Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Hewan Endemik Harus Dijaga, Mereka Juga Berhak Hidup

Orang utan, salah satu hewan endemik Indonesia (commons.wikimedia.org/Arfani Mujib)

Jika membahas penyebaran, hewan dibagi menjadi dua kategori, yaitu hewan yang penyebarannya luas dan hewan endemik yang hanya bisa ditemukan di satu daerah. Jika diulik, hewan endemik sangat spesial karena beberapa hal. Pertama, penyebarannya terbatas pada daerah tertentu. Kedua, hewan endemik punya peran yang penting bagi keseimbangan ekosistem. Selain itu, umumnya hewan endemik juga punya makna penting bagi masyarakat lokal.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menjaga, melindungi, dan melestarikan hewan endemik. Secara detail, artikel ini akan membahas lima hal yang membuat hewan endemik harus dijaga dan dilestarikan. Nah, kamu harus membacanya dengan seksama jika belum mengenal hewan endemik, ya!

1. Hewan endemik punya peran bagi alam, ekosistem, dan kehidupan manusia

Harimau sumatra (commons.wikimedia.org/Bernard Spragg)

Sebagai hewan liar, semua hewan endemik punya peran yang sangat penting di alam. Jika tidak ada mereka, maka keseimbangan alam bisa terganggu, populasi hewan lain terancam, bahkan manusia bisa terkena dampaknya. Sebagai contoh, hewan predator seperti Panthera pardus melas (macan tutul jawa) jadi pengontrol populasi primata dan babi hutan. Karena hal tersebut, hewan ini membantu petani dengan mencegah babi dan primata masuk ke kebun dan merusak tanaman warga.

Di sisi lain, Nisaetus bartelsi (elang jawa), sering memakan ular dan membuat manusia aman dari ular berbisa, jelas Animalia. Hewan kecil seperti Ornithoptera euphorion (kupu-kupu cairns birdwing) yang endemik Australia juga membantu penyerbukan tanaman. Karena jasanya, berbagai buah dan bunga bisa tumbuh dengan subur di berbagai habitat. Oleh sebab itu, kamu harus menjaga hewan endemik supaya alam selalu lestari.

2. Banyak hewan endemik yang populasinya terus menurun

Gajah sumatera (commons.wikimedia.org/Afrianto silalahi)

Saat ini populasi berbagai satwa endemik mulai menurun, bahkan banyak dari mereka yang masuk ke kategori hewan terancam punah dan dilindungi. Secara khusus, di Indonesia ada beberapa hewan endemik yang terancam punah, seperti badak jawa, elang jawa, sanca timor, orang utan, dan macan tutul. Secara internasional mereka dimasukan ke beberapa kategori, seperti endangered (terancam), vulnerable (rentan), dan critically endangered (sangat terancam), jelas IUCN Red List.

Tentunya hal ini tak bisa dibiarkan dan upaya konservasi serius harus terus digayangkan. Jangan sampai mereka punah dari muka bumi, jika hal itu terjadi maka keseimbangan alam akan terganggu dan generasi mendatang tak akan bisa menikmati keunikan dan kemagahan mereka. Oleh karena itu, kamu harus menjaga, melindungi, dan tidak boleh merusak, memburu, atau memperdagangkan hewan endemik secara sembarangan.

3. Hewan endemik tidak bisa ditemukan di tempat lain

Ular harimau (commons.wikimedia.org/Max Tibby)

Dilansir Britannica, spesies endemik atau hewan endemik adalah spesies yang hanya bisa ditemukan di satu daerah tertentu. Mereka tidak bisa dijumpai di daerah lain dan secara khusus sudah beradaptasi dengan lingkungan dan habitatnya. Alhasil, jika dibandingkan dengan hewan lain, hewan endemik memiliki penyebaran yang lebih sempit dan terbatas. Karena hal tersebut, mereka harus dilindungi dan dijaga agar tidak musnah dari muka bumi.

Misal pun hewan endemik dilepaskan atau diperkenalkan ke daerah baru kemungkinan mereka tak akan bisa beradaptasi. Lingkungan yang berbeda, sumber makanan yang berbeda, dan kehadiran predator yang lebih ganas akan menyulitkan kehidupan hewan endemik. Nah, dalam hal ini kita harus menjaga hewan endemik di habitat aslinya dan jangan biarkan habitat asli tersebut rusak dan hancur.

4. Hewan endemik penting bagi budaya masyarakat lokal

Owa jawa (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)

Berbagai sumber menjelaskan kalau hewan endemik memiliki makna yang dalam bagi budaya dan kehidupan masyarakat lokal. Di banyak budaya, predator endemik seperti harimau, macan tutul, dan singa dianggap sebagai hewan yang perkasa dan kuat. Alhasil, mereka menjadi simbol kekuatan, ketangguhan, dan kejantanan. Ada banyak gambar, pahatan, lukisan, dan ornamen yang melambahkan hewan predator. Tak hanya itu, jika kamu punya taring predator kamu juga akan dianggap sebagai orang terkuat.

Di sisi lain, hewan endemik yang lebih kecil seperti burung sering dianggap sebagai dewa langit atau diasosiasikan sebagai peramal cuaca dan pembawa sial. Contohnya, suara burung dianggap sebagai penanda hujan. Saat ada burung yang berkicau atau bersuara di sore hari hal tersebut juga dianggap sebagai penanda kesialan. Kemudian, beberapa hewan endemik juga dianggap sebagai harta yang berharga di beberapa budaya.

5. Hewan endemik juga punya hak untuk hidup bebas

Biawak komodo (commons.wikimedia.org/Kelly Marvella)

Sejatinya hewan dan manusia itu sama, yaitu sama-sama punya hak untuk hidup bebas, jelas BBC. Mereka berhak untuk berkeliaran di alam, berhak untuk mencari makanan, dan berhak untuk berkembang biak secara bebas. Sebagai manusia, kita tak boleh menekan kebebasan itu. Lebih lanjut, hewan endemik tak boleh diburu secara berlebihan, tidak boleh diusik, dan tidak boleh diganggu.

Sebaliknya, kamu harus membiarkan mereka hidup di alam, kamu harus menghormati mereka, dan kamu harus hidup berdampingan dengan mereka. Jika hal tersebut dilakukan maka akan tercipta kehidupan yang harmonis antara manusia, alam, dan hewan endemik. Sayangnya hal ini kurang dipahami oleh banyak orang sehingga konflik hewan endemik dan manusia masih sering terjadi. Oleh sebab itu, sosialisasi dari pihak berwajib dan pencinta hewan harus digencarkan.

Dari semua penjelasan tersebut dapat disimpulkan kalau hewan endemik harus dijaga, dilindungi, dan dilestarikan. Mereka punya manfaat, makna, bahkan juga berhak untuk hidup. Sebagai manusia yang berakal kita tak boleh memperlakukan hewan endemik secara sembarangan. Nah, untuk menjaga hewan endemik semua pihak juga harus bekerja sama, mulai dari pemerintah, masyarakat lokal, sampai pencinta hewan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us