5 Fakta Burung Ani Paruh Alur, Penampilannya bak Dinosaurus!

Kalau ditanya soal burung dengan warna bulu serba hitam, pikiran kita mungkin akan langsung tertuju pada keluarga burung gagak (genus Corvus). Tentu ada banyak spesies burung berbulu serba hitam lain yang di alam liar dan kurang begitu kita kenal. Salah satunya adalah ani paruh alur (Crotophaga sulcirostris).
Selain punya bulu dan tubuh berwarna serba hitam, ciri fisik ani paruh alur pun sangat menarik. Misalnya, bulu ekor yang sangat panjang, pola seperti segitiga berwarna abu-abu pada bulu area kepala, serta paruh beralur mereka yang berukuran relatif besar bahwa dibandingkan dengan kepala. Berkat bagian kepala yang unik itu, ani paruh alur sekilas terlihat seperti dinosaurus.
Soal ukuran, ani paruh alur termasuk berukuran sedang. Panjang tubuh mereka sekitar 34 cm, rentang sayap 41—46 cm, dan bobot 70—80 gram. Selain itu, burung ani palur juga menyimpan beberapa fakta unik lain yang sayang untuk dilewati. Penasaran, kan? Yuk, simak ulasan lengkap dari burung mirip dinosaurus ini!
1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit
Ani paruh alur tergolong burung Dunia Baru dengan persebaran antara Amerika Tengah sampai Amerika Selatan. Dilansir Data Zone by Birdlife, burung ini ditemukan mulai dari Amerika Serikat bagian selatan, Meksiko, Guatemala, Belize, El Salvador, Honduras, Nikaragua, Kosta Rika, Panama, Ekuador, Kolombia, Bolivia, Peru, Chili, dan Venezuela. Luas area yang jadi persebaran ani paruh alur diperkirakan mencapai 13,5 juta km persegi.
Mengingat peta persebaran yang luas itu, maka tak heran kalau pilihan habitat mereka jadi sangat beragam. Utamanya, ani paruh alur berada di padang rumput, sabana, semak belukar, atau kawasan peternakan milik manusia. Kadang-kadang mereka turut ditemukan di sekitar sumber air, semisal rawa, dataran banjir, dan danau. Elevasi yang dipilih ani paruh alur itu antara 0—2.300 meter di atas permukaan laut.
Menariknya, burung yang satu ini termasuk hewan omnivor. Pilihan makanan mereka dimulai dari berbagai jenis serangga, biji-bijian, dan buah-buahan. Ani paruh alur termasuk hewan diurnal sehingga aktivitas mencari makan berlangsung selama Matahari masih terbit.
2. Kehidupan sosial

Ani paruh alur hidup secara berkelompok, tetapi dalam jumlah yang sedikit. Biasanya, dalam satu kelompok hanya ada 1—5 pasangan saja. Biarpun demikian, kelompok ani paruh alur ini terbilang kompak dalam menghadapi situasi apa saja, lho.
Birda melansir bahwa masing-masing kelompok ani paruh alur memiliki wilayah masing-masing dan setiap anggota kelompok akan menjaga batas wilayah tersebut. Selain itu, kelompok hanya akan membangun satu sarang yang digunakan secara bersama-sama. Artinya, setiap pasangan akan meletakkan telur di sarang yang sama. Menariknya, anggota kelompok itu mau menjaga telur dari pasangan lain yang masih satu kelompok dengan mereka.
Selain itu, ketika waktunya mencari makan, kelompok ani paruh alur selalu bergerak bersama. Setelah memasuki waktu istirahat, seluruh anggota kelompok akan mencari dahan panjang agar mereka bisa bertengger berjejeran. Benar-benar kelompok yang kompak, ya!
3. Bukan burung yang bermigrasi dan suara kicauan yang beragam

Dilansir Audubon, ani paruh alur bukan termasuk burung yang bermigrasi karena mayoritas populasi hanya diam di tempat yang sama sepanjang tahun. Namun, ada pengecualian bagi beberapa kantung populasi di Texas, Amerika Serikat. Sebab, beberapa di antaranya akan bergerak ke arah utara dan timur ketika wilayah Amerika Utara memasuki akhir musim gugur atau menjelang musim salju.
Selain itu, ani paruh alur punya beberapa jenis suara yang berbeda, tergantung kebutuhan atau situasi yang sedang mereka hadapi. Saat hendak memanggil sesama, burung ini akan mengeluarkan suara, ‘chiirp-chiirp’ pendek dalam kurun waktu tertentu. Selain itu, ada pula suara siulan, ‘uuukk-uuuk-uukk’ yang panjang. Saat merasa terancam atau mendeteksi ancaman, ani paruh alur akan memperingatkan anggota lain dengan suara, ‘krrrk-krrrk-krrk’ dan ciutan cepat.
4. Sistem reproduksi

Ingat dengan kelompok ani paruh alur yang terdiri atas beberapa pasangan berbeda? Nah, hal tersebut ternyata jadi indikasi bahwa mereka termasuk hewan monogami alias setia dengan satu pasangan saja. Bedanya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, seluruh pasangan dalam satu kelompok yang sama akan memanfaatkan satu sarang besar secara bersama, termasuk untuk menetaskan telur sampai merawat anak, dilansir Birda.
Musim kawin bagi ani paruh alur berlangsung antara Mei—September. Mengingat satu sarang berisi telur dari beberapa betina berbeda, sulit untuk memperkirakan berapa telur yang dihasilkan betina. Namun, karena biasanya terhitung ada sekitar 20 butir telur dalam satu sarang, diperkirakan bahwa seekor betina menghasilkan 3—4 butir telur dalam satu musim kawin.
Telur-telur tersebut menjalani masa inkubasi selama 13—15 hari. Seluruh anggota kelompok bergantian mengerami semua telur yang ada di sarang. Anak-anak ani paruh alur akan bersama kelompok selama beberapa bulan atau setidaknya sampai musim kawin berikutnya hampir tiba. Setelah itu, mereka akan pergi dan membentuk kelompok sendiri. Di alam liar, burung ini diperkirakan hidup sampai usia 3,6 tahun.
5. Status konservasi

Dalam catatan IUCN Red List, ani paruh alur masuk dalam kategori hewan dengan kekhawatiran rendah (Least Concern). Selain itu, berdasarkan perhitungan pada tahun 2019, populasi mereka cenderung meningkat. Diperkirakan, saat ini ada 2 juta individu ani paruh alur yang tersebar di sepanjang peta persebaran mereka, Data Zone by Birdlife melansir.
Meski demikian, bukan berarti spesies burung ini tidak memiliki ancaman sama sekali. Sama seperti mayoritas hewan di seluruh dunia, ani paruh alur terancam kehilangan habitat alami karena ekspansi lahan yang dilakukan manusia. Bedanya, mereka dapat beradaptasi pada lingkungan ciptaan manusia, semisal area peternakan dan perkebunan. Hal ini pula yang menyebabkan populasi ani paruh alur bisa meningkat sejak penilaian IUCN Red List terakhir pada tahun 2019.
Ternyata keunikan ani paruh alur tak hanya terletak pada penampilan kepala yang mirip seperti dinosaurus. Siapa sangka kalau kelompok burung ini menunjukkan kekompakan tingkat tinggi, sampai-sampai masing-masing individu mau mengurus keturunan dari anggota kelompok yang lain. Patut kita contoh, nih!