Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ular di Indonesia dengan Bisa Paling Mematikan, Hati-hati!

gambar White-lipped Pit Viper (commons.m.wikimedia.org/Rushen)
gambar White-lipped Pit Viper (commons.m.wikimedia.org/Rushen)

Ular termasuk hewan yang banyak ditemukan di Indonesia. Gak hanya di hutan belantara yang punya banyak pohon, kita juga kadang menemukan hewan satu ini melingkar di perkebunan warga. Kasus ular memasuki rumah warga pun cukup sering terjadi.

Spesies ular di Indonesia memang sangat beragam. Apesnya lagi, banyak dari spesies ular-ular ini memiliki bisa yang mematikan bagi manusia. Namun seapes-apesnya kamu ketemu ular, pastikan kamu gak berhadapan dengan beberapa spesies ular dengan bisa paling mematikan di bawah ini, ya!

1. King cobra

gambar King Cobra (commons.m.wikimedia.org/Michael Allen Smith)
gambar King Cobra (commons.m.wikimedia.org/Michael Allen Smith)

King cobra termasuk ular yang cukup populer di Indonesia. Meski begitu jarang ada orang yang pernah bertemu dengan spesies ular satu ini. Selain karena mereka lebih suka tinggal di hutan dan rumpun bambu, king cobra merupakan jenis ular yang pemalu. Jika dikonfrontasi, mereka lebih suka melarikan diri. Namun king cobra terutama yang betina biasanya akan jadi sangat agresif ketika ada yang mengancam telur-telurnya.

Ketika terancam, king cobra akan mengangkat sepertiga tubuhnya, mengeluarkan desisan, hingga meratakan tulang lehernya menjadi tudung yang merupakan salah satu ciri khas utamanya. Memiliki panjang rata-rata 3-5,4 meter, king cobra dewasa terdiri dari beberapa warna. Mulai dari hitam, kuning, coklat, atau hijau dengan garis putih dan kuning di tubuhnya. Meski merupakan ular yang pemalu, mereka sangatlah mematikan.

Bisa ular ini mengandung neurotoksin yang dapat membunuh 20 orang dewasa, atau bahkan merobohkan seekor gajah hanya dengan sekali gigit. Jika kamu digigit king cobra, pertama-tama kamu akan merasakan sakit yang luar biasa, diikuti dengan rasa pusing, penglihatan kabur, lelah, hingga kelumpuhan pada beberapa bagian tubuh. Jika gak segera diberi pertolongan medis, bisa king cobra bisa menyebabkan gagal jantung yang berakhir dengan kematian.

2. Common sea snake

gambar Common Sea Snake (commons.m.wikimedia.org/Aloaiza)
gambar Common Sea Snake (commons.m.wikimedia.org/Aloaiza)

Jika king cobra memilih hutan belantara, maka common sea snake atau ular laut berparuh lebih nyaman tinggal di wilayah perairan dangkal atau pesisir pantai. Spesies ular satu ini memiliki ekor yang berbentuk pipih, yang mereka gunakan sebagai dayung. Ular laut jarang bertemu dengan manusia, karena mereka lebih suka menghabiskan waktu di perairan. Gak tanggung-tanggung, ular laut berparuh ini bisa menyelam hingga kedalaman 100 meter dan bertahan selama lima jam di dalam air, lho!

Ular laut dewasa bisa mencapai panjang 1,2 meter. Meski gak sepanjang king cobra, racun mereka justru jauh lebih berbahaya. Gak tanggung-tanggung, 1,5 miligram racun ular ini ternyata empat kali lebih berbahaya daripada racun kobra. Satu gigitan dari ular ini bisa menumbangkan 50 orang dewasa sekaligus. Berbeda dengan king cobra yang lebih suka kabur, common sea snake adalah ular pemarah yang gak segan menyerang siapa pun yang berani mengganggunya.

3. Ular weling

gambar Malayan Krait (commons.m.wikimedia.org/Wibowo Djatmiko)
gambar Malayan Krait (commons.m.wikimedia.org/Wibowo Djatmiko)

Malayan krait atau yang juga dikenal dengan nama ular weling, menjadi ular paling beracun selanjutnya di Indonesia yang patut diwaspadai. Ular weling memiliki beberapa warna sekaligus, tapi yang paling sering ditemukan adalah yang berwarna hitam dengan garis putih kekuningan. Umumnya mereka tinggal di area hutan hujan tropis, dan perbukitan. Namun gak jarang juga ditemukan di areal persawahan yang memiliki pasokan tikus, katak, dan kadal yang melimpah.

