Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepiting Tapal Kuda (pixabay.com/Engel9)

Intinya sih...

  • Kepiting tapal kuda adalah fosil hidup yang sudah ada lebih dari 400 juta tahun, dengan bentuk tubuh yang hampir tidak berubah selama ratusan juta tahun.
  • Secara ilmiah, kepiting tapal kuda bukan krustasea sejati seperti kepiting atau udang, tetapi memiliki hubungan lebih dekat dengan laba-laba dan kalajengking.
  • Darah biru cerah mereka mengandung zat bernama Limulus Amebocyte Lysate (LAL) yang digunakan untuk mengidentifikasi kontaminan dalam industri medis, dengan nilai mencapai $60.000 per galon.

Di antara berbagai makhluk purba yang masih menghuni bumi hingga hari ini, kepiting tapal kuda adalah salah satu hewan laut yang paling menarik. Bentuknya menyerupai perpaduan antara tank baja dan alien laut, dan ternyata hewan ini sudah ada jauh sebelum dinosaurus pertama menginjakkan kaki di planet ini.

Keunikan mereka tidak hanya pada usianya yang sangat tua, tetapi juga pada struktur tubuh, sistem biologis, hingga fungsi ekologis yang sangat penting. ada ulasan ini, terdapat lima fakta tentang kepiting tapal kuda yang menjadikannya salah satu hewan paling unik di dunia. Mari telusuri lebih jauh tentang makhluk yang bisa dibilang adalah saksi hidup dari sejarah bumi ini!

1. Fosil hidup yang lebih tua dari dinosaurus

Kepiting Tapal Kuda (unsplash.com/Sara Cottle)

Kepiting tapal kuda sering disebut sebagai fosil hidup. Melansir earthdate, kepiting ini sudah ada selama lebih dari 400 juta tahun, jauh sebelum dinosaurus muncul. Bukti fosil menunjukkan bahwa makhluk ini telah melalui berbagai zaman geologis, termasuk kepunahan massal yang memusnahkan banyak spesies lain.

Menariknya, bentuk tubuh mereka hampir tidak berubah selama ratusan juta tahun tersebut. Evolusi yang lambat ini menandakan bahwa desain biologis mereka sangat efisien untuk bertahan hidup dalam berbagai kondisi lingkungan. Struktur tubuh datar dengan cangkang keras, serta ekor panjang seperti jarum membuat mereka mudah beradaptasi di dasar laut.

2. Bukan kepiting atau crustacea sejati

Kepiting Tapal Kuda (pixabay.com/Goodfreephotos_com)

Meski bernama kepiting, secara ilmiah kepiting tapal kuda bukan krustasea sejati seperti kepiting atau udang. Melansir digitalatlasofancientlife, spesies ini merupakan arthropoda Chelicerata dan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan laba-laba dan kalajengking. Secara taksonomi, mereka diklasifikasikan dalam ordo Xiphosura, sebuah kelompok artropoda laut yang sangat tua.

Meskipun memiliki anggota tubuh bersendi dan exoskeleton keras seperti krustasea, garis keturunan evolusinya sangat berbeda. Karakteristik unik inilah yang menjadikannya begitu menarik untuk dipelajari. Dengan demikian, penyebutan mereka sebagai kepiting sebenarnya lebih merupakan istilah populer daripada representasi ilmiah.

3. Ditutupi oleh cangkang yang sangat kuat

Kepiting Tapal Kuda (commons.wikimedia.org/Shubham Chatterjee)

Spesies ini dilapisi oleh cangkang keras yang melindungi tubuhnya dari berbagai ancaman. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Wardiatno et al. (2021), cangkang ini terdiri dari kitin, protein, dan beberapa mineral yang menjadi unsur kimia utamanya.

Secara ilmiah, cangkangnya memiliki kekuatan tarik maksimum sebesar 60,46 kPa dan kekuatan tekan hingga 110,55 kPa. Nilai ini menunjukkan bahwa cangkangnya sangat efektif dalam menahan tekanan fisik dari lingkungan laut maupun serangan predator.

Meski tidak sekuat beberapa jenis kepiting lain, kekakuan dan ketahanan struktur cangkangnya tetap menjadikannya salah satu armor biologis paling efisien. Keberadaan cangkang ini juga membantu mereka dalam berkamuflase di dasar laut. Selain sebagai pertahanan, cangkang ini juga berfungsi dalam proses pergantian kulit.

4. Memiliki darah biru yang sangat berharga

Kepiting Tapal Kuda (pixabay.com/Engel9)

Salah satu aspek paling menakjubkan dari kepiting tapal kuda adalah darahnya yang berwarna biru cerah. Warna ini berasal dari kandungan hemocyanin yang mengikat oksigen menggunakan tembaga, berbeda dengan hemoglobin manusia yang menggunakan besi.

Darah ini begitu berharga karena adanya zat bernama Limulus Amebocyte Lysate (LAL), yaitu zat yang digunakan untuk mengidentifikasi kontaminan dalam industri medis. Industri medis sangat bergantung pada zat ini karena keakuratannya dalam mendeteksi endotoksin berbahaya. Saking berharganya, darah ini dapat mencapai nilai hingga $60.000 per galon.

5. Memiliki sepuluh mata dan enam pasang kaki

Kepiting Tapal Kuda (commons.wikimedia.org/Plant Image Library)

Kepiting tapal kuda memiliki sepuluh mata yang tersebar di seluruh tubuhnya. Dua mata besar terletak di sisi prosoma dan berfungsi sebagai alat utama untuk mendeteksi gerakan dan cahaya. Selain itu, terdapat lima mata tambahan di bagian atas tubuh, termasuk mata median dan endoparietal, yang membantu mereka menavigasi dan mengenali lingkungan.

Dua mata kecil terletak di bagian ventral dekat mulut, sementara fotoreseptor lainnya tersebar di sepanjang telson atau ekor mereka. Mata-mata ini memiliki peran penting dalam reproduksi dan perilaku kawin karena mampu mendeteksi cahaya dan bayangan secara sensitif. 

Di samping itu, mereka juga memiliki enam pasang kaki. Lima pasang digunakan untuk berjalan dan menangkap makanan, sedangkan sepasang kaki pertama (chelicerae) khusus digunakan untuk memanipulasi makanan. Susunan ini memperlihatkan efisiensi evolusi dalam memadukan fungsi gerak dan konsumsi makanan.

Kepiting tapal kuda bukan sekadar hewan laut biasa—mereka adalah saksi hidup sejarah Bumi yang luar biasa. Dengan usia yang jauh lebih tua dari dinosaurus, struktur biologis yang unik, serta peran penting dalam dunia medis, mereka mencerminkan betapa menakjubkannya evolusi makhluk hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team