Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Hiu Gigi Tombak, Predator dengan Habitat yang Tak Biasa

potret hiu gigi tombak dewasa
potret hiu gigi tombak dewasa (commons.wikimedia.org/Bill Harrison)
Intinya sih...
  • Hiu gigi tombak (Glyphis glyphis) adalah spesies hiu langka yang mampu hidup di air tawar, payau, hingga laut, terutama di wilayah Papua dan Australia.
  • Predator ini berburu ikan dan udang menggunakan elektroresepsi karena penglihatan mereka lemah akibat habitat air yang keruh.
  • Populasinya terancam menurun akibat pencemaran dan tertangkap jaring nelayan sehingga kini berstatus rentan punah menurut IUCN.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah dengar nama hiu gigi tombak (Glyphis glyphis)? Dari luar, penampilan spesies hiu yang masuk dalam famili Carcharhinidae ini cukup identik dengan kerabat yang lain. Namun, tubuh hiu gigi tombak lebih ramping, kepala pendek dan lebar, serta ada lubang hidung besar di ujung moncong. Sirip mereka terdiri atas sepasang sirip dada yang besar dan panjang, dua pasang sirip perut yang lebih kecil, dua sirip punggung relatif besar di depan dan kecil di belakang, serta sirip ekor tak simetris di belakang.

Hiu gigi tombak punya 26—29 baris gigi taring di bagian rahang atas dan 27—29 baris di rahang bawah. Soal ukuran, sebenarnya spesimen yang tertangkap rata-rata masih berusia muda. Individu dewasa pertama kali ditangkap pada tahun 2014 silam dengan panjang sekitar 2,6 meter. Ukuran itu lantas jadi perkiraan panjang maksimal yang dapat diraih hiu dewasa. Secara umum, hiu gigi tombak memang spesies yang jarang ditemui. Namun, bukan berarti kita tidak mengetahui beberapa fakta menarik dari mereka. Maka dari itu, pada kesempatan ini, yuk, kita kenalan dengan spesies hiu yang mampu bertahan di habitat unik ini!

1. Peta persebaran dan habitat pilihan

ilustrasi peta persebaran hiu gigi tombak
ilustrasi peta persebaran hiu gigi tombak (commons.wikimedia.org/Yzx)

Dilansir Shark References, hiu gigi tombak hanya tersebar di dua wilayah utama saja, yakni Australia dan Papua. Secara spesifik, mereka ada di bagian Australia utara dan timur laut, serta Papua Nugini bagian selatan, dan Papua bagian Indonesia, tepatnya wilayah Sungai Digul di Distrik Mappi. Hebatnya, mereka adalah salah satu spesies hiu dengan kemampuan adaptasi air yang sangat fleksibel.

Bayangkan saja, hiu gigi tombak dapat hidup dengan nyaman di air laut, air payau, sampai air tawar. Hiu gigi tombak muda hidup di wilayah air sungai dangkal dengan sedimen lumpur dan arus air yang cukup deras. Sementara itu, hiu dewasa cenderung suka di sekitar muara sungai, air payau sekitar hutan bakau, dan pesisir pantai. Rata-rata kedalaman yang disukai mereka sekitar 7 meter saja. Dibandingkan dengan air asin, hiu gigi tombak sebenarnya lebih condong suka berada di air tawar, sesuatu yang sangat langka untuk spesies hiu.

2. Makanan favorit

ilustrasi fisik hiu gigi tombak
ilustrasi fisik hiu gigi tombak (commons.wikimedia.org/Johannes Peter Müller dan Friedrich Gustav Jakob Henle)

Hiu gigi tombak pastinya adalah predator sejati di habitat alami. Dari struktur gigi mereka, diperkirakan kalau spesies hiu ini paling banyak mengonsumsi ikan bertulang dalam berbagai ukuran. Fact Animal melansir kalau hiu gigi tombak mampu memburu spesies ikan pari air tawar, ikan lele, sampai udang air tawar berdasarkan observasi isi perut spesimen yang berhasil ditangkap.

Artinya, hiu gigi tombak terbilang tidak rewel dalam urusan makanan. Selama calon mangsa bisa digigit dan masuk ke mulut, kemungkinan besar predator satu ini akan memburunya. Dalam berburu, mereka mengandalkan sensor di area moncong alias metode elektroresepsi. Metode yang mengandalkan sensor sinyal listrik pada makhluk hidup lain ini sangat penting mengingat habitat hiu yang satu ini berada di wilayah yang sangat keruh.

