Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Perbedaan antara Aurora Merah dengan Hijau?

potret indah aurora dan hujan meteor yang terjadi bersamaan
potret indah aurora dan hujan meteor yang terjadi bersamaan (commons.wikimedia.org/Stephan Sprinz)

Aurora bisa dibilang jadi salah satu fenomena alam paling cantik yang dapat diamati dengan mata telanjang. Pertunjukkan cahaya di langit utara dan selatan Bumi ini terlihat seperti tirai raksasa di langit yang menari-nari secara elegan. Aurora muncul dalam beberapa warna berbeda, semisal merah, hijau, biru, ungu, merah muda, dan kuning.

Akan tetapi, sebenarnya tidak semua warna itu muncul pada satu aurora. Sebab, ada dua warna yang paling mendominasi ketika aurora muncul, yakni merah dan hijau. Pastinya ada karakteristik tertentu yang mendukung kedua warna ini lebih dominan dari warna lain. Selain itu, ada perbedaan khusus dari keduanya, lho. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini kita akan mengupas tuntas soal perbedaan aurora berwarna merah dan hijau. Kalau penasaran, simak sampai selesai, ya!

Bagaimana aurora terbentuk?

aurora berwarna hijau di wilayah Swedia
aurora berwarna hijau di wilayah Swedia (commons.wikimedia.org/Pavel.shyshkouski)

Oke, sebelum kita masuk dalam pembahasan utama, mula-mula kita harus tahu apa itu aurora dan bagaimana fenomena alam ini terbentuk. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, aurora merupakan fenomena alam yang hanya terjadi di belahan Bumi utara dan selatan. Kalau muncul di utara, maka aurora tersebut dinamakan aurora borealis, sementara kalau muncul di selatan disebut aurora australis. Dengan demikian, aurora tidak akan terbentuk di sekitar garis khatulistiwa Bumi, termasuk Indonesia, kecuali ada peristiwa khusus.

Dilansir Space, aurora berasal dari partikel energi dari Matahari yang menghantam bagian atas atmosfer Bumi. Prosesnya dimulai ketika partikel dari Matahari itu bergerak dalam kecepatan sekitar 72 juta km per jam ke arah medan magnet Bumi. Setelah itu, medan magnet Bumi akan mengarahkan partikel tersebut menuju atmosfer bagian utara atau selatan. Nah, di atmosfer utara atau selatan itulah terjadi benturan antara partikel Matahari yang bermuatan listrik dengan gas yang ada di atmosfer sampai membentuk aurora.

Adapun, perbedaan warna pada aurora itu dipengaruhi beberapa faktor. Misalnya saja, ketinggian partikel Matahari ketika menabrak gas atmosfer, jenis gas di atmosfer yang ditabrak, sampai intensitas cahaya Matahari. Nah, perbedaan warna antara aurora merah dan hijau pun dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

1. Beda ketinggian kemunculan

aurora merah yang cantik di Swedia
aurora merah yang cantik di Swedia (commons.wikimedia.org/W.carter)

Jarak antara aurora merah dengan hijau di langit itu ternyata cukup jauh, lho. Dilansir Aurora Night, aurora berwarna merah akan muncul ketika partikel Matahari menabrak gas di atmosfer pada ketinggian sekitar 200—250 km di atas permukaan laut. Pada ketinggian itu, kita sudah memasuki lapisan termosfer alias lapisan dimana energi radiasi Matahari mulai terserap dan suhunya cenderung tinggi.

Sementara itu, aurora berwarna hijau muncul pada ketinggian yang lebih rendah, yakni sekitar 100—150 km. Sebenarnya, ketinggian tersebut masih masuk dalam lapisan termosfer. Malahan, seluruh warna yang muncul pada fenomena aurora juga terjadi pada lapisan atmosfer ini, tetapi dengan ketinggian yang bervariasi.

2. Beda komposisi gas

aurora hijau di Lapland, Finlandia
aurora hijau di Lapland, Finlandia (commons.wikimedia.org/Ximonic (Simo Räsänen))

Seperti yang kita ketahui bersama, gas yang ada di atmosfer itu terdiri atas beberapa jenis berbeda dan punya jumlah yang berbeda-beda pula. Total ada sekitar 16 jenis gas berbeda, tetapi hanya empat gas yang paling dominan kalau kita menyingkirkan molekul air. NOAA melansir, keempat gas paling dominan itu adalah nitrogen dengan proporsi 78 persen, oksigen dengan proporsi 20,9 persen, argon dengan proporsi 0,9 persen, dan karbon dioksida dengan proporsi 0,042 persen.

Dilansir Perlan, ketika partikel Matahari yang mengandung elektron masuk ke atmosfer menabrak gas oksigen, maka warna yang dihasilkan pasti hijau agak kuning. Namun, sebenarnya gas oksigen yang ditabrak partikel itu juga menghasilkan warna merah kalau ada pada ketinggian yang sesuai. Bedanya, gas oksigen yang ditabrak pada ketinggian 200—250 km itu tak terlalu padat sehingga menghasilkan warna kemerahan begitu tertabrak elektron.

3. Beda intensitas cahaya Matahari yang masuk

perpaduan warna aurora merah dan hijau yang menawan
perpaduan warna aurora merah dan hijau yang menawan (commons.wikimedia.org/Arctic light - Frank Olsen)

Selain ketinggian saat partikel Matahari mencapai atmosfer dan jenis gas yang ditabrak, intensitas cahaya Matahari turut memengaruhi apa warna aurora yang akan terlihat. Khusus bagi warna merah, ada hal spesial yang akan terjadi ketika terjadi aktivitas Matahari secara intens.

Dilansir Aurora Nights, saat hal tersebut terjadi, warna merah yang dihasilkan akan terlihat jadi lebih cerah. Intensitas cahaya aurora merah itu juga akan semakin terlihat kalau partikel Matahari yang menabrak atmosfer turut mengenai gas nitrogen pada ketinggian yang sesuai. Hal yang serupa juga terjadi pada aurora berwarna hijau, tetapi kalau ada gas nitrogen yang tertabrak partikel Matahari di ketinggian yang sesuai, maka warnanya akan jadi agak pirus (turquoise) yang menyatu dengan hijau cerah.

Oh iya, sebenarnya ada alasan lain perihal kenapa aurora dengan warna hijau paling sering muncul ketimbang warna lain, termasuk merah. Ini ada kaitannya dengan mata manusia yang lebih sensitif pada rona warna hijau sehingga kalau aurora berwarna hijau muncul dengan intensitas cahaya serendah apa pun, kita masih bisa melihatnya. Hal tersebut tidak dapat terjadi pada rona warna lain yang menyebabkan warna seperti merah, biru, dan ungu hanya terlihat pada momen-momen tertentu saja.

Keren banget, kan, fenomena langit yang satu ini? Dari proses terbentuknya saja sudah terlihat kalau aurora itu layaknya sebuah “berkah” kosmik yang diberikan Matahari kepada kita selaku penghuni Bumi. Uniknya, ada berbagai cerita rakyat di masa lalu yang berkaitan dengan aurora, lho. Kita bahas di waktu yang lain, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Atlantic Puffin, Burung Laut yang Dijuluki Badut Samudra

17 Nov 2025, 07:49 WIBScience