Kabar baiknya, meski suka tinggal di sawah, ular weling adalah hewan nokturnal. Mereka gak menyukai cahaya, dan baru keluar ketika hari sudah malam hari sehingga pertemuan langsung dengan manusia cukup jarang terjadi. Ular weling sendiri terkenal dengan bisa neurotoksik yang kuat.

Berbeda dari hewan lain yang gigitannya menyakitkan, gigitan ular weling awalnya gak terlalu menyakitkan sehingga gak sedikit orang yang menganggap remeh. Padahal jika gak ditangani dengan cepat, racun ular ini bisa menyebabkan kelumpuhan hingga gagal napas. Mereka juga termasuk ular pemarah, yang sangat agresif ketika menyerang.

4. Ular beludak bibir putih

gambar White-lipped Pit Viper (commons.m.wikimedia.org/Rushen)
gambar White-lipped Pit Viper (commons.m.wikimedia.org/Rushen)

White-lipped pit viper atau yang juga dikenal dengan nama ular beludak bibir putih merupakan salah satu hewan endemik di Asia Tenggara. Keberadaannya bisa ditemukan di area hutan, hingga lahan pertanian hijau. Dibandingkan dengan ular lain, white-lipped pit viper sebetulnya mudah dikenali, karena memiliki kulit sisik berwarna hijau atau hijau kekuningan dengan sisik berwarna putih, kuning, atau hijau pucat di area bawah mata dan bibir.

Sama seperti kebanyakan ular lainnya, mereka juga gak menyukai cahaya dan cuaca panas. Makanya mereka lebih senang berburu di malam hari. Ular sepanjang lebih dari satu meter ini biasanya berdiam diri di vegetasi rendah dan menunggu hewan kecil yang lewat.

Warnanya yang hijau, membuat ular ini dapat dengan mudah menipu katak, kadal, burung, dan hewan pengerat lain yang lewat. Ketika menyerang, ular beludak bibir putih akan menyuntikkan bisa hemotoksin dan melilit mangsanya sampai mati. Pada manusia, racun ular ini bisa menyebabkan rasa sakit, pembekuan darah, hingga kematian jika gak mendapatkan pertolongan medis.

5. Ular tanah

gambar Malayan Pit Viper (commons.m.wikimedia.org/Wibowo Djatmiko)
gambar Malayan Pit Viper (commons.m.wikimedia.org/Wibowo Djatmiko)

Jika kebanyakan ular akan lebih memilih kabur ketika bertemu dengan manusia, malayan pit viper atau ular tanah justru gak akan menantang manusia yang secara gak sengaja mengganggunya. Mereka sebetulnya adalah pemburu malam alias nokturnal. Di siang hari, mereka akan lebih memilih sembunyi di balik dedaunan, di rumpun bambu, puing bangunan, lahan pertanian yang gak digunakan, hutan, hingga perkebunan.

Masalahnya adalah, warna sisik mereka membuatnya mudah sekali berbaur dengan lingkungan sekitar. Ular tanah memiliki warna sisik coklat dengan motif segitiga gelap, dengan kepala berbentuk segitiga yang jadi ciri khasnya. Mereka biasanya memburu mamalia kecil, hewan amfibi, dan burung. Manusia memang bukan makanan bagi ular ini, tapi mereka juga gak ragu menyerang jika memang diperlukan.

Bisa hemotoksin malayan pit viper memang jarang menyebabkan kematian, tapi bisa menyebabkan rasa sakit yang hebat, pembengkakan, dan kerusakan jaringan di sekitar lokasi gigitan yang berakhir dengan amputasi. Jika kamu berada di area habitat ular tanah, ada baiknya kamu berhati-hati. Mereka dikenal sebagai ular pemarah, dan kamu gak akan suka ketemu dengan mereka.

Dibandingkan dengan manusia, ukuran ular memang lebih kecil. Namun bisanya yang mematikan, jelas membuat kamu harus ekstra waspada. Pastikan untuk gak mengganggu ular, terutama di habitat alami mereka jika kamu gak mau berakhir di rumah sakit. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us