Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Sebagian Besar Wilayah Selandia Baru Tidak Berpenduduk?

New Zealand (pixabay.com/Paul McGowan)

Membayangkan Selandia Baru, pasti kamu keinget dengan rumah Hobbit di film The Lord of The Rings, kan? Gak hanya itu, Selandia Baru juga terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah dan dipenuhi padang rumput yang terbentang luas. Kamu juga gak asing dengan peternakan di Selandia Baru yang terkenal dengan domba-dombanya yang berbulu tebal. Selain itu yang gak kalah menariknya adalah suku Māori yang mendiami wilayah tersebut, beserta tarian haka-nya yang sekarang lagi viral di jagat maya.

Namun, tahu gak, sih, kamu kalau sebagian besar wilayah Selandia Baru itu masih hutan belantara yang luas dan terbuka lebar. Gak ada penduduk yang mendiami wilayah-wilayah tertentu di Selandia Baru. Wah, kira-kira kenapa, ya? Apa karena kekurangan penduduk? Mari kita cari tahu!

1. Berapa jumlah populasi Selandia Baru?

Auckland, Selandia Baru (pixabay.com/Claudio Silvano)

World Population Review menyatakan bahwa populasi Selandia Baru pada 2023 adalah 5,2 juta orang. Sekitar setengah dari penduduknya atau lebih dari 2,4 juta orang, tinggal di lima kota terpadat di Selandia Baru. Nah, dari jumlah tersebut, hampir 1,6 juta tinggal di kota terpadat, Auckland, atau sekitar 30 persen dari seluruh populasi.

Totalnya ada 86 persen populasi yang tinggal di daerah perkotaan. Jika kita bandingkan, daratan Selandia Baru itu seukuran dengan Inggris Raya . Namun, meskipun luas wilayahnya hampir sama, populasi Inggris Raya mencapai lebih dari 67 juta orang, yang berarti 13 kali lebih banyak dari populasi Selandia Baru.

2. Kenapa wilayah Selandia Baru banyak yang kosong?

wilayah pegunungan di Selandia Baru (pixabay.com/Andreas)

Lalu, kenapa, sih, banyak wilayah Selandia Baru yang tidak dihuni? Nah, Selandia Baru sebenarnya punya sistem penyeimbang yang bisa dibilang cukup rumit, seperti adanya pelestarian habitat di wilayah tertentu, adanya daerah pegunungan, lahan pertanian, dan daerah yang dianggap tidak cocok untuk pemukiman manusia. Namun, menurut Imigrasi Selandia Baru, ada alasan yang lebih kritis, yakni Selandia Baru adalah tempat terakhir yang dihuni di Bumi. Pasalnya, penjelajah Polinesia baru muncul di Selandia Baru sekitar 700 hingga 800 tahun yang lalu. Saat itu, wilayah dunia lainnya sudah terisi oleh banyak manusia. Oleh sebab itu, Selandia Baru masih mengejar ketertinggalan mereka dari segi populasi.

3. Selandia Baru menjadi wilayah yang sulit dijangkau

gunung Roys Peak, Selandia Baru (pixabay.com/timbri97)

Seperti yang dijelaskan oleh Encyclopedia of New Zealand, manusia mulai menyebar dari Afrika sekitar 100.000 tahun yang lalu. Nah, mereka terpecah menjadi berbagai suku dan budaya yang kita miliki saat ini. Di sisi lain, para penjelajah mendarat di Selandia Baru 500 tahun kemudian setelah mereka mendarat di Tahiti dan Hawaii di tengah Samudra Pasifik.

Jika kita lihat peta dunia, kita pasti mengira kalau Selandia Baru berbatasan dengan Australia, tetapi sebenarnya, seperti yang dikatakan Australia ETA, jaraknya dari Australia itu lebih dari 4.000 kilometer. Nah, jarak itu seperti Indonesia ke China, lho. Dengan kata lain, Selandia Baru adalah wilayah yang sulit dijangkau, tapi bukan tidak bisa, ya. Peta jalur penerbangan global menunjukkan kalau Selandia Baru itu menempati salah satu simpul yang paling jarang dilalui di Bumi.

4. Kedatangan penjelajah dan pemukim di Selandia Baru

Suku Maori melakukan tarian Haka untuk menyambut Menteri Pertahanan AS Leon E. Panetta dalam upacara Powhiri saat mengunjungi Auckland, Selandia Baru, 21 September 2012. (commons.wikimedia.org/Erin A. Kirk-Cuomo)

Suku Māori tiba di Selandia Baru pada 1200 hingga 1300 Masehi. Lalu, penjelajah Belanda bernama Abel Tasman menemukan Selandia Baru lebih dari 300 tahun kemudian pada 1642. Ia menamainya "Nieuw Zeeland," nama yang melekat hingga saat ini.

Pada 1769, penjelajah Inggris bernama James Cook mendarat di Selandia Baru 127 tahun kemudian. Ia mengklaim daratan tersebut sebagai milik Inggris, dan Selandia Baru akhirnya merdeka pada 1907. Nah, dari kedatangan penjelajah-penjelajah Barat inilah populasi Selandia Baru mulai berkembang.

5. Selandia Baru dibagi menjadi utara dan selatan

Selandia Baru (pixabay.com)

New Zealand Trails melaporkan bahwa 30 persen dari wilayah Selandia Baru sebenarnya dilestarikan sebagai taman nasional. Jadi, banyak wilayah Selandia Baru belum terganggu atau rusak sejak pertama kali ditemukan dan masih dijaga keindahannya. Meskipun begitu, Selandia Baru terbagi menjadi dua pulau utama, yaitu Pulau Utara dan Pulau Selatan.

Sekitar 2/3 Pulau Selatan dan 1/5 Pulau Utara berupa pegunungan. Hal ini menjelaskan mengapa sebagian besar Pulau Selatan tidak dapat digunakan untuk tujuan pembangunan, dan itu mengapa hampir 80 persen penduduk di negara itu tinggal di Pulau Utara. Dikutip Massey University, sedikitnya 50 persen lahan Selandia Baru digunakan untuk lahan pertanian sekaligus menopang kehidupan penduduknya. Lalu sekitar 73 persen dari lahan tersebut digunakan untuk peternakan. 

Secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan rasio lahan pertanian, lahan yang dilestarikan, lahan yang sesuai untuk pembangunan di Selandia Baru, sulitnya akses, atau bahkan sekadar menerbangkan pasokan ke sana, sudah cukup jelas mengapa sebagian besar daratannya tidak dihuni manusia. Nah, sudah tahu, kan, mengapa banyak wilayah di Selandia Baru yang kosong. Apakah kamu berniat untuk mengunjungi atau justru pindah ke negara ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amelia Solekha
EditorAmelia Solekha
Follow Us