Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Pink Fairy Armadillo, Armadillo yang Gak Bisa Jadi Bola!

Penampakan pink fairy armadillo yang diawetkan.
Penampakan pink fairy armadillo yang diawetkan. (Daderot , CC0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Cangkang pinknya berfungsi sebagai pendingin alami
  • Merupakan spesies armadillo terkecil di dunia
  • Ternyata tidak bisa menggulung menjadi bola
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu mendengar tentang pink fairy armadillo? Hewan mungil dengan nama seunik penampilannya ini memang jarang sekali terdengar. Berasal dari padang pasir dan padang rumput kering di Argentina tengah, makhluk ini berhasil mencuri perhatian karena cangkangnya yang berwarna merah muda lembut dan ukurannya yang super mini, bahkan bisa digenggam oleh tangan orang dewasa.

Kehidupannya yang misterius membuat para ilmuwan penasaran. Pink fairy armadillo menghabiskan sebagian besar waktunya di bawah tanah, membuatnya sangat sulit untuk ditemui dan dipelajari. Sifatnya yang pemalu dan nokturnal, alias aktif di malam hari, menambah daftar alasan mengapa mamalia ini menjadi salah satu yang paling sulit dipahami di dunia. Tak heran jika banyak fakta menarik yang menyelimuti kehidupannya yang tersembunyi.

1. Cangkang pinknya berfungsi sebagai pendingin alami

Pink Fairy Armadillo
Pink Fairy Armadillo (Cliff, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa cangkang armadillo ini berwarna pink? Ternyata, warna tersebut bukan sekadar hiasan. Dilansir A-Z Animals, cangkangnya yang berwarna pink berasal dari jaringan pembuluh darah yang berada tepat di bawah pelindung tulangnya. Keunikan ini memiliki fungsi vital bagi kelangsungan hidupnya di gurun yang panas.

Fungsi utama cangkang ini adalah sebagai alat termoregulasi atau pengatur suhu tubuh. Saat cuaca panas, armadillo akan memompa lebih banyak darah ke cangkangnya untuk melepaskan panas berlebih ke lingkungan sekitar, sehingga warnanya menjadi lebih cerah. Sebaliknya, saat cuaca dingin, aliran darah akan dikurangi agar panas tubuh tetap terjaga, dan warna cangkangnya pun akan terlihat lebih pucat.

2. Merupakan spesies armadillo terkecil di dunia

Penampakan pink fairy armadillo yang diawetkan.
Penampakan pink fairy armadillo yang diawetkan. (Daderot , CC0, via Wikimedia Commons)

Jangan bayangkan armadillo ini sebesar bola sepak, ya. Pink fairy armadillo adalah spesies armadillo terkecil di seluruh dunia. Ukurannya hanya sekitar 11 hingga 15 sentimeter, setara dengan ukuran hamster dewasa. Menurut HowStuffWorks, beratnya pun sangat ringan, hanya sekitar 100 gram saja.

Dengan ukurannya yang super mungil, ia bisa dengan mudah bergerak di bawah pasir yang padat. Bentuk tubuhnya yang seperti torpedo juga dirancang khusus untuk mengurangi gesekan saat ia "berenang" di bawah tanah. Kecepatan dan kelincahannya saat menggali pasir inilah yang membuatnya mendapat julukan sebagai "perenang pasir" oleh para ahli biologi.

3. Ternyata tidak bisa menggulung menjadi bola

Penampakan pink fairy armadillo yang diawetkan.
Penampakan pink fairy armadillo yang diawetkan. (John Cummings, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Jika kamu membayangkan armadillo ini bisa menggulung menjadi bola saat terancam, kamu keliru. Tidak seperti kerabatnya yang lebih terkenal, three-banded armadillo, si pink fairy armadillo secara fisik tidak bisa melakukan pertahanan ikonik tersebut. Struktur cangkangnya adalah alasan utama mengapa ia tak bisa melakukannya.

Cangkang punggungnya tidak menyatu sepenuhnya dengan kerangka tubuh, melainkan hanya terhubung oleh selaput tipis di sepanjang tulang belakangnya. Struktur yang longgar ini membuatnya mustahil untuk membentuk bola yang rapat dan keras. Sebagai gantinya, ia punya cara lain yang tak kalah efektif untuk melindungi diri dari bahaya.

4. Hidup sebagai "perenang pasir" sejati

ilustrasi pink fairy armadillo
ilustrasi pink fairy armadillo (Public Domain, via Wikimedia Commons)

Pink fairy armadillo adalah seorang ahli penggali sejati. Mereka menghabiskan hampir seluruh hidupnya di dalam liang bawah tanah yang mereka gali di tanah berpasir yang padat. Kemampuannya ini bahkan memberinya julukan "perenang pasir" karena ia disebut bisa "menggali tanah secepat ikan berenang di laut." Dengan cakar depannya yang besar dan kuat, ia dapat menghilang di bawah permukaan tanah hanya dalam hitungan detik saat merasa terancam.

