5 Fakta Biji Bunga Teratai, Disebut Makhana Mengandung Banyak Nutrisi

Apakah kamu pernah makan biji bunga teratai? Jika iya, apakah kamu menyukai rasanya? Biji bunga yang memiliki tekstur seperti kacang ini disebut banyak berkhasiat. Mungkin untuk yang pertama kali merasakan akan sedikit aneh. Namun, biji ini banyak dikonsumsi sebagai camilan.
Biji yang merupakan bagian dari tumbuhan bunga teratai (Nelumbo nucifera) ini memiliki beragam nutrisi, lho. Selain komponen makanan utama, juga terdapat senyawa bioaktif. Sehingga, disamping untuk konsumsi sebagai camilan, juga bahan campuran makanan serta digunakan sebagai pengobatan. Lalu, seperti apa keunikan lain dari biji bunga teratai ini? Simak ulasannya sebagai berikut.
1. Disebut makhana atau fox nut

Tanaman biji bunga teratai ini banyak ditemukan di Asia, bahkan juga dibudidayakan. Yang mana, biasanya digunakan sebagai bahan pengobatan berbagai kondisi. Dilansir dalam website Healthline, biji ini disebut dengan makhana atau fox nut. Ukurannya kecil, butiran seperti kacang tanah. Biasanya terletak dan bersembunyi pada lubang buah. Dengan berselimutkan kulit yang memiliki rasa sepat.
Dijelaskan dalam website Specialty Produce, biji ini tumbuh dari tanaman air dengan menancapkan pada tanah dan menghasilkan bunga, daun dan polong biji mengapung. Lalu, ketika bunga sudah diserbuki akan muncul polong hijau. Yang mana, permukaannya bulat dan pipih mirip corong atau cakram, yang memiliki bagian belakang berkerucut.
Bentuknya biji bunga teratai oval, avoid terletak dalam sebuah rongga yang mirip corong tersebut. Biji itu bersusun seragam dan konsentris, yang biasanya berjumlah sekitar dua puluh biji. Selain itu, saat masih muda biji ini diselimuti lapisan membran atau epikarp hijau. Dan berubah cokelat kehitaman saat matang. Warna biji bunga teratai adalah krem hingga gading.
2. Tekstur bijinya seperti kacang tanah

Tekstur dari biji bunga teratai adalah padat dan disebut mirip kacang tanah saat masih mentah. Terasa renyah ketika dikunyah dan lezat. Namun, ketika dimasak teksturnya akan berubah menjadi kenyal dan lunak. Sehingga, selain sebagai camilan, kombinasi keunikan rasa dari biji bunga teratai dapat digunakan sebagai bahan dalam berbagai hidangan.
Dilansir dalam website Flavor and The Menu, biji teratai yang dikonsumsi begitu menarik perhatian khususnya dalam kuliner. Biji yang kaya akan protein dan bebas gluten disebut serba guna karena teksturnya. Bahkan dari wilayah lain di Asia, biji bunga teratai bisa dikeringkan dan lalu digoreng hingga menghasilkan rasa gurih dan manis dengan tekstur seperti popcorn yang renyah.
Selain itu, disebutkan ada tiga cara menikmati biji bunga teratai. Seperti bisa dinikmati secara langsung maupun jadi tambahan dalam masakan seperti sup, bubur maupun salad. Sebagai topping pada nasi goreng, burrito, telur orak-arik, shakshuka dan sebagainya. Bisa juga untuk kombinasi dengan kacang-kacangan dan buah-buahan yang dikeringkan.
Biji bunga teratai bisa direbus, digoreng, dipanggang maupun ditumis. Biasanya direbus dan dididihkan bersama kari, semur dan ragout jamur serta ditambahkan dalam tumis sayuran. Hingga bisa diolah menjadi pasta sebagai isian dan olesan pada kue.
3. Terdapat banyak nutrisi

