Science)
Ilustrasi perbandingan ukuran Thiomargarita magnifica dengan organisme lain (dok. Science)

Dikutip dari Science News, bakteri T. magnifica melakukan metabolisme secara kemosintesis yang prosesnya analog dengan fotosintesis pada tumbuhan. Bakteri genus Thiomargarita menggunakan belerang tereduksi sebagai donor elektron metabolik untuk menghasilkan energi. Selanjutanya energi tersebut dipakai untuk proses fiksasi karbon yang terjadi melalui siklus Calvin Benson seperti halnya pada tumbuhan dan kemungkinan juga melalui siklus Krebs terbalik. Menurut Volland dkk. temuan organel pepin harus diteliti lebih lanjut untuk menyelidiki perannya yang juga terlibat dalam metabolisme energi.

5. Reproduksi

Ilustrasi budding pada bakteri Thiomargarita magnifica (twitter.com/BerkeleyLab)
Ilustrasi budding pada bakteri Thiomargarita magnifica (twitter.com/BerkeleyLab)

Masih ingat ada tunas di ujung filamen T. magnifica? Tunas-tunas tersebut merupakan sel anakan bakteri T. magnifica. Peneliti mengamati bahwa proses reproduksi T. magnifica agak berbeda dengan spesies Thiomargarita lainnya. T. magnifica tidak membelah diri menjadi 2 sel anakan yang sama tetapi melakukan reproduksi dengan cara lebih mirip budding atau membentuk tunas. Pada ujung filamen T. magnifica terdapat 1 sampai 4 sel anakan berbentuk batang yang terpisah dengan ukuran rata-rata 0,16-0,26 mm. Pada proses reproduksi ini T. magnifica akan memberikan beberapa pepin ke sel anakannya.

Itulah beberapa fakta tentang bakteri terbesar yang berhasil diidentifikasi. Penelitian tentang T. magnifica juga masih terus berlanjut, salah satunya adalah untuk mengetahui perannya dalam ekosistem mangrove sebagai habitatnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fauzia
EditorFauzia
Follow Us