5 Fakta Sapria Himalayana, Bunga Parasit dari Pegunungan Himalaya

- Sapria himalayana adalah bunga parasit sejati tanpa daun dan batang, bergantung pada inang untuk nutrisi.
- Meskipun jauh dari Indonesia, bunga ini masih satu keluarga dengan Rafflesia, dengan ukuran lebih kecil dan mekar hanya beberapa hari dalam setahun.
- Bunga ini mengeluarkan aroma busuk untuk menarik serangga penyerbuk, dan kini semakin langka karena ketergantungannya pada habitat hutan pegunungan yang terancam.
Di antara hutan lebat dan lembap di kaki pegunungan Himalaya, tersembunyi salah satu bunga paling misterius di dunia—Sapria himalayana. Sekilas, bentuknya mengingatkan pada Rafflesia karena sama-sama berukuran besar dan berwarna merah mencolok. Namun, yang membuatnya benar-benar unik adalah sifatnya yang parasit murni, hidup sepenuhnya dari tanaman lain tanpa melakukan fotosintesis.
Bunga ini jarang sekali ditemukan, bahkan oleh peneliti yang sengaja mencarinya. Ia muncul langsung dari tanah hanya ketika mekar, lalu menghilang sepenuhnya setelah beberapa hari. Berikut 5 fakta menarik bunga parasit dari pegunungan Himalaya ini.
1. Termasuk bunga parasi sejati tanpa daun dan batang

Sapria himalayana tidak punya daun, batang, atau akar sejati. Mengutip PubMed Central, bunga ini sepenuhnya bergantung pada inang dari genus Tetrastigma, sejenis tanaman merambat yang tumbuh di hutan tropis pegunungan. Karena tak punya klorofil, ia tidak bisa membuat makanannya sendiri melalui fotosintesis.
Sebagai gantinya, bunga ini mengambil nutrisi langsung dari jaringan akar inangnya. Proses ini membuatnya hampir tidak terlihat di alam sebelum mekar. Sebagian besar hidupnya dijalani tersembunyi di bawah tanah, hanya muncul ke permukaan untuk berbunga—seperti rahasia yang jarang terungkap.
2. Kerabat dekat bunga Rafflesia

Meski tumbuh ribuan kilometer dari Indonesia, Sapria himalayana ternyata masih satu keluarga dengan Rafflesia. Royal Botanic Gardens menyebutkan bahwa keduanya berasal dari famili Rafflesiaceae, yang berisi tumbuhan parasit dengan bunga berukuran besar dan tidak memiliki daun. Mereka berevolusi dengan cara yang mirip, yaitu mengorbankan semua organ vegetatif demi menghasilkan bunga spektakuler.
Menariknya, meskipun sama-sama raksasa parasit, Sapria himalayana punya ukuran lebih kecil—sekitar 20 cm dan kelopak bunga berwarna merah terang dengan bintik kuning kontras. Bentuknya menyerupai mahkota yang terbuka, menambah kesan eksotis di tengah hutan pegunungan.
3. Mekar hanya beberapa hari dalam setahun

Salah satu alasan bunga ini begitu sulit ditemukan adalah masa mekarnya yang sangat singkat. Mengutip Botanical Journal of the Linnean Society, Sapria himalayana hanya muncul selama 2-3 hari dalam setahun, lalu layu dan menghilang begitu saja. Setelah itu, tidak ada tanda-tanda kehadirannya di permukaan tanah.
Siklus mekar yang cepat ini membuatnya menjadi bunga misterius bagi para peneliti. Bahkan di wilayah yang sudah diketahui keberadaannya, mereka sering menunggu bertahun-tahun untuk bisa menyaksikan satu bunga mekar secara langsung.
4. Mengeluarkan bau tak sedap untuk menarik serangga

Seperti kerabatnya, Rafflesia, Sapria himalayana juga menggunakan strategi unik untuk menarik penyerbuk. Ia mengeluarkan aroma busuk menyerupai daging membusuk, yang menarik perhatian lalat pemakan bangkai. Aroma ini memandu lalat untuk datang dan secara tidak sadar membantu penyerbukan bunga.
Bagi manusia, baunya bisa sangat kuat dan tidak menyenangkan. Namun bagi ekosistem, ini adalah bentuk simbiosis yang efektif—memanfaatkan serangga yang biasanya dihindari untuk memastikan kelangsungan hidup spesiesnya.
5. Salah satu bunga paling langka di dunia

Karena ketergantungannya pada inang spesifik dan habitat hutan pegunungan yang terancam, populasi Sapria himalayana kini semakin menurun. Ia hanya ditemukan di beberapa wilayah di India, Thailand, dan Myanmar. Para ilmuwan menyebutnya sebagai endemik ekstrem karena distribusinya sangat terbatas.
Dilansir Mongabay, upaya konservasi sedang dilakukan, termasuk pemetaan lokasi dan perlindungan kawasan hutan tempat ia tumbuh. Namun karena siklus hidupnya tersembunyi, penelitian terhadap bunga ini masih menjadi tantangan besar di dunia botani modern.
Sapria himalayana bukan sekadar bunga langka—ia adalah simbol misteri kehidupan di alam liar Himalaya. Dengan bentuk yang indah namun aroma yang menusuk, bunga ini menunjukkan betapa ekstremnya strategi bertahan hidup tumbuhan di lingkungan keras. Keunikan dan kelangkaannya membuatnya menjadi salah satu keajaiban botani yang terus memikat peneliti hingga hari ini.











![[QUIZ] Jika Reinkarnasi Nyata, Jadi Apa Kamu di Upin & Ipin pada Kehidupan Sebelumnya?](https://image.idntimes.com/post/20250107/jika-reinkarnasi-nyata-jadi-apa-kamu-di-upin-ipin-pada-kehidupan-sebelumnya-12-d1461c542c05a9b26b5e6df8c40b6613.jpg)






