5 Hewan yang Menjadi Spesies Kunci bagi Ekosistem

Setiap organisme punya peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, ada beberapa hewan yang eksistensinya sangat mempengaruhi binatang lain. Binatang ini disebut dengan keystone species atau spesies kunci.
Spesies kunci merupakan hewan yang kehadirannya memiliki dampak besar bagi ekosistem. Tanpa kehadiran spesies kunci, ekosistem berpotensi menjadi kolaps. Keberadaannya juga tidak bisa digantikan oleh spesies lainnya.
1. Bintang laut

Bintang laut merupakan salah satu biota yang unik. Dari tampilannya, bintang laut memiliki lengan berjumlah lima buah. Bintang laut sendiri hidup di area bawah laut atau di pinggir pantai.
Bintang laut merupakan predator yang akan cenderung memakan berbagai jenis moluska, seperti kerang. Peran inilah yang diambil bintang laut untuk mengendalikan kerang dan bulu babi yang merupakan hewan invasif.
Bulu babi dikenal memakan alga dan kelp, yang merupakan makanan utama organisme-organisme kecil di laut. Jika alga disapu bersih oleh bulu babi dan berbagai jenis moluska, maka organisme kecil yang hidup di terumbu karang tidak mendapat makanan. Jumlah mereka akan menurun dan akan merusak keseimbangan ekosistem. Sehingga keberadaan bintang laut sangat penting untuk menjaga keberagaman biodiversitas laut.
2. Serigala abu-abu

Serigala abu-abu merupakan satwa yang mendiami kawasan Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat. Di habitatnya, serigala abu-abu merupakan predator puncak dalam rantai makanan.
Menurut laman California Wolf Center, pada tahun 1900an masyarakat sekitar Yellowstone melakukan perburuan besar-besaran pada serigala yang dianggap berbahaya karena memangsa hewan-hewan ternak. Perburuan tersebut membuat serigala abu-abu menghilang dari rantai makanan.
Populasi rusa, bison, dan kelinci yang merupakan mangsa dari serigala pun meningkat. Dengan meningkatnya populasi rusa, bison, dan kelinci, maka persediaan keberagaman vegetasi Hutan Yellowstone menurun, mengingat mereka akan saling berebut untuk memakan tumbuh-tumbuhan.
Keberadaan serigala sangat membantu mengendalikan herbivora dan menstabilkan jumlah tanaman. Vegetasi dan tumbuhan sendiri sangat penting bagi ekosistem hutan. Tanpa tumbuh-tumbuhan, serangga-serangga kecil tidak dapat melakukan penyerbukan secara alami dan bantaran-bantaran sungai akan mudah terkena erosi.
3. Lebah

Lebah dikenal sebagai polinator atau pemegang peran penting dalam proses penyerbukan tumbuhan. Lebah membawa serbuk sari untuk tanaman berbunga dengan jenis kelamin berbeda. Hal ini sangat membantu mempercepat tanaman memproduksi sayuran dan buah.
UNEP menginformasikan bahwa bidang pertanian sangat bergantung pada eksistensi lebah. Tanpa lebah, lahan-lahan petani tidak akan menghasilkan sayuran dan buah yang berkualitas. Jika petani tidak menyediakan makanan yang berkualitas dari ladang mereka, tentu hal itu dapat mengancam ketahanan pangan.
Pestisida dan polusi menjadi ancaman utama keberadaan para lebah. Serangga seperti lebah sangat rentan mati akibat intensitas pestisida yang digunakan untuk mengusir hama.
4. Biwara

Biwara atau beavers merupakan hewan semi-akuatik yang cenderung hidup di pinggir sungai. Biwara mirip dengan berang-berang laut, tetapi biwara umumnya ditemukan di Amerika dan Kanada.
Biwara sering disebut insinyur ekosistem karena punya kebiasaan membangun bendungan di bantaran sungai yang bertujuan untuk melindungi mereka dari pemangsa. Dengan struktur ekor yang kuat, biwara mampu membawa kerikil atau ranting untuk membuat bendungan.
Pembuatan bendungan oleh biwara ini sangat berdampak positif bagi lingkungan. Bendungan yang mereka buat bisa menjadi sarang ikan-ikan untuk berkembang biak. Selain itu, secara alami bendungan tersebut menyaring air bersih dari sungai yang berpolusi.
5. Gajah

Dilansir National Geographic, gajah merupakan mamalia darat terbesar yang mampu mengonsumsi tumbuh-tumbuhan hingga 300 kg per hari. Hal ini membuat gajah bisa mengeluarkan kotoran hingga 18 kali sehari. Kotoran gajah inilah yang akan menjadi pupuk alami bagi tanaman, serta mempercepat regenerasi daun pada tanaman.
Gajah juga punya peran untuk membentuk habitat. Fisik gajah yang kuat membuatnya mampu merobohkan pepohonan, sehingga menyediakan jalan bagi satwa lain. Di musim kemarau, gajah akan menggunakan gadingnya untuk menggali air. Sumber air galian gajah dapat dimanfaatkan oleh satwa lain untuk minum.
Tanpa gajah, beberapa karnivora seperti singa sangat kesulitan mendapat mangsa karena topografi hutan yang tertutupi tanaman dan pepohonan. Tanpa kotoran gajah, hewan herbivora akan kesulitan mencari dedaunan.
Hewan dengan spesies kunci atau keystone species punya tugas penting bagi keseimbangan ekosistem dan rantai makanan. Kehadirannya tidak dapat dihilangkan atau digantikan oleh spesies lainnya. Keberadaan spesies kunci juga membantu dan mempermudah satwa lain untuk bertahan hidup.