Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Selandia Baru Bebas dari Ular? Ini 5 Alasannya!

Ilustrasi negara Selandia Baru bebas ular (pexels.com/Worldspectrum)

Selandia Baru merupakan salah satu negara di dunia yang berada di selatan Pasifik. Selain memiliki keindahan alam yang unik dan memukau, negara ini juga punya fakta yang mengejutkan karena sepenuhnya bebas dari ular liar. Dilansir dari Times of India, kondisi ini bukan kebetulan semata, dan ada sejumlah faktor yang membuat Selandia Baru menjadi zona bebas ular.

Tidak adanya ular di negara tersebut, bukan karena suhu dingin yang ekstrim. Mulai dari kondisi geografis hingga kebijakan ketat yang diberlakukan pemerintah, menjadi beberapa alasan utama. Bagi sebagian orang, hal ini terdengar seperti surga, terutama mereka yang punya ketakutan terhadap reptil melata ini. Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang alasan di balik fenomena yang bikin penasaran ini!

1. Lokasi geografis yang terisolasi

Ilustrasi Selandia Baru bebas dari hewan ular (pexels.com/Tyler Lastovich)

Posisi geografis yang terisolasi, membuat migrasi alami hewan seperti ular menjadi sangat sulit. Bahkan, spesies ular laut yang hidup di perairan sekitar tidak pernah menetap di daratan Selandia Baru. Negara ini terdiri dari dua pulau utama yang dikelilingi oleh lautan luas, menjadikannya sulit diakses oleh spesies ular. 

Selandia Baru terkenal dengan bentang alamnya yang menakjubkan dan aktivitas petualangannya. Status unik ini juga menarik wisatawan yang menikmati alam bebas tanpa takut bertemu ular berbisa. 

2. Kebijakan ketat karantina dan keamanan hayati

Ilustrasi kebijakan ketat karantina dan keamanan hayati (pexels.com/Kaboompics.com)

Pemerintah Selandia Baru menerapkan kebijakan ketat untuk mencegah masuknya hewan asing, termasuk ular. Proses karantina di perbatasan negara sangat terkontrol, memastikan tidak ada ular yang masuk melalui barang bawaan, kargo, atau alat transportasi.

Sebagai negara kepulauan, flora dan fauna berevolusi dalam ekosistem yang unik dan cenderung rapuh terhadap spesies asing. Inilah mengapa Selandia Baru memberlakukan kebijakan ketat terhadap masuknya hewan asing untuk melindungi keseimbangan ekosistem.

3. Tidak ada ular asli dalam ekosistem

Ilustrasi tidak ada ular dalam ekosistem asli Selandia Baru (pexels.com/Stephen Joel)

Selandia Baru tidak memiliki spesies ular asli dalam ekosistemnya. Hal ini membuat lingkungan alami di sana kurang mendukung keberadaan ular. Sebaliknya, fauna lokal seperti burung kiwi atau tuatara berkembang tanpa ancaman predator seperti ular.

Kepulauan Pasifik Selatan ini terbentuk selama jutaan tahun yang lalu melalui aktivitas tektonik, tetap terisolasi secara geografis, mencegah kolonisasi alami ular. Isolasi ini, dikombinasikan dengan garis keturunan evolusi kuno, menyebabkan munculnya serangkaian flora dan fauna yang berbeda dan beragam.

4. Iklim yang kurang ideal untuk ular

Ilustrasi iklim yang kurang ideal untuk ular (pexels.com/Engin Akyurt)

Selandia Baru dikenal sebagai salah satu negara dengan keunikan ekosistemnya yang bebas dari ular. Salah satu alasan utama di balik fenomena ini adalah iklimnya yang kurang ideal bagi ular untuk bertahan hidup. Berada di kawasan beriklim sedang, Selandia Baru memiliki suhu yang relatif sejuk sepanjang tahun, bahkan di musim panas.

Kondisi ini membuat reptil berdarah dingin seperti ular kesulitan mengatur suhu tubuhnya untuk tetap aktif dan berkembang biak. Selain itu, curah hujan yang tinggi di beberapa wilayah juga menambah tantangan bagi ular untuk beradaptasi di lingkungan ini.

5. Fokus pada pelestarian flora dan fauna lokal

ilustrasi pelestarian flora dan fauna (pexels.com/Bert Mulder)

Pemerintah dan masyarakat Selandia Baru sangat fokus pada pelestarian flora dan fauna asli mereka. Upaya ini termasuk mencegah masuknya spesies invasif seperti ular yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem lokal. Dengan proteksi yang ketat, ular tetap menjadi hewan yang jarang ditemukan di negara ini. 

Dengan berbagai program konservasi, termasuk perlindungan habitat alami dan pengelolaan kawasan lindung, Selandia Baru berkomitmen untuk menjaga keseimbangan ekosistemnya. Langkah ini juga mencakup kebijakan ketat terhadap masuknya spesies baru dari luar negeri untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Selandia Baru membuktikan bahwa ekosistemnya yang unik dan kebijakan lingkungan yang ketat mampu menciptakan kondisi hidup yang luar biasa. Dari keajaiban geografis hingga upaya konservasi yang serius, semua alasan saling mendukung menjaga tanah kiwi tetap bebas dari reptil yang sering dianggap menakutkan itu.

Dengan mengetahui fakta-fakta ini, kita jadi paham betapa pentingnya menjaga keseimbangan alam dan keanekaragaman hayati. Siapa tahu, langkah-langkah konservasi yang diterapkan di Selandia Baru bisa menjadi inspirasi bagi negara lain, termasuk Indonesia, dalam melindungi keunikan flora dan fauna lokalnya. Jadi, kalau kamu berencana ke sana, tenang saja, tak perlu khawatir akan bertemu dengan ular!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us