Proses Pembentukan Minyak Bumi, dari Ekstraksi Sampai Penyulingan

Pantesan mahal

Kamu tentu gak asing dengan motor dan bensinnya. Yup, bensin merupakan salah satu produk olahan dari minyak bumi yang harganya makin mahal. Konon, ini mahal, karena minyak bumi merupakan salah satu sumber energi pokok bagi kehidupan manusia, yang membutuhkan waktu saaaaaangat luaaama untuk diproduksi.

Gak bisa disebut lama saja, sebab proses pembentukan minyak bumi membutuhkan waktu berabad-abad. Bagaimana detail prosesnya?

Apa itu minyak bumi?

Proses Pembentukan Minyak Bumi, dari Ekstraksi Sampai Penyulinganilustrasi warna minyak bumi (commons.wikimedia.org)

Sebelum membahas proses pembentukannya, perlu kenalan dulu dengan minyak bumi. Dilansir ByJu’s, minyak bumi adalah cairan hasil dari proses alami dalam formasi batuan. 

Bentuknya terdiri dari campuran kompleks berbagai berat molekul hidrokarbon, ditambah senyawa organik lainnya. Beberapa senyawa kimia yang dihasilkan minyak bumi juga diperoleh dari bahan bakar fosil lainnya.

Saking pentingnya, minyak bumi dijuluki ‘emas hitam’ karena dianggap sangat krusial bagi kehidupan manusia. Minyak mentah dianggap sebagai induk dari semua komoditas. 

Selain karena sumber energi utama sejak 1950-an, minyak bumi merupakan bahan baku dari berbagai produk. Di antaranya obat-obatan, plastik, kain sintetis, pestisida, dan lain sebagainya.

Dalam bahasa Inggris, minyak bumi disebut petroleum. Kata tersebut diambil dari bahasa Yunani ‘petra’ dan kaya dalam bahasa Latin ‘oleum’, yang digabungkan berarti ‘minyak batu’. Sebutan ini diberikan mengingat proses pembentukannya yang melibatkan batuan. 

Manusia telah mengetahui adanya minyak mentah selama 4.000 tahun. Namun, minyak mentah pertama kali dipompa pada 2.500 tahun lalu di China. Adapun sumur minyak mentah pertama di dunia berada di Pennsylvania, Amerika Serikat pada 1859.

Proses pembentukan minyak bumi

Proses Pembentukan Minyak Bumi, dari Ekstraksi Sampai Penyulinganilustrasi pembentukan minyak bumi (eia.gov)

Dilansir Education National Geographic, proses pembentukan minyak bumi bermula dari jutaan tahun lalu. Diawali dengan ganggang dan tumbuhan hidup di laut dangkal. Selain itu, ada juga hewan-hewan. Ketika makhluk hidup pada masa tersebut mati, bangkainya membusuk dan dibawa aliran air, lalu mengendap di dasar laut atau bawah permukaan bumi.

Selama berabad-abad, jutaan hewan hidup dan mati lalu menjadi fosil. Begitu juga kehidupan di lautan, makhluk laut tenggelam ke dasar lautan, lalu terkubur di bawah pasir dan batu. 

Selanjutnya, bangkai hewan mati ini mengalami tekanan dan panas yang ekstrim. Bercampur dengan sedimen lain, serta peran bakteri tertentu yang melakukan penguraian bahan organik ini dan menyebabkan beberapa perubahan kimia.

Materi dari bangkai ini sebagian besar terdiri dari karbon dan hidrogen. Namun, karena tidak ada oksigen yang cukup di dasar laut, materi tersebut gak terurai sepenuhnya. Akhirnya, berubah menjadi minyak bumi.

Proses ekstraksi minyak bumi

Proses Pembentukan Minyak Bumi, dari Ekstraksi Sampai Penyulinganilustrasi pengeboran lepas pantai (Pexels.com/Jan-Rune Smenes)

Minyak bumi yang berada jauh di bawah lapisan bumi ini gak bisa dengan mudah diserok begitu saja. Perlu proses ekstraksi yang rumit menggunakan teknik dan alat khusus. Lebih rumit lagi, gak semua tempat memiliki sumber minyak bumi.

Pengendapan fosil selama berjuta tahun memungkinkan adanya tekanan dan perluasan area yang mengandung minyak. Namun, sebagian besar minyak terperangkap di reservoir minyak bawah tanah. 

Jumlah total minyak bumi dalam reservoir disebut oil-in-place. Perlu diketahui, banyak cairan minyak bumi yang membentuk minyak di tempat reservoir tidak dapat diekstraksi. Cairan minyak bumi ini mungkin terlalu sulit, berbahaya, atau mahal untuk dibor. 

