5 Mitos Tentang Laba-laba yang Masih Dipercaya, Bikin Salah Paham!

- Laba-laba adalah serangga, namun sebenarnya mereka berasal dari kelas Arachnida dan ordo Araneae
- Tak semua laba-laba berbahaya bagi manusia, hanya 0.5% spesies yang berbahaya dan kebanyakan takut dengan manusia
- Tidak semua laba-laba membuat jaring atau sarang, ada yang aktif berburu dan tidak membuat jaring
Bagi banyak orang, laba-laba dianggap sebagai hewan yang menyeramkan. Tubuhnya memang kecil nan mungil, namun laba-laba merupakan hewan yang berbisa sehingga tak banyak orang yang berani mendekatinya. Walau begitu, ketakutan manusia terhadap laba-laba sudah berlebihan. Gak cuma itu, bahkan muncul banyak mitos tentang laba-laba yang masih dipercaya oleh banyak orang.
Contohnya, ada mitos kalau semua laba-laba berbahaya bagi manusia. Kemudian, orang-orang juga percaya kalau semua laba-laba membuat jaring dan sarang. Jika melihat laba-laba berukuran besar, orang-orang juga langsung menganggapnya sebagai laba-laba yang berbahaya. Lebih lanjut, artikel ini akan membongkar dan mengungkap fakta di balik semua mitos tersebut. Jadi, simak dengan cermat!
1. Laba-laba adalah serangga

Hingga kini, masih banyak orang yang menganggap kalau laba-laba merupakan sejenis serangga. Padahal, hal tersebut sama sekali tidak benar. Sejatinya, serangga dan laba-laba memang berkerabat karena keduanya merupakan invertebrata dari filum Arthropoda. Namun, secara spesifik laba-laba berasal dari kelas Arachnida dan ordo Araneae sementara serangga berasal dari kelas Insecta.
Gak cuma itu, laba-laba dan serangga juga bisa dibedakan dari perbedaan ciri fisik. Pertama, laman South Coast Botanic Garden Foundation menerangkan kalau laba-laba punya delapan kaki sementara serangga hanya memiliki enam kaki. Kemudian, serangga melakukan metamorfosis sementara laba-laba tidak melakukannya. Beberapa serangga juga bisa terbang, namun laba-laba tak bisa.
2. Semua laba-laba berbahaya

Sebenarnya, laba-laba memang merupakan hewan yang berbisa, namun tak semua spesies berbahaya bagi manusia. Justru, laman Escape pour la vie menerangkan kalau hanya ada 0.5% spesies laba-laba yang berbahaya bagi manusia. Jadi, sebenarnya kebanyakan laba-laba tidak berbahaya bagi manusia. Gak cuma itu, laba-laba juga takut dengan manusia. Jika bertemu manusia, laba-laba lebih sering kabur dan bersembunyi. Sejatinya, bisa laba-laba merupakan senjata untuk melumpuhkan mangsa dan jarang digunakan untuk melumpuhkan manusia.
3. Semua laba-laba membuat sarang atau jaring

Laba-laba memang terkenal sebagai pembuat jaring yang ahli. Dalam hal ini, laba-laba sering membuat jaring atau sarang berukuran besar di antara dua pohon, di atap rumah, atau di pojok bangunan. Biasanya, jaring atau sarangnya berukuran besar, punya bentuk melingkar, dan digunakan untuk menangkap mangsa. Namun, laman Live Science menerangkan kalau gak semua laba-laba membuat jaring.
Contohnya, ada laba-laba pemburu yang aktif berburu dan tidak membuat jaring. Kemudian, tarantula lebih sering bersembunyi di sela-sela sempit sembari menunggu mangsa. Tak cuma itu, bahkan ada laba-laba air atau laba-laba akuatik yang hidup di dalam air dan tidak membuat jaring atau sarang. Nah, kemampuan membuat jaring ditentukan oleh spesies, makanan, habitat, dan kebiasaan.
4. Tarantula bukan laba-laba

Saat ini, banyak orang yang menganggap kalau tarantula bukan termasuk spesies laba-laba. Sebab, tarantula punya ukuran yang lebih besar dan punya bulu yang sangat lebat. Padahal, hal tersebut sama sekali tidak benar. Dilansir Britannica, tarantula masih termasuk spesies laba-laba. Tepatnya, tarantula merupakan laba-laba yang berasal dari famili Theraphosidae.
Walau begitu, tarantula memang termasuk laba-laba yang unik dan tak sama dengan laba-laba lain. Gak cuma dari ciri fisiknya, kebiasaan tarantula juga sangat berbeda dari laba-laba lain. Contohnya, tarantula sangat aktif dan tak membuat jaring. Gak cuma itu, tarantula juga punya taring yang sangat besar. Terakhir, tarantula akan mengangkat kaki depannya saat merasa terancam.
5. Laba-laba berukuran besar lebih berbahaya

Nyatanya, kamu tidak bisa mengukur tingkat bahaya laba-laba dari ukurannya. Dilansir berbagai sumber, berbagai laba-laba berukuran besar seperti laba-laba jaring emas, laba-laba pemburu, dan tarantula yang diameternya mencapai 30 centimeter justru tidak berbahaya. Misal pun menggigit, mereka hanya menyebabkan efek ringan hingga menengah, seperti iritasi, bengkak, dan demam.
Justru, kebanyakan laba-laba yang berbahaya merupakan laba-laba berukuran kecil seperti laba-laba janda hitam, janda merah, dan laba-laba serigala. Tercatat, diameter tubuh mereka hanya sekitar 0.5 - 5 centimeter. Nah, untuk mengetahui tingkat bahaya laba-laba, kamu harus memahami spesies laba-laba dan melakukan pengamatan dengan jeli.
Ternyata, laba-laba merupakan hewan yang penuh mitos dan kesalahpahaman. Sebab, orang-orang sudah terlanjur takut dan enggan mengulik atau memahami laba-laba. Tentunya, hal tersebut merupakan sesuatu yang buruk. Pasalnya, ketidakpedulian dan ketidaktahuan hanya membuat hubungan antara manusia dengan laba-laba semakin memburuk.







![[QUIZ] Apa Kamu Tahu Hal Nyata dari Karakter Spongebob Squarepants?](https://image.idntimes.com/post/20250604/magen-43da29a867d49c1f351ac6b665d26419-30326102e311e355aaa73a429bac93e5.jpg)


![[QUIZ] Jika Reinkarnasi Nyata, Akan Jadi Siapa Kamu di Naruto?](https://image.idntimes.com/post/20250320/screenshot-2025-03-20-at-17-20-28-naruto1-visualwebp-gambar-webp-image-1200-1692-piksel-skala-39-c65153dacb7a2393c396de78f7d53fe2-5a00b7ab46f56ac0370618d33dc88fbb.png)






