5 Fakta Menarik Pohon Pakis, Sudah Ada Sejak Zaman Dinosaurus!

Pohon pakis atau polypodiophyta merupakan salah satu divisi dalam kingdom Plantae yang memiliki ciri-ciri khusus, termasuk memiliki akar, batang, dan daun sejati yang berkembang dengan baik. Tumbuhan inii sering disebut juga sebagai tumbuhan paku. Tumbuhan ini juga dikenal sebagai kormofita berspora karena mikroorganisme dengan reproduksi menggunakan spora.
Tanaman paku menyukai tempat yang lembab dan teduh. Tumbuhan paku hampir memiliki 10.000 spesies, dan diperkirakan ada 3.000 spesies diantaranya tumbuh di Indonesia. Berikut sejumlah fakta menarik tumbuhan paku, yuk simak!
1. Pohon pakis berusia ratusan juta tahun lebih tua dari dinosaurus.

Pakis pohon umumnya tumbuh lambat, dengan laju pertambahan tinggi hanya 25-50 milimeter per tahun. Namun, jika berada di lingkungan yang tepat, mereka dapat tumbuh lebih cepat, sehingga sulit untuk menebak usia sebenarnya, terutama jika mereka tumbuh di luar lingkungan hutan biasanya.
Sebagai kelompok tumbuhan, pakis pohon sudah ada sejak dahulu kala, berusia ratusan juta tahun dan bahkan lebih tua dari dinosaurus dan merupakan salah satu jenis tanaman tertua di Bumi.
Mereka sudah ada di bumi jauh sebelum tumbuhan berbunga atau tumbuhan kerucut berevolusi, dan merupakan unsur penting flora bumi selama periode Karbon 300-360 juta tahun yang lalu, ketika kondisi pertumbuhan tanaman mendekati ideal. Hal ini menjelaskan mengapa pakis tidak berkembang biak dengan bunga, buah atau kerucut, namun dengan spora yang lebih primitif.
2. Daun yang sudah mati bisa tumbuh menjadi akar

Untuk bertahan hidup di tanah yang tergenang air dan rendah nutrisi, spesies pakis pohon memanfaatkan kembali daun-daunnya yang mati, mengubahnya menjadi akar. Pakis pohon Cyathea diketahui menyimpan daun-daun mati di sekelilingnya, yang dapat menangkis tanaman merambat atau melindungi pakis dari suhu yang sangat dingin.
Pakis menggunakan daunnya yang layu untuk mencari nutrisi daripada menginvestasikan sumber daya untuk membangun akar baru dari awal. Siklus hidup pakis memungkinkan regenerasi melalui spora yang dihasilkan oleh daun-daun yang sehat.
3. Daunnya menyimpan racun

Daun pakis, khususnya jenis tertentu seperti pakis bracken (Pteridium aquilinum), diketahui mengandung senyawa beracun yang disebut ptaquilosida. Senyawa ini dapat menimbulkan efek karsinogenik atau menyebabkan kanker pada hewan yang memakannya dalam jumlah besar. Selain itu, ptaquilosida juga dapat mencemari air tanah di sekitar area tumbuhnya pakis ini, sehingga dapat berdampak pada kesehatan manusia yang mengonsumsi air tersebut.
Selain ptaquilosida, beberapa jenis pakis juga mengandung thiaminase, enzim yang memecah vitamin B1 (tiamin). Konsumsi pakis yang mengandung thiaminase dalam jumlah besar dapat menyebabkan defisiensi vitamin B1, yang penting untuk fungsi sistem saraf dan metabolisme energi. Gejala defisiensi tiamin termasuk kelelahan, iritabilitas, dan dalam kasus parah, kerusakan saraf permanen.
4. Pakis adalah pembersih udara yang sangat baik

Pakis adalah tanaman hias yang dikenal sebagai pembersih udara yang sangat baik. Tanaman ini memiliki kemampuan untuk menyerap polutan udara seperti formaldehida, xilena, dan toluena, yang sering ditemukan di dalam ruangan. Kemampuan ini berasal dari proses fitoremediasi, di mana tanaman menyerap polutan melalui daun dan akar mereka, kemudian mengubahnya menjadi zat yang tidak berbahaya. Selain itu, pakis juga dapat meningkatkan kelembaban udara karena proses transpirasi, di mana air dilepaskan dari daun ke udara, yang dapat membantu mengurangi masalah pernapasan dan kulit kering.
Pakis juga mudah dirawat dan dapat tumbuh baik di dalam ruangan dengan cahaya yang cukup dan kelembaban yang memadai. Tanaman ini tidak hanya memberikan manfaat kesehatan tetapi juga menambah estetika ruangan dengan dedaunan hijau yang lebat dan indah. Beberapa jenis pakis yang populer untuk pembersih udara termasuk Pakis Boston (Nephrolepis exaltata) dan Pakis Sarang Burung (Asplenium nidus). Dengan perawatan yang tepat, pakis dapat menjadi solusi alami yang efektif untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan.
5. Daun pakis bisa untuk membuat tato

Daun pakis telah lama digunakan sebagai bahan alami untuk membuat tato temporer. Proses ini biasanya melibatkan ekstraksi zat hijau dari daun pakis, yang kemudian dioleskan pada kulit untuk menghasilkan tato sementara. Teknik ini populer di beberapa budaya tradisional karena penggunaan bahan alami yang tidak berbahaya dan mudah ditemukan. Selain itu, pola daun pakis yang khas memberikan estetika yang unik dan menarik bagi tato temporer ini.
Penggunaan daun pakis untuk tato juga memiliki kelebihan dalam hal keamanan dan kenyamanan. Tidak seperti tato permanen yang menggunakan jarum dan tinta, tato dengan daun pakis tidak melibatkan prosedur invasif sehingga mengurangi risiko infeksi dan iritasi kulit. Hasil tato dari daun pakis biasanya bertahan beberapa hari hingga satu minggu, tergantung pada jenis kulit dan perawatan yang dilakukan. Hal ini menjadikannya pilihan yang ideal bagi mereka yang ingin mencoba tato tanpa komitmen jangka panjang.
Daun pakis memiliki keunikan yang luar biasa, mulai dari kemampuan mereka untuk tumbuh di berbagai lingkungan, hingga peran pentingnya dalam ekosistem sebagai penyaring udara alami dan penyedia habitat bagi berbagai spesies. Selain itu, bentuk daun pakis yang khas dengan pola simetrisnya menjadikannya tanaman yang menarik secara estetika dan ilmiah. Fakta-fakta ini menunjukkan betapa istimewanya daun pakis dalam menjaga keseimbangan alam dan keanekaragaman hayati.