5 Kategori Focal Species untuk Perencanaan Pengelolaan Konservasi

Tumbuhan, hewan, bahkan yang tak kasat mata sekalipun merupakan komponen pembangun ekosistem yang memberikan jaminan kehidupan manusia. Mereka berperan penting dalam sejarah, budaya, tradisi, dan cerita rakyat.
Tingginya risiko kepunahan spesies disumbang oleh kegiatan manusia yang berarti terjadinya penurunan peran penting mereka secara ekologi, ekonomi, dan budaya. Oleh karena itu, dibutuhkannya pemantauan serta pengelolaan di setiap aspek keanekaragaman hayati, salah satunya dengan pendekatan focal species.
1. Apa itu focal species?

Secara harfiah focal species berarti spesies yang difokuskan dan didefiniskan sebagai spesies yang digunakan dalam perencanaan dan pengelolaan konservasi karena kebutuhan mereka untuk bertahan hidup merupakan faktor penting yang menunjukkan bahwa kondisi lingkungan tersebut sehat.
Focal species terbagi menjadi 5 kategori dan masing-masingnya memiliki perbedaan tujuan konservasi.
2. Keystone species

Dikenal juga dengan spesies kunci, adalah spesies yang berdampak besar terhadap lingkungan karena kehadirannya sangat penting dalam menjaga struktur dan keanekaragaman komunitas ekologisnya, sehingga ketika kehilangan spesies ini maka akan disertai dengan kehilangan keaneragaman hayati.
Predator adalah spesies kunci pertama, kemudian pembangun ekosistem, dan terakhir adalah mutualis.
3. Umbrella species

Spesies ini memiliki wilayah jelajah atau habitat yang luas, sehingga ketika diberikan perlindungan yang cukup, tidak hanya untuk speies tersebut namun juga akan memenuhi kebutuhan spesies lain yang menempati habitat yang sama.
Umumnya mamalia karnivora besar seperti harimau, namun herbivora besar dan burung pemangsa juga bisa masuk dalam kategori ini.
4. Flagship species

Spesies yang masuk dalam kateogri ini organisme yang populer atau karismatik sehingga mampu untuk menarik perhatian dan menghasilkan dukungan masyarakat terhadap konservasi ekosistemnya.
Hal inilah yang menjadi fondasi kampanye edukatif terkait konservasi kepada masyarakat. Hewan yang umum kita jumpai diantaranya ada panda raksasa yang dijadikan logo WWF, harimau, gajah, badak, orangutan, penyu, gorilla, dan beruang kutub.
5. Indicator species

Sesuai dengan namanya, keberadaan spesies ini akan menunjukkan karakteristik dan kondisi suatu lingkungan. Contohnya, ketika lingkungan tersebut sedang mengalami gangguan, berada pada tahap suksesi tertentu, polusi, atau dampak perubahan iklim.
Lumut kerak sensitif terhadap polusi udara, keberadaan capung berfungsi sebagai indikator kesehatan ekosistem perairan. Lalu ada bivalvia yang mampu mengakumulasi logam berat di perairan tercemar, seperti tiram, remis, simping, dan kepah.
6. Special status

Spesies diberikan status khusus seperti rentan, terancam, atau terancam punah oleh pemerintah daerah atau pusat, bahkan di skala internasional seperti IUCN Red List yang memberikan informasi terkait status keberadaan spesies di dunia.
Meskipun secara fungsional kelima kategori tersebut berbeda, suatu spesies dapat masuk dalam lebih dari satu kategori, sehingga penting untuk menentukan tujuan dari setiap focal species dengan hati-hati.