7 Fakta Firehawks, Burung Pengguna Api dalam Berburu

Penelitian Mark Bonta, Robert Gosford, dan rekannya yang dimuat dalam BioOne Complete pada Desember 2017 membahas tentang firehawks, burung yang diyakini dapat menyebarkan api secara sengaja.

Meskipun terdengar seperti kekuatan super, faktanya cara firehawks menggunakan api cukup sederhana. Mengutip The Wildlife Society, mereka berkerumunan di dekat sabana yang sedang terbakar kemudian membawa ranting besar berapi dengan paruh atau cakarnya. 

Selanjutnya, burung itu akan menjatuhkannya di tempat yang berbeda. Ketika tempat itu terbakar, mereka segera memangsa belalang dan hewan kecil lainnya yang berusaha menyelamatkan diri dari api yang membara. Cukup brutal, ya!

Mark Bonta selaku salah satu penulis studi sekaligus ahli ilmu bumi di Universitas Negeri Pennsylvania menjelaskan bahwa firehawks bukanlah penemuan yang baru. Dilansir National Geographic, ia berkata

"Kami tidak menemukan sesuatu yang baru. Kebanyakan data yang membantu penelitian merupakan hasil kolaborasi dengan masyarakat Aborigin. Mereka kemungkinan sudah mengetahui firehawks sejak 40 ribu tahun yang lalu."

Tidak hanya sebatas testimoni dari masyarakat Aborigin saja, diketahui bahwa firehawks sudah pernah dilihat oleh pemadam kebakaran Australia dan dibahas dalam literatur sejarah, misalnya buku autobiografi Waipuldanya Phillip Roberts berjudul 'I, the Aboriginal' yang dikompilasi oleh Douglas Lockwood.

Laman Audubon mengatakan bahwa konsep firehawks hadir dalam upacara Aborigin. Para tetua didandani menyerupai burung tersebut lalu menyebarkan api dengan gestur yang simbolis dan sakral.

Berdasarkan hasil wawancara dari berbagai sumber, terdapat indikasi bahwa burung firehawks dibagi menjadi tiga spesies. Elang paria (Milvus migrans), elang siul (Haliastur sphenurus), dan alap-alap cokelat (Falco berigora) dipercaya menjadi 'pelaku' pembakaran sebagaimana dicatat National Geographic. Yup, semuanya dapat ditemukan di Australia.

Tentunya, tindakan firehawks untuk mendekati api berbeda dengan kebiasaan hewan lainnya. Sebab, kebakaran vegetasi biasanya mendorong fauna untuk melarikan diri, bukan menjadi kesempatan emas untuk mencari makan.

Kini, kita mengetahui adanya burung yang dipercaya mampu menyalakan api untuk mencari makanan. Ternyata, ada juga burung yang memanfaatkan api tanpa berkontribusi dalam pembakaran sabana.

Studi dengan tajuk 'Intentional Fire-Spreading by “Firehawk” Raptors in Northern Australia'  menunjukkan adanya burung-burung pemangsa yang mendatangi daerah yang terbakar untuk 'menyambut' hewan yang kabur. Jadi, mereka sekadar menangkap hewan tanpa menjadi pelaku pembakaran. Tercatat bahwa perilaku ini pernah terjadi di berbagai daerah, seperti Afrika Barat, Afrika Timur, dan Papua Nugini.

Keahlian firehawks dalam menggunakan api memiliki kekurangannya sendiri. Selain merusak alam, kehidupan burung lainnya yang tinggal di sabana menjadi terancam. 

Penyebabnya tidak lain dari peternak sapi yang menembak mati firehawks secara ilegal agar burung tersebut tidak menyalakan api. Hal ini makin bermasalah karena burung yang lebih langka dengan ciri fisik mirip firehawks berpotensi menjadi korban, seperti alap-alap kawah (Falco peregrinus).

Sejauh ini, bukti keberadaan firehawks masih cukup sedikit, seperti testimoni dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, terdapat sejumlah orang yang meragukan keberadaan firehawks.

Sebagai contoh, Steve Debus, ahli burung predator dari Universitas Inggris Baru berpendapat bahwa unsur kesengajaan burung dalam menyebarkan api sulit untuk dibuktikan. Walaupun demikian, ia juga percaya bahwa elang paria dan alap-alap cokelat memiliki kecerdasan untuk melakukan hal itu. Sebab, elang paria pernah menjatuhkan potongan roti untuk menangkap ikan. Pertanyaan soal kesengajaan juga diberikan oleh Anthony Molyneux dari Taman Gurun Alice Springs.

Menanggapi kesulitan masyarakat dalam menerima konsep firehawks, Mark Bonta langsung mengaitkannya dengan kurangnya hubungan kita dengan lingkungan sekitar kita. Dikutip situs resmi Altoona, isolasi diri dan kurangnya interaksi dengan alam liar menjadi penyebab mengapa kita tidak mengetahui banyak tentang alam tersebut.

Minimnya bukti memiliki arti bahwa penelitian jauh dari kata selesai. Sehubungan dengan itu, Mark Bonta berharap supaya studi tersebut dapat memotivasi orang lain untuk turun ke lapangan dan ikut meneliti firehawks.

Sampai penulisan artikel ini, belum ada informasi baru seputar firehawks. Namun, cepat atau lambat, kebenaran pasti akan terungkap.

Itulah tujuh fakta mengenai firehawks. Menurut kamu, apakah mereka benar-benar ada atau tidak?