Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Kusu-tanah Hidung-panjang, Marsupial yang Gemar Menggali

seekor kusu-tanah hidung-panjang yang berkeliling saat malam (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)
seekor kusu-tanah hidung-panjang yang berkeliling saat malam (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)
Intinya sih...
  • Kusu-tanah hidung-panjang adalah marsupial endemik Australia Timur dengan habitat di hutan, padang rumput, dan rawa.
  • Mereka omnivor dan mangsa potensial bagi burung predator, rubah, dan anjing liar.
  • Kusu-tanah hidung-panjang memiliki indra sensitif, kaki belakang yang kuat, dan reproduksi tinggi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

 

Kusu-tanah hidung-panjang atau long-nosed bandicoots (Perameles nasuta) merupakan 1 dari 21 spesies kusu-tanah yang tersebar di wilayah Australia dan Papua. Meski penampilan mereka seperti tikus, kusu-tanah hidung-panjang sama sekali tak berkerabat dengan pengerat tersebut karena tergolong sebagai marsupial. Nama bandicoot dalam bahasa Inggris dari hewan ini sebenarnya berasal dari bahasa Telugu, yakni pandi-kokku, yang berarti 'tikus babi'.

Ukuran kusu-tanah hidung-panjang termasuk sedang. Panjang tubuh mereka bisa mencapai 40—51 cm dengan bobot 706—897 gram. Sesuai dengan nama mereka, kusu-tanah hidung-panjang memiliki moncong panjang dengan tubuh yang dibalut bulu berwarna cokelat kemerahan. Tentunya, sebagai marsupial, hewan ini juga memiliki kantung di area perut.

Ada beberapa fakta menarik dari kusu-tanah hidung-panjang. Kali ini, kita akan membahas fakta tersebut secara tuntas. Jadi, kalau kamu penasaran dengan hewan yang satu ini, langsung gulir layar ke bawah, ya!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

ilustrasi peta persebaran kusu-tanah hidung-panjang (commons.wikimedia.org/Chermundy)
ilustrasi peta persebaran kusu-tanah hidung-panjang (commons.wikimedia.org/Chermundy)

Kusu-tanah hidung-panjang merupakan hewan endemik dari Australia. Mereka secara eksklusif ditemukan di Australia Timur sehingga kota-kota di sana, seperti New South Wales, Victoria, dan Queensland, jadi rumah bagi marsupial ini. Dilansir Australian Museum, habitat yang disukai kusu-tanah hidung-panjang berupa hutan, padang rumput, dan rawa.

Untuk urusan makanan, marsupial ini termasuk golongan hewan omnivor. Mereka dapat mengonsumsi berbagai jenis serangga, vertebrata kecil, akar tanaman, dan jamur. Kusu-tanah hidung-panjang juga menjadi mangsa potensial bagi beberapa jenis predator, semisal burung predator, rubah, dan anjing liar.

2. Hewan penyendiri

Kusu-tanah hidung-panjang tidak bisa menerima kehadiran individu lain dan tak ragu untuk menyerang penyusup. (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)
Kusu-tanah hidung-panjang tidak bisa menerima kehadiran individu lain dan tak ragu untuk menyerang penyusup. (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Kusu-tanah hidung-panjang termasuk sebagai hewan nokturnal. Artinya, mereka hanya akan beraktivitas pada malam hari dalam cakupan wilayah yang cukup terbatas. Sementara, saat siang hari, marsupial ini akan memilih bersembunyi dan beristirahat di lubang yang mereka gali sendiri.

Meski berukuran kecil dan jadi mangsa potensial bagi banyak predator, bukan berarti kusu-tanah hidung-panjang termasuk hewan yang sosial. Animal Diversity melansir kalau mereka justru lebih suka hidup menyendiri atau masuk dalam kategori hewan soliter. Adapun, interaksi kusu-tanah hidung-panjang dengan sesama hanya terjadi saat musim kawin tiba atau ketika induk sedang merawat anak.

