5 Hewan Meresahkan dan Manfaatnya untuk Ekosistem

Sepertinya kita semua sepakat bahwa keberadaan hewan-hewan seperti lalat, nyamuk, dan kecoak begitu meresahkan. Tidak hanya menyebabkan suatu tempat menjadi kotor, tetapi mereka juga bisa menjadi pembawa berbagai penyakit, seperti demam tifoid dan diare.
Namun, di balik keberadaannya yang dirasa hanya memberikan dampak buruk, lalat dan kawan-kawannya yang meresahkan juga memiliki peranan penting dalam ekosistem. Apa saja? Mari kita simak ulasannya berikut ini!
1. Lalat rumah

Di dunia ini, ada lebih dari 120.000 spesies lalat. Dua di antaranya yang sering kita jumpai adalah lalat rumah dan lalat buah. Seperti yang sudah kita ketahui, lalat bisa menjadi pembawa berbagai macam penyakit, di antaranya diare, demam tifoid, kolera, dan disentri.
Namun, makhluk kecil ini juga memiliki sisi baik, lho. Lalat rumah berperan sebagai pengurai sampah dan material organik lainnya. Selain itu, penelitian akan genome — keseluruhan informasi gen — lalat ini dapat membantu kita mengatasi masalah sampah dan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui lalat karena mengetahui imunitas tubuhnya yang mampu bertahan dalam lingkungan kotor yang menjadi sumber penyakit.
Penelitian yang dipublikasikan pada Genome Biology tahun 2014, di mana peneliti melakukan perbandingan genome pada enam lalat rumah (Musca domestica) dan lalat buah (Drosophila melanogaster) menunjukkan bahwa lalat rumah memiliki gen imunitas yang lebih banyak dan lebih beragam dibandingkan lalat buah. Selain itu, salah satu gen pada lalat yang berperan dalam proses detoksifikasi ditemukan mengandung protein yang mampu mengurai limbah.
2. Kecoak

Salah satu hal meresahkan yang dilakukan kecoak adalah terbang dan hinggap sesukanya. Tetapi, makhluk yang kerap jadi sasaran obat pembasmi serangga ini ternyata memiliki manfaat, seperti menjadi makanan bagi beberapa hewan dan manusia, memberikan nutrisi pada tanah, bahkan mampu menghasilkan zat yang bergizi.
Berdasarkan penuturan Srini Kambhampati, seorang profesor dan ketua Departemen Biologi Universitas Texas di Tyler, dalam laman Live Science bahwa kotoran kecoak mengandung nitrogen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
Tidak hanya itu, kecoak juga bergizi, lho. Walaupun membayangkannya saja sudah membuat kita bergidik ngeri, tetapi salah satu jenis kecoak bernama Diploptera punctata dapat menghasilkan zat kristal seperti susu yang mengandung protein, karbohidrat, dan lemak. Terbayang mengonsumsinya?
3. Nyamuk

Selain membuat kulit gatal, gigitan nyamuk juga bisa menyebabkan penyakit berbahaya. Di luar keberadaannya yang menyebabkan banyak kerugian, nyamuk juga bermanfaat untuk ekosistem. Kebanyakan nyamuk bukan mengisap darah, melainkan nektar atau sari bunga. Nyamuk betina yang sedang bertelur sajalah yang mencari sumber protein dari darah. Dalam hal ini nyamuk berperan dalam membantu proses penyerbukan tanaman.
Dalam rantai makanan nyamuk berperan sebagai makanan bagi hewan-hewan lainnya seperti ikan, katak, dan burung. Tak hanya itu, nyamuk yang mati juga berfungsi sebagai penghasil nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti yang ditulis pada laman The Conversation.
4. Semut

Pernahkah kamu mempertanyakan apa pekerjaan yang dilakukan semut selain berkerumun atau bergotong royong membawa makanan mereka ke sarang? Tak hanya sekadar memindahkan makanan ke sarang, dalam penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Animal Ecology tahun 2011, makanan berupa tumbuhan atau hewan yang dipindahkan ke sarang tersebut dapat membantu memberikan nutrisi pada tanah.
Aktivitas membangun sarang juga dapat meningkatkan kelembapan dan suhu untuk di tanah sekitarnya. Penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Animal Ecology tahun 2017 juga menunjukkan bahwa keberadaan semut membuat proses penguraian berjalan lebih cepat dan lingkungan tanah menjadi lebih beragam.
5. Rayap

Makhluk yang satu ini tak hanya hobi menggerogoti kayu atau tanaman, tetapi juga bisa dijadikan alternatif makanan sampai pengobatan. Berdasarkan review penelitian yang dilakukan pada Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine tahun 2015, ada 45 spesies rayap dengan 43 spesies di antaranya yang digunakan sebagai makanan manusia dan atau ternak, seperti di negara-negara benua Afrika, China, Thailand, dan Venezuela. Salah satunya adalah spesies Macrotermes bellicosus.
Sedangkan untuk pengobatan, ada sembilan spesies yang teridentifikasi. Salah satunya yang paling umum digunakan adalah Nasutitermes macrocephalus. Negara-negara yang menggunakan rayap untuk pengobatan antara lain Brazil dan Nigeria, di mana rayap berfungsi untuk mengobati beberapa penyakit seperti asma, sinusitis, juga pengobatan terhadap luka.
Tidak hanya itu, dalam jurnal tersebut juga dikatakan bahwa rayap berperan dalam proses pembentukan tanah serta sebagai mediator dalam proses pembusukan bahan-bahan organik.
Tanpa kita sadari juga bermanfaat untuk ekosistem, bahkan beberapa di antaranya dapat dijadikan bahan pangan. Walaupun mereka punya sisi baik, kita tetap harus menjaga kebersihan dan kesehatan agar hewan-hewan tersebut tidak membagikan penyakit atau kerusakan kepada kita atau lingkungan tempat tinggal kita.