Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Bioluminescence, Cahaya yang Berasal dari Makhluk Hidup

ilustrasi bioluminescence (unsplash.com/Daniela Turcanu)
Intinya sih...
  • Bioluminescence adalah fenomena alam di mana makhluk hidup mampu menghasilkan cahaya, terutama ditemukan di lautan dan daratan.
  • Fenomena ini disebabkan oleh reaksi kimia yang mengubah energi kimia menjadi energi radiasi, tanpa menimbulkan panas.
  • Bioluminescence memiliki berbagai fungsi, seperti pertahanan diri, mencari mangsa, dan menjadi sumber cahaya di lautan dalam.

Pernahkah kamu mendengar istilah bioluminescenceBioluminescence merupakan fenomena alam yang cukup menakjubkan karena diakibatkan dari makhluk hidup yang mampu menghasilkan cahaya. Keberadaan fenomena ini sebetulnya bisa ditemukan di berbagai lingkungan khususnya lautan, namun ada pula yang bisa dijumpai di daratan. Ada berbagai hewan-hewan yang bisa melakukan proses bioluminescence, seperti misalnya beberapa jenis cacing laut, ubur-ubur, bakteri, kunang-kunang, hingga ikan.

Fenomena bioluminescence memang sangat memukau banyak orang karena keindahan yang dimiliki, serta kompleksitas dari proses biologis yang terlibat di dalamnya. Mungkin kamu bisa menyimak fakta-fakta dari fenomena bioluminescence agar bisa mengenalnya lebih dekat.

1. Penyebab bioluminescence diakibatkan dari reaksi kimia

ilustrasi kunang kunang (unsplash.com/Tony Phan)

Bioluminescence memang menjadi fenomena yang membuat banyak orang takjub akibat cahaya dari makhluk hidup. Tentu saja fenomena bioluminescence ini tidak terjadi tanpa alasan karena memang ada faktor-faktor yang menjadi penyebab dari keberadaannya, bahkan melibatkan reaksi kimia yang terjadi.

Dilansir Britannica, fenomena bioluminescence dihasilkan dari reaksi kimia yang mengoversi energi kimia menjadi energi radiasi secara langsung dan bahkan hampir 100% efisien. Emisi yang dihasilkan disebut dengan cahaya dingin dan dipancarkan oleh organisme khusus, sehingga bisa tampak bersinar. Proses ini bisa terjadi di lautan atau pun daratan melalui organisme-organisme tertentu.

2. Fenomena bioluminescence menghasilkan berbagai warna

ilustrasi bioluminescence (unsplash.com/Smit Patel)

Bioluminescence memang menjadi fenomena di mana organisme atau makhluk hidup menghasilkan cahaya tanpa bantuan benda lainnya. Keberadaan bioluminescence ini bisa menghasilkan berbagai warna yang sangat cantik, apalagi jika dilihat pada saat malam hari.

Dilansir Monterey Bay Aquarium, proses bioluminescence ini memang paling umum akan menghasilkan warna biru-hijau yang diakibatkan karena panjang gelombang pendek cahaya biru dan juga hijau. Namun, ada pula beberapa makhluk hidup yang memancarkan warna merah yang membantu untuk melihat benda-benda laut lainnya. Selain itu, ada pula makhluk hidup yang menghasilkan bioluminescence dengan dominasi warna kuning.

3. Bioluminescence sering dianggap sebagai pertahanan dari makhluk hidup

ilustrasi bioluminescence (unsplash.com/Nick Fewings)

Keberadaan biolumescence merupakan sesuatu yang tidak terjadi begitu saja, sebab setiap hewan biasanya memiliki tujuannya tersendiri dalam menghasilkan cahaya. Bahkan, tidak sedikit pula hewan-hewan yang memang menggunakan bioluminescence ini sebagai pertahan diri pada saat berada di alam bebas.

Dilansir Latz Laboratory, beberapa fungsi dari biolumescence salah satunya sebagai pertahanan diri untuk melawan predator atau pun untuk menarik dan menemukan mangsa, khususnya di lautan. Biasanya memang fenomena biolumescence yang terjadi di lautan sering dijumpai di lautan yang dalam, sehingga ini menjadi cara hewan-hewan tersebut dalam memproteksi dirinya sendiri.

4. Bioluminescence sering menjadi sumber cahaya di dalam laut

ilustrasi bioluminescence (unsplash.com/David Clode)

Bioluminescence ditandai dengan makhluk hidup atau organisme yang menghasilkan cahayanya sendiri tanpa bantuan. Rata-rata fenomena bioluminescence ini memang paling sering dijumpai di lautan dalam, apalagi dengan paparan cahaya yang terbilang sangat terbatas di kawasan tersebut, sehingga tidak bisa dijumpai dengan bebas.

Dilansir Ocean Generation, bioluminescence memang terdapat di seluruh samudra dan merupakan satu-satunya sumber cahaya di lautan dalam. Bahkan secara mengejutkan disebutkan bahwa 76% dari seluruh ehwan laut ternyata memang melakukan bioluminescence melalui reaksi kimia di dalam tubuhnya. Bahkan, bakteri simbiosis saja bisa menghasilkan cahaya pemancar yang sama, sehingga inilah yang tentunya menjadi sumber cahaya penting di lautan dalam.

5. Cahaya dari bioluminescence tidak menghasilkan panas

ilustrasi bioluminescence (unsplash.com/Sangga Rima Roman Selia)

Hampir rata-rata paparan panas yang dihasilkan oleh benda tertentu biasanya akan menyebabkan energi panas, seperti halnya yang terjadi pada lampu. Namun, tentu akan berbeda jika berbicara mengenai proses bioluminescence yang terjadi pada makhluk hidup karena cahaya yang dihasilkan tidak menyebabkan panas sama sekali.

Dilansir National Geographic Society, proses bioluminescence disebut juga dengan cahaya dingin. Biasanya cahaya dingin berarti tidak menghasilkan atau pun hanya sedikit menghasilkan radiasi termal. Hampir semua organisme atau pun makhluk bercahaya yang ditemukan di lautan tidak menghasilkan radiasi panas, namun tetap bisa memproduksi cahayanya sendiri karena reaksi enzimatik.

Ternyata fenomena bioluminescence merupakan hal yang sangat menakjubkan karena cahaya bisa diproduksi dari makhluk hidup yang ada. Bahkan, cahaya yang dihasilkan pun tidak menyebabkan adanya radiasi termal atau radiasi panas, sehingga menjadi fenomena yang sangat menarik. Pernahkah kamu melihat hewan dengan kemampuan bioluminescence sebelumnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us