Gaya hidup bawah tanah ini merupakan adaptasi krusial untuk bertahan hidup di habitatnya yang ekstrem. Di dalam liang, ia terlindung dari predator seperti anjing dan kucing domestik, serta dari suhu yang sangat panas atau dingin di gurun Argentina. Selain itu, bagian belakang cangkangnya yang rata dan vertikal berfungsi seperti sekop untuk memadatkan tanah di belakangnya saat menggali, mencegah terowongannya runtuh.

5. Hewan ini punya pola makan yang sangat spesifik

ilustrasi koloni semut (pixabay.com/ROYal Studios)
ilustrasi koloni semut (pixabay.com/ROYal Studios)

Sebagai hewan nokturnal, pink fairy armadillo keluar dari liangnya di malam hari untuk mencari makan. Menurut berbagai penelitian, makanan utamanya adalah serangga, terutama semut dan larvanya. Ia menggunakan indra penciumannya yang tajam untuk menemukan sarang semut di bawah tanah. Selain semut, ia juga diketahui memakan cacing, siput, dan beberapa jenis serangga lain yang ditemukannya saat menggali.

Meski digolongkan sebagai insektivora atau pemakan serangga, beberapa pengamatan menunjukkan bahwa mereka juga sesekali mengonsumsi bagian tumbuhan seperti akar. Pola makan ini menunjukkan adaptasinya terhadap sumber makanan yang tersedia di lingkungannya yang kering. Menariknya, dilansir dari Animal Diversity Web, armadillo ini jarang terlihat minum air dan diduga mendapatkan sebagian besar cairan tubuhnya dari makanan yang mereka konsumsi, sebuah adaptasi yang umum dimiliki hewan gurun.

6. Status konservasinya masih menjadi misteri besar

ilustrasi pink fairy armadillo
ilustrasi pink fairy armadillo (Charles Hamilton Smith - Yale Center for British Art, CC0, via Wikimedia Commons)

Salah satu tantangan terbesar dalam melindungi pink fairy armadillo adalah kurangnya data yang komprehensif mengenai populasi dan status konservasinya. Karena sifatnya yang sangat sulit ditemukan, para ilmuwan kesulitan untuk memperkirakan jumlah mereka di alam liar. Saat ini, International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengklasifikasikannya sebagai Data Deficient (Kekurangan Data).

Meskipun statusnya tidak pasti, banyak ahli percaya populasinya terus menurun. Ancaman utama datang dari hilangnya habitat akibat aktivitas pertanian, seperti pembajakan lahan yang merusak liang mereka dan pemadatan tanah oleh peternakan. Selain itu, predator seperti anjing dan kucing domestik juga menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup mereka. Perubahan iklim yang memengaruhi suhu dan kualitas tanah di habitatnya juga dianggap sebagai faktor risiko yang signifikan.

7. Mereka sangat sulit untuk bertahan hidup di penangkaran

ilustrasi tempat penangkaran hewan
ilustrasi tempat penangkaran hewan (pixabay.com/Marc Pascual)

Upaya untuk memelihara pink fairy armadillo di luar habitat aslinya sering kali berakhir dengan kegagalan. Hewan ini sangat rentan terhadap stres dan perubahan lingkungan sekecil apa pun. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di BioOne, banyak individu liar yang ditangkap mati hanya dalam beberapa jam atau hari setelah dipindahkan dari habitat alaminya.

Sensitivitasnya yang ekstrem terhadap perubahan suhu, jenis tanah, dan makanan membuat perawatannya di penangkaran menjadi sangat sulit. Stres yang dialaminya dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang berakibat fatal. Hingga saat ini, belum ada program penangkaran yang berhasil dalam jangka panjang, dan rekor spesimen yang bertahan hidup paling lama di penangkaran hanya tercatat beberapa tahun. Fakta ini menegaskan bahwa konservasi terbaik bagi pink fairy armadillo adalah dengan melindungi habitat alami mereka secara langsung.

Keunikan dan kelangkaan pink fairy armadillo menjadikannya salah satu mamalia paling berharga sekaligus rentan di dunia. Upaya konservasi yang lebih serius dan penelitian mendalam sangat dibutuhkan untuk memastikan kelestarian si mungil misterius ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

Kalau Burung Tidak Ada di Bumi, Apa yang Bakal Terjadi?

15 Nov 2025, 23:28 WIBScience