Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Ilmiah Mengenai Hewan Diurnal, Aktif Saat Siang

ilustrasi tupai (pexels.com/Rod Dion)
ilustrasi tupai (pexels.com/Rod Dion)
Intinya sih...
  • Hewan diurnal aktif pada siang hari dan istirahat di malam hari karena faktor evolusi dan adaptasi terhadap lingkungan terang.
  • Ritme sirkadian mengatur aktivitas fisiologis hewan diurnal berdasarkan cahaya Matahari, menyesuaikan hormon dan kesiapan tidur.
  • Hewan diurnal memiliki struktur mata adaptif untuk melihat tajam di bawah sinar Matahari, serta kompleksitas sosial dalam kelompoknya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hewan diurnal merupakan kelompok hewan yang kerap melakukan aktivitas utamanya pada siang hari dan juga beristirahat ketika malam tiba. Pola hidup yang satu ini memang terbentuk karena faktor evolusi dan juga adaptasi terhadap lingkungan yang lebih terang, sehingga bisa mendukung aktivitas pencarian makanan, interaksi sosial, hingga mekanisme pertahanan dari risiko predator.

Dalam ilmu biologi ternyata perilaku diurnal kerap dipengaruhi oleh ritme sirkadian, yaitu jam biologis yang mengatur aktivitas fisiologis berdasarkan cahaya dan waktu. Menariknya hewan-hewan tersebut menunjukkan pola unik dalam penglihatan perilaku sosial, sehingga proses beradaptasi. Oleh sebab itu, simaklah beberapa fakta ilmiah berikut ini terkait hewan diurnal yang menarik untuk diketahui.

1. Aktivitas hewan dikenal dikendalikan oleh ritme sirkadian

ilustrasi gading gajah (pexels.com/FUTURE KIIID)
ilustrasi gading gajah (pexels.com/FUTURE KIIID)

Ritme sirkadian merupakan sistem jam biologis internal yang mengikuti siklus 24 jam dan juga membantu mengatur kapan hewan tersebut akan aktif atau pun tidur. Pada hewan diurnal ternyata ritmenya diselaraskan dengan cahaya Matahari, sehingga mereka akan lebih aktif ketika pagi sampai dengan sore hari.

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa ritme tersebut dipengaruhi oleh sinyal cahaya yang diterima oleh retina mata, lalu kemudian dikirim ke otak untuk mengatur hormon seperti kortisol. Oleh sebab itu, pada saat cahaya mulai redup menjelang malam, maka tubuh hewan di warna pun akan secara alami siap untuk tidur dan menurunkan aktivitasnya.

2. Hewan diurnal memiliki adaptasi penglihatan yang kuat ketika siang hari

ilustrasi penyu (unsplash.com/Tanguy Sauvin)
ilustrasi penyu (unsplash.com/Tanguy Sauvin)

Hewan diurnal ternyata memiliki struktur mata yang sangat adaptif terhadap cahaya terang, termasuk bagian pupilnya yang kecil dan juga jumlah sel kerucut pada retina yang tinggi, sehingga bisa menangkap tampilan warna secara lebih detail. Adaptasi ini memang sangat memungkinkan mereka untuk melihat secara lebih tajam di bawah sinar Matahari, serta mendeteksi adanya gerakan mangsa atau ancaman dari kejauhan.

Contohnya adalah burung elang dan primata, seperti monyet yang memang memiliki penglihatan sangat baik untuk membantu dalam hal berburu atau pun mencari makanan pada siang hari. Kemampuan tersebut memiliki peran penting dalam interaksi sosial, navigasi, hingga pengambilan keputusan.

3. Banyak hewan diurnal memiliki pola sosial yang kompleks

ilustrasi unta (pexels.com/Boris Hamer)
ilustrasi unta (pexels.com/Boris Hamer)

Banyak hewan diurnal yang ternyata memiliki struktur sosial yang cukup kompleks, seperti koloni, kawanan, hingga kelompok keluarga yang biasanya lebih aktif di siang hari untuk berburu, berkomunikasi, hingga menjaga keturunan. Pada siang hari yang terang ternyata cukup efektif untuk membantu hewan tersebut berkomunikasi secara visual, seperti melalui warna bulu, sinyal tubuh, atau ekspresi wajah.

Contohnya primata seperti simpanse dan juga lemur yang memang mengandalkan interaksi sosial dalam kelompok untuk bisa bertahan hidup, termasuk kerjasama dalam mencari makanan. Aktivitas sosial ini ternyata cukup efektif bagi perkembangan perilaku dan juga keterikatan antar individu di spesies tersebut.

4. Hewan diurnal lebih rentan terhadap perubahan iklim

ilustrasi rusa (pexels.com/SM Production)
ilustrasi rusa (pexels.com/SM Production)

Dikarenakan hewan diurnal sangat bergantung terhadap cahaya dan suhu siang hari, maka mereka biasanya akan mudah terganggu dengan perubahan iklim, seperti polusi cahaya hingga suhu yang ekstrem. Kenaikan suhu pada siang hari justru akan membuat aktivitas mereka terganggu, sehingga memengaruhi pola makan dan juga proses reproduksi.

Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa spesies tertentu mulai mengubah waktu aktif menjadi lebih pagi atau lebih sore agar bisa menghindari panas berlebih yang bisa menimbulkan gangguan fisiologis. Proses adaptasi ini membuktikan bahwa hewan diurnal ternyata sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan yang memang berkaitan secara langsung dengan waktu dan juga pencahayaan.

Hewan dikenal memiliki pola hidup yang sangat unik dan bergantung terhadap cahaya siang. Tidak heran berbagai fakta ilmiah di atas menunjukkan bahwa setiap hewan memiliki cara hidup yang berbeda-beda. Hewan diurnal pun memiliki pola aktivitas yang tidak sama dengan hewan nokturnal!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Menarik Gar Florida, Ikan Predator Ganas yang Gak Boleh Dipelihara

09 Sep 2025, 15:49 WIBScience