3. Punya indra dan kekuatan kaki yang menakjubkan

Kusu-tanah hidung-panjang bisa bertahan hidup dengan baik saat malam hari berkat sejumlah adaptasi. (commons.wikimedia.org/Joseph C Boone)
Kusu-tanah hidung-panjang bisa bertahan hidup dengan baik saat malam hari berkat sejumlah adaptasi. (commons.wikimedia.org/Joseph C Boone)

Sebagai hewan soliter, kusu-tanah hidung-panjang tentu memerlukan berbagai kemampuan khusus agar dapat bertahan di habitat mereka. Beruntungnya, marsupial ini memiliki beberapa indra yang sangat sensitif sehingga bisa membantu mereka dalam mencari makan maupun menghindari predator. Mata kusu-tanah hidung-panjang telah beradaptasi sehingga memiliki penglihatan malam yang sangat baik. Selain itu, pendengaran mereka juga terbilang tajam.

Bagian tubuh lain yang spesial dari kusu-tanah hidung-panjang terletak pada kaki mereka. Dilansir Animalia, kaki belakang marsupial ini secara khusus mampu menghasilkan kekuatan luar biasa saat mereka berlari. Mereka diketahui bisa berlari hingga kecepatan 24 km per jam. Tak hanya cepat, kaki belakang kusu-tanah hidung-panjang juga mampu membuat mereka bermanuver dengan lincah supaya bisa menghindari kejaran predator.

4. Sistem reproduksi

Kusu-tanah hidung-panjang merupakan salah satu mamalia dengan masa kehamilan tersingkat. (commons.wikimedia.org/ Colorado State University Libraries)
Kusu-tanah hidung-panjang merupakan salah satu mamalia dengan masa kehamilan tersingkat. (commons.wikimedia.org/ Colorado State University Libraries)

Musim kawin kusu-tanah hidung-panjang berlangsung sepanjang tahun, selama betina tidak sedang mengandung atau merawat anak. Marsupial ini termasuk hewan poligini, yang berarti jantan akan kawin dengan beberapa betina. Namun, betina akan kawin dengan satu jantan saja. 

New South Wales Government melansir kalau dalam 1 kali masa kawin kusu-tanah hidung-panjang betina bisa melahirkan hingga 5 ekor anak. Adapun, rata-rata mereka hanya akan melahirkan 2 ekor anak. Masa kehamilan marsupial ini jadi salah satu yang tercepat di dunia, yaitu hanya sekitar 11—13 hari. Butuh waktu 3 bulan sebelum anak kusu-tanah hidung-panjang dewasa dan selama itu pula mereka akan berada di kantung sang induk.

5. Status konservasi

potret kusu-tanah hidung-panjang dewasa (commons.wikimedia.org/Colorado State University Libraries)
potret kusu-tanah hidung-panjang dewasa (commons.wikimedia.org/Colorado State University Libraries)

Secara umum, kusu-tanah hidung-panjang masih masuk dalam kategori kekhawatiran rendah (Least Concern) dalam catatan IUCN Red List. Namun, sebenarnya populasi mereka cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, keberadaan marsupial ini di Sydney sudah menghilang, padahal dulunya mereka sangat mudah ditemui di sana.

Animalia melansir kalau masalah terbesar yang dihadapi kusu-tanah hidung-panjang adalah urbanisasi yang dilakukan manusia. Hal ini menyebabkan mereka kehilangan habitat dan tak jarang berkonflik dengan petani di area pertanian. Ditambah lagi, pengenalan berbagai predator asing, semisal rubah, kucing liar, dan anjing liar, juga membuat populasi marsupial ini dapat terancam di masa yang akan datang.

Fakta menarik lain dari kusu-tanah hidung-panjang adalah suara mereka yang bisa melengking panjang saat merasa terancam. Selain itu, mereka juga akan mendengus layaknya anak babi saat sedang makan. Oh, ya, berkat masa kehamilan mereka yang sangat singkat, kusu-tanah hidung-panjang jadi spesies marsupial dengan tingkat reproduksi tertinggi di dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us