Kehadiran 5 Hewan yang Jadi Indikator Lingkungan Sehat, Cek Sekitarmu!

- Burung pemangsa seperti elang menandakan keanekaragaman hayati yang tinggi di wilayah pertanian.
- Lebah berfungsi sebagai bioindikator lingkungan dengan penurunan populasi dapat berkorelasi dengan penggunaan pestisida yang berlebihan.
- Katak memiliki kulit permeabel dan sensitif terhadap polutan, serta memainkan peran penting dalam jaringan makanan.
Pernahkah kamu memperhatikan lingkungan di sekitarmu? Hewan-hewan yang sering dijumpai di sekitar kita, seperti burung, kupu-kupu, atau katak, mungkin tampak biasa saja. Namun, tahukah kamu bahwa keberadaan mereka bukanlah hal yang sia-sia?
Hewan-hewan tersebut dapat menjadi indikator penting mengenai keadaan suatu lingkungan. Keberadaan atau bahkan penurunan populasi mereka dapat memberikan gambaran tentang kesehatan ekosistem di sekitar kita.
Lantas, hewan-hewan apa saja yang dapat menunjukkan apakah lingkungan kita sehat atau sedang terancam? Yuk, simak lima hewan yang jadi indikator lingkungan sehat dan memiliki ekosistem yang seimbang!
1. Burung

Mengutip Environmental Science, kehadiran burung dapat menjadi indikator yang kuat untuk lingkungan yang sehat. Burung sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Berikut adalah beberapa contoh burung sebagai indikator kesehatan lingkungan:
- Burung pemangsa seperti elang, keberadaannya menandakan keanekaragaman hayati yang masih tinggi di wilayah pertanian. Hal ini karena burung elang berkaitan erat dengan keberadaan mangsanya yang memiliki habitat beragam.
- Burung pelatuk mengindikasikan kenekaragaman hayati di hutan karena kehadiran mereka berkaitan dengan hewan lain yang berada dalam rantai makanan yang sama.
- Burung lahan basah mengindikasikan air yang bersih dan ekosistem perairan yang sehat.
2. Lebah

Lebah berfungsi sebagai bioindikator lingkungan. Kehadiran mereka dapat memberikan wawasan berharga tentang keadaan ekosistem di sekitarnya. Penurunan populasi lebah sering kali berkorelasi dengan penggunaan pestisida yang berlebihan atau polusi udara. Sebaliknya, keberadaan koloni lebah mengindikasikan lingkungan udara yang sehat.
Penurunan populasi lebah sering kali menandakan stres lingkungan, seperti kehilangan habitat atau polusi. Penurunan populasi lebah akan menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati, utamanya adalah tanaman yang membutuhkan penyerbuk dalam perkembangannya.
Sekitar 75 persen tanaman bergantung pada penyerbuk hewan, dengan lebah menjadi spesies yang paling dominan. Maka dari itu, penurunan populasi lebah mengancam keamanan pangan dan hasil ekonomi dari tanaman seperti buah-buahan dan sayuran.
3. Katak

Katak memiliki kulit yang sangat permeabel, yang membuat hewan ini sangat sensitif terhadap polutan seperti pestisida, logam berat, dan racun lainnya di air, udara, dan tanah. Permeabilitas kulit katak memungkinkan mereka untuk menyerap kontaminan langsung dari lingkungan, menjadikannya detektor dini terhadap polusi. Oleh karena itu, penurunan populasi katak sering kali menandakan masalah lingkungan.
Katak memainkan peran penting dalam jaringan makanan sebagai predator bagi serangga sekaligus mangsa bagi burung dan ular. Oleh karena itu, penurunan populasi katak yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan dapat mengganggu keseimbangan ekologi, yang dapat mempengaruhi seluruh ekosistem rantai makanan.
4. Ikan

Keberadaan ikan adalah indikator dari lingkungan yang sehat, terutama di ekosistem perairan. Ikan berfungsi sebagai bioindikator karena sensitivitas mereka terhadap perubahan kualitas air, kondisi habitat, dan stres lingkungan. Ikan sangat responsif terhadap polutan kimia seperti pestisida, logam berat, dan polutan organik.
Keanekaragaman ikan dipengaruhi oleh kualitas air dan kondisi habitat. Ekosistem yang sehat biasanya mendukung berbagai jenis spesies, sementara lingkungan yang rusak seringkali menyebabkan penurunan populasi ikan. Oleh karena itu, pemantauan populasi ikan memberikan wawasan penting tentang kesehatan ekologi ekosistem air tawar.
5. Kupu-kupu

Kupu-kupu bereaksi dengan cepat terhadap perubahan kecil di sekitar mereka, seperti kehilangan habitat, polusi, dan variasi iklim. Siklus hidup mereka yang pendek dan ketergantungan pada tanaman makanan tertentu membuat mereka sangat responsif terhadap stres lingkungan. Bahkan, populasi kupu-kupu menurun lebih cepat dibandingkan dengan burung dan tumbuhan, yang membuktikan sensitivitas mereka terhadap degradasi lingkungan.
Kupu-kupu ditemukan di berbagai habitat terestrial, menjadikannya indikator yang cocok untuk berbagai ekosistem. Kehadiran mereka sering kali mencerminkan kesehatan kelompok serangga lain dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan.
Apakah hewan yang jadi indikator lingkungan sehat ada di sekitarmu? Jika iya, selamat kamu berada di lingkungan sehat dengan ekosistem yang seimbang. Sementara, penurunan populasi hewan-hewan tersebut bisa menjadi indikator adanya pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.