Untuk semua pujian yang telah diberikan pada Athena kuno, nyatanya " zaman keemasan demokrasi" di Yunani hanya berlangsung sebentar saja. Kurang lebih, demokrasi Athena mencapai puncaknya antara 480 dan 404 SM. Selama waktu itu, Athena adalah penguasa Yunani yang tak terbantahkan, dengan wilayah koloni hingga Spanyol dan Krimea.
Tak hanya itu, Athena juga menjadi polis yang paling makmur dalam hal kekayaan aktual dan prestise budayanya. Athena juga menjadi rumah bagi penyair, penulis drama, dan filsuf hebat. Di antara tokoh-tokoh tersebut adalah Sophocles, Plato, Socrates, Euripides, dan Aristophanes.
Athena juga dapat membanggakan kehebatan teknik arsitektur mereka, yang terlihat pada Kuil Zeus atau Acropolis. Sayangnya, "zaman keemasan" ini harus berakhir karena keangkuhan Athena sendiri.
Pertama, akibat kekalahan Athena atas Sparta di Perang Peloponnesos. Selanjutnya, setelah pemberontakan yang meluas melawan pemerintahan baru Sparta, Athena kembali menikmati "kehidupan kedua" sebagai entitas terkuat di Yunani. Namun, hal ini tidak berlangsung lama.
Setelah Alcibiades gagal menginvasi Sisilia, Angkatan Laut Athena hancur dan tidak pernah pulih lagi sejak saat itu. Pada abad ke-4 SM, Kerajaan Makedonia berhasil menaklukkan sebagian besar Yunani dan akhirnya menyebarkan kebudayaan Hellenisme di benua Eropa, Afrika, dan Asia.
Setelah membaca artikel di atas, kalian jadi tahu lebih banyak tentang sistem demokrasi di Yunani kuno kan? Jadi, masih mau menyamanan sistem demokrasi Athena dengan sistem demokrasi modern?