3. Tidak mengandalkan indra penglihatan

seekor hiu gigi tombak berenang di sungai keruh
seekor hiu gigi tombak berenang di sungai keruh (inaturalist.org/coenobita)

Dari penampilan fisik, terlihat jelas kalau proporsi mata hiu gigi tombak terbilang kecil. Ternyata, ukuran mata yang kecil itu berkorelasi dengan kemampuan penglihatan mereka. Ya, indra penglihatan hiu yang satu ini bisa dibilang sangat buruk. Padahal, habitat tempat tinggal mereka itu adalah aliran air yang keruh dan banyak sedimen yang bisa terangkut di atasnya.

Animalia melansir kalau organ berbentuk pori-pori bernama ampula lorenzini yang terletak di moncong jadi pusat elektroresepsi—seperti yang sudah disebutkan sebelumnya—dari hiu gigi tombak. Jumlah ampula lorenzini pada spesies ini terbilang lebih banyak dari hiu lain yang menandakan kalau mereka sangat bergantung pada organ ini. Untuk berenang secara efektif, sirip punggung besar dari hiu ini sangat efektif untuk bermanuver mengikuti arus air. Dengan demikian, hiu gigi tombak tak hanya menghemat energi, tapi mencegah tertabrak objek lain di dalam air ketika sedang berenang.

4. Sistem reproduksi

hiu gigi tombak dewasa tertangkap
hiu gigi tombak dewasa tertangkap (commons.wikimedia.org/White et al.)

Sebenarnya tak banyak fakta tentang sistem reproduksi hiu gigi tombak yang kita ketahui, mengingat spesies ini sulit dilacak di habitat alami. Diperkirakan kalau musim kawin mereka berlangsung antara Oktober—Desember yang merupakan akhir musim kemarau di wilayah persebaran mereka.

Uniknya, disebutkan kalau hiu ini termasuk hewan vivipar karena betina melahirkan anak-anaknya seperti mamalia. Namun, kemungkinan besar ini merupakan sistem reproduksi ovovivipar, dimana betina sebenarnya bertelur dulu di dalam perut sebelum akhirnya anak menetas dan berkembang di dalam perut betina.

Dilansir Animalia, hiu gigi tombak betina umumnya hanya melahirkan seekor anak saja dalam satu musim kawin. Panjang rata-rata anak ketika lahir itu antara 50—65 cm. Diperkirakan kalau anak hiu ini tumbuh sepanjang 19 cm per tahunnya. Layaknya spesies hiu lain, anak hiu gigi tombak juga sudah bisa hidup mandiri sesaat setelah keluar dari perut sang induk.

5. Status konservasi

Hiu gigi tombak sering terjerat jaring nelayan secara tak sengaja dan ini cukup mengganggu populasi mereka.
Hiu gigi tombak sering terjerat jaring nelayan secara tak sengaja dan ini cukup mengganggu populasi mereka. (commons.wikimedia.org/coenobita)

Berdasarkan catatan IUCN Red List, status konservasi hiu gigi tombak masuk dalam kategori hewan rentan punah (Vulnerable). Tren populasi mereka dilaporkan terus menurun dengan perkiraan hanya tersisa 2.500—10.000 individu di alam. Ada beberapa masalah yang dihadapi spesies hiu yang satu ini.

Penyebab utamanya adalah gesekan dengan manusia karena habitat pilihan mereka juga jadi tempat manusia mencari nafkah. Hiu gigi tombak kadang tak sengaja terjebak jaring nelayan yang hendak menangkap ikan lain. Selain itu, sungai tempat tinggal hiu ini juga mulai tercemar dari limbah tambang dan pembukaan lahan sekitar sungai. Kondisi inilah yang menyebabkan populasi hiu gigi tombak terus menurun.

Pelarangan untuk menangkap hiu ini memang sudah diberlakukan. Namun, masalah kerusakan alam sayangnya masih sangat sulit dikendalikan. Duh, semoga saja spesies hiu penghuni air tawar ini bisa terus lestari, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Monyet Laba-laba Muka Merah, Primata dengan Kelompok Unik

12 Nov 2025, 21:44 WIBScience