Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Kukang Jawa, Primata Imut yang Ternyata Berbahaya

kukang jawa
kukang jawa (Jefri Tarigan, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Kukang jawa adalah satu-satunya primata berbisa di dunia
  • Mata belonya punya fitur canggih untuk melihat di kegelapan
  • Mereka bergerak lambat, tapi punya daya tahan genggaman luar biasa
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu lihat kukang jawa di internet, mungkin reaksi pertamamu adalah, "Wah, lucu banget!" dengan matanya yang besar dan gerakannya yang lambat. Tapi, jangan salah sangka, primata nokturnal endemik Pulau Jawa bernama latin Nycticebus javanicus ini menyimpan banyak sekali kejutan. Hewan yang sering disebut 'malu-malu' ini punya cara hidup dan mekanisme pertahanan diri yang sama sekali gak biasa, bahkan bisa berbahaya.

Sayangnya, di balik semua keunikannya, kukang jawa menghadapi ancaman kepunahan yang serius. Statusnya kini Kritis (Critically Endangered) menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Populasi mereka terus menurun drastis akibat kehilangan habitat dan perburuan liar untuk dijadikan hewan peliharaan eksotis. Yuk, kita kenali lebih dalam makhluk luar biasa ini agar kita bisa lebih sadar untuk ikut melestarikannya.

1. Kukang jawa adalah satu-satunya primata berbisa di dunia

kukang jawa
kukang jawa (OpenCage, CC BY-SA 2.5, via Wikimedia Commons)

Mungkin terdengar seperti cerita fiksi, tapi ini fakta. Kukang jawa, bersama dengan jenis kukang lainnya, adalah satu-satunya kelompok primata yang berbisa. Bisa ini bukan berasal langsung dari gigitannya seperti ular, melainkan dari kelenjar khusus di bagian dalam sikunya. Kelenjar ini mengeluarkan minyak yang, saat terancam, akan dijilat oleh kukang dan dicampur dengan air liurnya untuk mengaktifkan racunnya.

Bisa tersebut kemudian tersimpan di antara giginya yang tajam dan runcing. Dilansir New England Primate Conservancy, kukang jawa masuk dalam daftar eksklusif berisi segelintir mamalia berbisa di dunia. Gigitan berbisanya ini terutama digunakan untuk melawan sesama kukang dalam perebutan teritori atau pasangan, juga untuk melindungi diri dari predator. Bagi manusia, gigitannya bisa menyebabkan syok anafilaksis, yaitu reaksi alergi parah yang bisa berakibat fatal.

2. Mata belonya punya fitur canggih untuk melihat di kegelapan

kukang jawa
kukang jawa (Dr. K.A.I. Nekaris, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Salah satu pesona utama kukang jawa adalah matanya yang super besar dan bulat. Ternyata, ukuran mata ini bukan sekadar untuk membuatnya terlihat imut. Mata besar ini adalah adaptasi kunci untuk gaya hidupnya yang aktif di malam hari atau nokturnal. Di bagian belakang retina matanya, terdapat lapisan jaringan reflektif yang disebut tapetum lucidum.

Lapisan inilah yang membuat mata kukang (dan banyak hewan nokturnal lain seperti kucing) tampak bersinar ketika tersorot cahaya. Dilansir Earth.Org, tapetum lucidum berfungsi memantulkan kembali cahaya yang masuk ke mata, sehingga sel pendeteksi cahaya di retina punya kesempatan kedua untuk menangkap foton. Ini secara dramatis meningkatkan kemampuan visual mereka dalam kondisi minim cahaya, memungkinkan mereka untuk berburu serangga dan bergerak di antara dahan-dahan pohon di tengah pekatnya malam.

3. Mereka bergerak lambat, tapi punya daya tahan genggaman luar biasa

kukang jawa
kukang jawa (Dr. K.A.I. Nekaris, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Sesuai namanya dalam bahasa Inggris, slow loris, hewan ini bergerak dengan sangat pelan dan hati-hati. Mereka jarang sekali melompat dari satu dahan ke dahan lain. Sebaliknya, mereka akan merambat perlahan di sulur dan pepohonan, seolah-olah sedang dalam mode slow-motion. Namun, di balik gerakan lambatnya, mereka punya kekuatan super tersembunyi.

Kukang jawa memiliki adaptasi khusus pada pembuluh darah di pergelangan tangan dan kakinya. Struktur ini memungkinkan aliran oksigen yang sangat efisien ke otot-otot genggam mereka. Hasilnya? Mereka bisa berpegangan pada dahan pohon selama berjam-jam tanpa merasa lelah atau kram. Kemampuan ini sangat penting untuk gaya hidup arboreal mereka, baik saat mencari makan, beristirahat, atau mengintai mangsa.

4. Meskipun penyendiri, mereka punya kehidupan sosial yang tak terduga

kukang jawa
kukang jawa (Jefri Tarigan, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Kukang jawa sering kali terlihat sendirian atau hanya berpasangan saat menjelajahi wilayahnya. Mereka juga dikenal sebagai hewan yang sangat teritorial. Mereka tidak akan segan-segan menggunakan gigitan berbisanya untuk mempertahankan wilayah kekuasaan, sumber makanan, dan pasangan mereka dari kukang lain yang dianggap sebagai penyusup.

Meski begitu, mereka tidak sepenuhnya antisosial. Menurut laporan dari New England Primate Conservancy, beberapa kukang jawa ditemukan tidur dalam kelompok kecil. Mereka akan meringkuk bersama di antara rimbunnya rumpun bambu atau di dahan pohon yang terlindung. Perilaku ini menunjukkan bahwa mereka masih memiliki sisi sosial, setidaknya saat sedang tidak aktif atau beristirahat di siang hari.

5. Statusnya kritis akibat perburuan untuk jadi peliharaan

kukang jawa
kukang jawa (Jefri Tarigan, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Ini adalah fakta paling menyedihkan. Di balik penampilannya yang menggemaskan, kukang jawa adalah salah satu primata paling terancam di dunia. Ancaman terbesarnya adalah perburuan liar untuk diperdagangkan secara ilegal sebagai hewan peliharaan eksotis. Banyak video di media sosial yang menampilkan kukang dipelihara di rumah, namun kenyataannya sangat kejam.

Dilansir International Animal Rescue, para pedagang sering kali memotong atau mencabut gigi kukang dengan tang tanpa bius agar tidak bisa menggigit pemiliknya. Praktik brutal ini sering menyebabkan infeksi parah, pendarahan, bahkan kematian. Selain itu, hilangnya habitat hutan di Pulau Jawa yang hanya tersisa sekitar 20% dari luas historisnya membuat populasi mereka semakin terfragmentasi dan sulit bertahan hidup.

Kukang jawa adalah bukti nyata betapa luar biasanya keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. Mereka bukan sekadar hewan lucu, melainkan primata dengan adaptasi evolusioner yang kompleks dan memukau. Menjadi tugas kita bersama untuk memastikan kelestarian mereka dengan tidak mendukung perdagangan hewan liar dan turut menjaga habitat alaminya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Atlantic Camas, Tanaman yang Berbunga di Akhir Musim Semi

21 Des 2025, 09:49 WIBScience