Hujan Meteor Quadrantid: Asal Guguran dan Puncaknya

Salah satu hujan meteor terbaik sepanjang tahun

Happy New Year, Guys! Seolah tidak mau ketinggalan momen, langit turut menyemarakkan Tahun Baru 2023 dengan hujan meteor Quadrantid. Situs Live Science bahkan menyebut fenomena ini termasuk one of the best meteor showers all year, lho!

Secakep apa fenomena langit ini? Well, kamu bisa menikmati puncaknya pada 3-4 Januari besok, menurut Instagram resmi LAPAN RI. Untuk tahu detailnya, baca artikel ini sampai selesai, ya!

Hujan meteor Quadrantid

Hujan Meteor Quadrantid: Asal Guguran dan Puncaknyailustrasi hujan meteor (pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

Quadrantid merupakan fenomena langit rutin tahunan yang berlangsung sejak 26 Desember hingga 16 Januari. Beberapa sumber mengatakan, puncaknya terjadi pada 2-3 Januari. Namun, ada juga yang menyebut bahwa puncak hujan meteor terjadi sehari lebih lambat, yakni 3-4 Januari. 

Bukan tanpa alasan mengapa fenomena ini dijuluki sebagai salah satu yang terbaik sepanjang tahun. Pasalnya, Hujan meteor Quadrantid menghadirkan 110 guguran per jam pada langit yang cerah. Selain itu, puing yang jatuh pun berukuran lebih besar, konsisten, dan kuat sehingga muncul lebih terang, melansir Royal Museum Greenwich.

Meski demikian, peristiwa tersebut hanya berlangsung dalam hitungan jam. Diperkirakan hujan meteor Quadrantid muncul sekitar pukul 02.40 waktu setempat.

Uniknya, meski gugurannya cukup kuat, tidak banyak yang bisa mengamati puncak hujan meteor ini. Salah satu alasannya karena musim dingin yang sedang terjadi di negara 4 musim. Sementara itu, faktor bulan yang mendekati penuh juga mengurangi jarak pandang. 

Nama Quadrantid sendiri diambil dari asal pancuran yang seolah berasal konstelasi Quadrans Muralis. Konstelasi tersebut ditemukan oleh astronom Prancis Jérôme Lalande pada 1795, tetapi tidak diakui sebagai daftar konstelasi modern oleh International Astronomical Union.

Saat ini, konstelasi tersebut telah menjadi satu dengan Boötes. Pancaran hujan meteor ini bisa kamu lihat dari garis lintang di bagian utara dengan kemiringan 51 derajat selatan, melansir NASA. Meski demikian, peneliti menganggap bahwa belahan bumi utara  mendapatkan pemandangan terbaik. 

Baca Juga: Hujan Meteor Ursid, Hiasi Langit Malam 23 Desember 2022

Asal guguran hujan meteor Quadrantid

Hujan Meteor Quadrantid: Asal Guguran dan Puncaknyailustrasi arah pancaran hujan meteor Quadrantid (dok. Earth Sky)

Setelah bertahun-tahun sejak penemuannya, hujan meteor ini tidak diketahui asalnya. Para astronom menyusuri objek yang orbitnya cocok dengan Quadrantid. Hasilnya, ada dua kemungkinan yakni 2003 EH1 atau komet 96P/Machholz.

2003 EH1 sendiri diyakini sebagai komet yang sudah punah. Asteroid dari komet ini membutuhkan waktu 5,5 tahun untuk mengorbit matahari. Adapun komet 96P/Machholz menghasilkan puncak yang kurang intens dan dangkal.

Keduanya disebut sebagai kemungkinan penyebab Quadrantid. Meski demikian, partisipasi 96P/Machholz dalam hujan meteor Quadrantid mungkin hanya sedikit, melansir Earth Sky.

Sementara itu, Space Weather menyebutkan sumber meteor ini tidak diketahui hingga Desember 2003, yakni waktu ditemukannya asteroid 2003 EH1. Saat itu, Peter Jenniskens dari NASA Ames Research Center menemukan bukti bahwa hujan meteoroid Quadrantid berasal dari 2003 EH1.

Nah, 2003 EH1 merupakan benda langit yang dipercaya sebagai asteroid hasil dari pecahan komet 500 tahun lalu. Lebarnya pun hanya sekitar 2 mil atau sekitar 3 km yang termasuk kecil sehingga jejak debunya cukup sempit, melansir Inverse.

Dalam pengamatannya, disebutkan pula bahwa bumi memotong orbit 2003 EH1 pada sudut tegak lurus. Perpotongan tersebut menghasilkan gerakan cepat. Itulah alasannya mengapa hujan meteor Quadrantid berlangsung cukup singkat.

Meski asalnya baru diketahui 2003, hujan meteor Quadrantid dilaporkan pertama kali pada 1825. Penemunya adalah astronom Perancis bernama Quadrans Muralis pada 1795. 

Objek lain mungkin terlibat pada puncak hujan meteor Quadrantid

Hujan Meteor Quadrantid: Asal Guguran dan Puncaknyailustrasi hujan meteor (pexels.com/KID CANDY)

Teori terbaru yang dimuat dalam Astronomy & Astrophysics menyebutkan adanya komet besar yang ditangkap oleh matahari dan menetap di orbit periode pendek sekitar 2000 SM. Komet raksasa tersebut memasok meteor ke tata surya bagian dalam dan pecah sekitar tahun 100-950 M. 

Komet tersebut menghasilkan kompleks komet kecil yang dinamakan Kompleks Machholz. Artinya, ada banyak benda langit yang termasuk di dalamnya, seperti Komet 96P/Machholz, Grup Komet Marsden, Grup Komet Kracht, asteroid 2003 EH 1, dan delapan hujan meteor. 

Objek lain bernama C/1490 Y1 juga diduga terlibat dalam hujan meteor Quadrantid. FYI, komet tersebut terakhir terlihat 500 tahun lalu. Hal ini diketahui berdasar dari hitungan posisi kasar dan orbitnya guna memperkirakan kembalinya komet.

Meski demikian, komet ini belum pernah terlihat lagi. Beberapa beranggapan bahwa orbitnya terlalu dekat dengan planet Jupiter menjadikannya terlempar keluar tata surya. Ada juga yang berasumsi C/1490 Y1 sudah pecah dan turut menghasilkan Komplek Machholz. 

Hujar meteor Quadrantid bisa dilihat tanpa alat bantu. Meski demikian, pastikan berada di lokasi minim cahaya agar pancarannya lebih jelas. Selain itu, pastikan untuk fokus karena peristiwa ini hanya berlangsung dalam hitungan jam. Selamat berburu Hujar meteor Quadrantid!

Baca Juga: Hujan Meteor Taurid Utara: Asal-Usul dan Waktu Pengamatan

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya