Garam ada banyak macamnya, seperti garam beryodium, garam kosher, garam Himalaya, garam laut, garam Hawaii, dan lainnya. Masing-masing memiliki bentuk, warna, ukuran, dan manfaat yang berbeda. Tapi, pernahkah kamu mendengar tentang garam nipah?
Ini adalah garam yang terbuat dari tanaman Nypa fruticans. Apa yang membuatnya istimewa dibanding garam lain?
Nipah atau mangrove palm adalah spesies palem yang berasal dari famili Arecaceae. Biasanya, tanaman ini tumbuh di rawa yang berair payau, hutan bakau, atau daerah pasang-surut di dekat pantai.
Berbeda dengan kebanyakan pohon palem, batang nipah tumbuh di bawah tanah (acaulescent) dan hanya daun serta tangkai bunganya yang tumbuh di atas permukaan. Panjang daunnya bisa mencapai 9 meter.
Daunnya dimanfaatkan sebagai atap rumah atau diolah menjadi keranjang. Buahnya sekilas mirip kolang-kaling dan bisa dikonsumsi. Selain itu, bisa menghasilkan nira, cairan manis dengan kadar gula yang tinggi.
Penasaran, bagaimana cara membuat garam nipah? Cari pelepah pohon nipah yang sudah tua, lalu potong dan jemur di bawah sinar matahari selama 3-4 hari. Setelah kering, bakar pelepah tersebut lalu ayak untuk memisahkan abu nipah dan serpihan kayu bakar. Kemudian, rendam abunya dengan air tawar.
Next, rebus air rendaman menggunakan panci hingga kering dan menjadi kerak berwarna hitam. Tinggal dikeruk dan bungkus dengan daun nipah untuk disimpan atau dijual.
Menurut U.S. Department of Agriculture (USDA), garam dengan kandungan natrium terendah adalah garam kosher, yaitu 1.240 miligram natrium per satu sendok teh. Namun, ternyata garam nipah juga rendah natrium!
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dosen Universitas Kader Bangsa (UKB) Palembang, Sumatra Selatan, Muslimin, S.Si, M.Si., dan Mauritz Pandapotan Marpaung, S.Pd, M.Si, kandungan natrium klorida (NaCl) garam nipah hanya 46 persen per 1 gram. Sehingga, cocok dikonsumsi oleh pengidap hipertensi.