Di sisi lain, ada juga kawasan memiliki gelembung minyak bumi yang lebih mudah diakses. Kandungan yang ditemukan mudah untuk diambil disebut cadangan minyak bumi. Umumnya, proses pengeboran atau ekstraksi berada di kawasan yang gak membahayakan ini.

Ada tiga jenis pengeboran yang dilakukan dalam tahap lanjutan pembentukan minyak bumi. Pertama, developmental drilling. Pengeboran ini dilakukan di kawasan yang telah diketahui adanya cadangan minyak. Misalnya, di Prudhoe Bay, Alaska. 

Kedua, exploration drilling. Pengeboran ini juga disebut ‘kucing liar’ karena mengebor di daerah yang belum diketahui keberadaan minyak buminya. Ya, agak coba-coba gitu. Upaya ini berisiko kegagalan, tetapi akan sangat menguntungkan jika berhasil. Contohnya, Glenn McCarthy yang menemukan cadangan minyak sangat besar di dekat Houston, Texas melalui pengeboran eksplorasi.

Terakhir, adalah directional drilling. Pengeboran terarah ini dilakukan dengan tegak lurus ke sumber minyak bumi yang diketahui. Kemudian, mata bor dibelokkan ke sudut tertentu untuk mengakses sumber energi tambahan. Pengeboran ini pernah memicu Perang Teluk pertama antara Kuwait dan Irak.

Di darat, proses ekstraksi dilakukan di kawasan yang dinamakan oil rig. Sementara jika dilakukan di tengah laut, pengeboran dilakukan di oil platform.

Baca Juga: Siklus Karbon: Pengertian, Proses, Jenis, dan Manfaatnya bagi Bumi

Proses penyulingan minyak bumi

Proses Pembentukan Minyak Bumi, dari Ekstraksi Sampai Penyulinganilustrasi distilasi minyak bumi (commons.wikimedia.org)

Apakah berhenti di sana? Oh, gak, Guys! Minyak bumi mentah gak bisa langsung digunakan. Karena bentuknya bercampur antara gas, minyak, lilin parafin, dan banyak lainnya, maka perlu diekstrak terlebih dahulu dengan melewati tahap penyulingan.

Proses ini dinamakan ‘kilang minyak’. Kilang minyak atau penyulingan minyak bumi adalah fasilitas manufaktur industri yang mengekstrak minyak mentah dan diubah menjadi barang yang lebih berharga. 

Secara umum, penyulingan minyak melewati tiga tahap. Tahap pertama merupakan pemisahan minyak mentah menjadi berbagai komponen melalui proses distilasi. Dipanaskan dengan suhu 400 derajat Celsius, zat yang lebih berat berada di dasar, sedangkan yang lebih ringan naik. Bisa dalam bentuk uap atau cairan. 

Tahap kedua, setelah konstituen atau zat yang lebih ringan sudah diambil, maka lanjut yang lebih berat. Senyawa yang berada di dasar lalu diubah menjadi gas, bensin, dan solar atau konversi.

Hasil dari proses konversi masih mengandung kotoran, sehingga langkah terakhir adalah pemurnian. Proses ini diperlakukan untuk mendapatkan bentuk murni dari berbagai produk.

Dilansir Toppr, dari proses ekstraksi dan penyulingan, hasil akhirnya baru bisa didistribusikan untuk digunakan. Di antaranya termasuk bensin, solar, bahan bakar penerbangan, lilin parafin, minyak pelumas, dan lain-lain.

Produk minyak bumi

Proses Pembentukan Minyak Bumi, dari Ekstraksi Sampai PenyulinganIlustrasi Minyak Tanah (unsplash.com/alex mihu)

Kamu bisa menemukan berbagai produk olahan minyak bumi di sekitar. Bahkan kebanyakan digunakan sebagai pendukung aktivitas harian, misalnya:

  • Liquefied Petroleum Gas atau LPG. Di rumah, biasa digunakan untuk memasak
  • Diesel digunakan sebagai bahan bakar kendaraan. Atau, bensin, selain untuk bahan bakar juga digunakan sebagai pelarut dry cleaning, sedangkan solar digunakan untuk menjalankan generator listrik
  • Minyak tanah digunakan sebagai bahan bakar untuk kompor dan pesawat jet
  • Minyak pelumas mengurangi keausan dan korosi pada mesin
  • Lilin parafin digunakan untuk membuat lilin, salep, tinta, hingga krayon
  • Bitumen atau aspal terutama digunakan untuk permukaan jalan.

Proses pembentukan minyak bumi hingga bisa digunakan ternyata sangat panjang, ya, Guys! Gak heran jika minyak bumi termasuk jadi sumber energi tak terbarukan.

Baca Juga: Memahami Siklus Nitrogen dan Manfaatnya bagi Kehidupan

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya