Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Kucing Suka Memainkan Mangsanya Sampai Mati? Sains Menjawabnya

kucing berburu (pixabay.com/katya-guseva0-1350882)

Kucing suka memainkan mangsanya ke sana kemari. Semua pencinta kucing pasti kenal dengan tingkah laku anabul yang satu ini. Entah itu cecak, kecoak, atau tikus, semuanya gak luput dijadikan mainan. Si kucing akan mengejar, memukul, sampai melemparnya ke sana kemari. Eh, ternyata usai dimainkan, mangsanya ditinggalkan mati begitu saja tanpa dimakan.

Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa kucing suka memainkan mangsanya sampai mati? Apakah benar kucing merupakan pembunuh berdarah dingin? Simak penjelasan ilmiahnya di bawah ini, deh!

1. Dimulai dari awal domestikasi kucing

kucing liar Afrika beristirahat (commons.wikimedia.org/Sonelle)

Untuk menguak alasan kenapa kucing suka memainkan mangsanya, kita perlu memahami awal proses domestikasinya. Dilansir laman Live Science, sebuah studi yang diterbitkan jurnal Nature Ecology and Evolution pada 2017 lalu memperkirakan proses domestikasi kucing liar dimulai sekitar 8 ribu tahun lalu di wilayah Mesir dan sekitarnya.

Jenis kucing liar yang didomestikasi waktu itu adalah kucing liar afrika (Felis silvetris lybica). Kucing ini bisa kamu temukan tersebar di seantero Afrika sampai Asia Tengah. Menurut Cat Specialist Group, kucing liar ini punya kaki yang lebih panjang dengan bulu berwarna cokelat pasir. 

Kala itu, banyak kucing liar yang tertarik dengan wilayah perkotaan karena angka populasi tikus yang tinggi. Satu per satu kucing liar pun berdatangan untuk berburu tikus. Manusia yang merasa diuntungkan akan kehadiran predator imut ini akhirnya memeliharanya untuk mengendalikan populasi tikus. Barulah dimulai masa manusia hidup berdampingan dengan kucing.

2. Insting berburu yang tak pernah hilang

kucing dengan mainannya (pixabay.com/darkmoon_art-1664300)

Biarpun sudah lama hidup bersama, proses domestikasi yang sebenarnya baru dilakukan sekitar 200 tahun lalu. Hal tersebut diungkapkan Martina Cecchetti, seorang ilmuwan konservasi yang mempelajari perilaku kucing di Universitas Exeter, Inggris, dilansir Live Science

Menurutnya, proses domestikasi yang sesungguhnya berarti pengembangbiakan secara selektif dan sengaja oleh manusia. Jadi, itu gak sekadar hidup berdampingan sebagai spesies.

Nah, karena proses pembiakan selektif ini bisa dibilang baru saja dilakukan, kucing domestik yang kita kenal sekarang masih memiliki insting dari nenek moyangnya yang berburu tikus di Mesir itu. Sisa-sisa evolusi ini mendorong kucing peliharaanmu untuk menangkap buruan biarpun mereka sedang tidak lapar. 

3. Tingkah menggemaskan yang aslinya merupakan perilaku berburu

kucing bermain (unsplash.com/sarahdorweiler)

Suka tingkah kucing saat bermain? Penting untuk diketahui kalau beberapa perilaku bermain kucing peliharaan yang kita anggap lucu, seperti memukul, menerjang, mencakar, sebenarnya diambil dari perilaku berburunya di alam liar.

Saat berburu, nenek moyang kucing domestik memang sengaja memainkan mangsanya untuk membuatnya kelelahan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan si kucing cedera saat hendak menyantap mangsanya. Insting berburu yang masih melekat ini pulalah yang membuat kucing domestik bisa bertahan hidup dengan mudah di alam liar. 

4. Berbahaya bagi ekosistem

kucing di luar ruangan (unsplash.com/hocza)

Sayangnya, keahlian kucing domestik dalam berburu justru menempatkan banyak satwa liar dalam bahaya. Beberapa studi sudah menunjukkan bukti kalau kucing domestik yang dibiarkan berkeliaran di luar bisa menyebabkan gangguan lingkungan serius. Dilansir jurnal Nature Communications, sebuah studi pada 2013 mengestimasi ada sekitar 1,3 miliar burung dan 6,3 miliar mamalia kecil yang dibunuh kucing setiap tahunnya di Amerika Serikat saja.

Untuk menghindari bencana ekologi, beberapa negara mengambil langkah serius. Seperti dilansir Stasiun Berita Boston WBUR, Lembaga Ilmiah Polandia baru-baru ini secara resmi menambahkan kucing ke dalam daftar spesies asing invasif. Beberapa kota di Polandia bahkan menetapkan aturan jam malam atau curfew bagi kucing peliharaan!

5. Rawat kucingmu dalam rumah

anak kucing dan mainannya (unsplash.com/flowerchildkimmi)

Apakah kita bisa turut mengurangi kerusakan ekologis yang disebabkan kucing peliharaan? Sangat bisa!

Ilmuwan Martina Cecchetti menyampaikan saran lewat laman Live Science untuk menyalurkan dorongan berburu kucing dengan menyediakan waktu bermain. Memberikan makanan berkualitas kaya daging juga penting karena kucing merupakan karnivor sejati. Kalau kucing tidak dapat cukup asupan daging, besar kemungkinan mereka akan mencarinya di tempat lain.

Cara terbaik lainnya adalah dengan menjaganya tetap di dalam rumah. Kamu bisa, kok, membuat kucingmu bahagia dan sejahtera di dalam rumah. Sediakan makanan dan air cukup, tempat buang air, dan akses ruangan untuk bermain. Namun, kalau kamu tidak tega terus mengurung kucingmu di dalam rumah, kamu bisa sesekali mengajaknya keluar dengan memasangkan tali.

Nah, sekarang sudah gak bingung lagi kalau kucing peliharaanmu tiba-tiba lari ke sana kemari mengejar cecak. Setelah tahu penjelasannya, bagaimana pendapatmu tentang kebiasaan kucing yang satu ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mohamad Aria
Yudha
Mohamad Aria
EditorMohamad Aria
Yudha
EditorYudha
Follow Us