Karena menyimpan banyak nutrisi didalamnya, biji teratai juga disebut sebagai bahan makanan nutraceutical. Yaitu bahan makanan yang berasal dari alam yang bermanfaat untuk kesehatan juga efektif sebagai bahan pengobatan. Dari nutrisi juga tidak terlepas dari senyawa bioaktif yang ada didalamnya.
Banyak sumber yang menyebutkan akan nutrisi maupun senyawa bioaktif yang ada dalam biji teratai. Seperti yang dijelaskan dalam Journal of Functional Foods, terdapat komponen utama makanan berupa protein (albumin, globulin, glutelin, prolamin), karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Karbohidrat berupa pati sekitar 61-62%; protein sekitar 16-21%; lemak kasar 2,40-3% serta kadar air 5-9%.
Selain itu, terdapat vitamin C sebesar 20-25 mg/100 g juga kaya akan mineral. Mineral tersebut adalah zat besi (Fe) sebesar 13-18 mg/100 g; potassium (K) sebesar 16-20 mg/100 g; kalsium (Ca) sebesar 30-31 mg/100 g dan sodium (Na) sebesar 30-35 mg/100g. Serta vitamin lainnya seperti vitamin E, B1, B2, B3, B6. Juga mineral lain seperti kromium (Cr), magnesium (mg), tembaga (Cu), seng (Zn) dan mangan (Mn).
Juga terdapat senyawa fenolik berupa metabolit sekunder. Seperti alkaloid berupa isoliensinine, liensinine, neferine, lotusine, armepavine, pronuciferine, dauricine, nuciferine dan roemerine. Senyawa metabolit lainnya seperti terpenoid dan senyawa fenolik lain seperti asam galat, katekin, procyanidin, epicatechin, hiperosida, isoquercitrin. Serta ada plavonol berupa myricetin 3-O-galaktosida.
4. Bermanfaat hingga menjadi obat tradisional

Jadi, dari beberapa nutrisi yang ada juga senyawa bioaktifnya, sehingga memberikan banyak manfaat. Masih dijelaskan dalam Journal of Functional Foods, adanya karbohidrat berupa pati dapat merangsang pertumbuhan mikroba seperti bifidobakteri dan lactobacillus baik dalam usus. Menjaga kesehatan gastrointestinal, sebagai imunomodulator, anti-inflamasi bahkan anti-kanker juga anti-diabetes serta anti-neurodegeneratif. Karena sumber potensial fitokimia yang berguna untuk farmakologis tersebut.
Serta tidak tertinggal, kandungan vitamin yang baik sebagai aktivitas antioksidan serta berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Begitu dengan mineral yang ada, baik untuk fungsi dan kesehatan tubuh. Sebagai antioksidan yang baik dalam menangkal radikal bebas yang bertanggung jawab dalam berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit kardiovaskular, neurodegeneration dan sebagainya.
Di benua Asia (India, Tiongkok dan Rusia) serta di bagian Utara Australia dan Amerika Utara, tanaman air yang berbiji ini disebut memiliki sifat gizi yang penting. Bahkan secara tradisional, ekstrak dari biji, daun, bunga, akar, tunas dan rimpang dimanfaatkan untuk pengobatan beberapa penyakit. Seperti diare, insomnia, depresi, hipertensi hingga penyakit jantung. Namun, perlu diketahui, keefektifannya tergantung dari sistem kekebalan tubuh masing-masing individu.
5. Serangkaian dengan bunga teratai

Sebelumnya, kita mengenal teratai sebagai tanaman menahun, dalam keluarga tanaman air. Tanaman ini begitu dihargai dalam budaya Jepang dan Cina. Dilansir dalam website Nutrition and You oleh Rudrappa, biji teratai merupakan representasi empat unsur utama alam. Yaitu air, tanah, udara dan api. Tanaman yang tumbuh sepanjang tahun ini, berbunga setiap tahun.
Biasanya menyelesaikan siklus dari dorman, pertumbuhan akar, bunga dan biji. Kemudian kembali lagi ke dorman selama musim dingin. Pertumbuhan batang dan akar di bawah air, serta bantalan duan hijau besar dan bunga mengapung di permukaan air. Kuncup bunga akan mekar pada musim panas.
Pada setiap biji teratai, ada plumula hijau muda di antara dua kotiledon. Plumula ini merupakan tunas embrio dari tanaman teratai. Plumula tersebut memiliki dua daun yang menonjol dan menggulung dengan batang. Biasanya petani akan memisahkan plumula ini secara perlahan dengan menariknya. Dan plumula bisa dijadikan obat dan teh (lian xin cha) dengan menjemur dibawah sinar matahari hingga mengering.
Tanaman teratai banyak mengandung manfaat, terutama bijinya yang ternyata mengandung berbagai nutrisi. Namun, untuk keefektifannya dalam mengobati beberapa penyakit adalah tergantung daya tahan tubuh atau kesehatan dari setiap individu. Sehingga, perlu adanya konsultasi terlebih dahulu, jika memiliki keluhan penyakit dan akan mengkonsumsinya. Selain itu, plumula atau embrio hijau pada biji teratai harus dibuang sebelum dikonsumsi, karena rasanya pahit. Semoga bermanfaat!