Mengenal Dingo, Anjing Liar Tangguh Berumur Ribuan Tahun

Dari sekian anggota keluarga anjing yang ada, dingo adalah salah satu yang paling menarik dipelajari. Asal muasalnya yang masih misterius membuat para peneliti berdebat apakah dingo merupakan salah satu subspesies dari serigala ataukah spesies yang berbeda.
Nah, terlepas dari perdebatan tersebut, ada banyak hal menarik tentang dingo yang wajib kamu tahu, nih! Tahukah kamu kalau Australia harus mengeluarkan 10 juta dolar Australia (Rp106 miliar) per tahunnya hanya untuk menghalau dingo? Yuk, simak enam fakta menariknya berikut ini!
1. Bukan ras anjing!

Yap, biarpun mirip anjing peliharaan, dingo bukanlah ras anjing. Dengan nama ilmiah Canis lupus dingo, mereka ini salah satu subspesies dari serigala abu-abu. Namun, sebagian ahli yakin kalau dingo punya banyak ciri khas yang membedakannya dari serigala abu-abu. Hal ini membuatnya sebagai spesies yang berbeda dengan nama ilmiah Canis dingo.
Ukuran tubuh dingo memang gak jauh beda dari anjing domestik berukuran besar. Mengutip laman Animalia, rata-rata mereka punya tinggi 52--60 sentimeter dan berat 13--20 kilogram. Tubuhnya cenderung lebih ramping dari anjing peliharaan. Moncongnya juga panjang dan telinganya berdiri.
2. Punya banyak warna

Umumnya, bulu dingo berwarna cokelat kemerahan atau dalam bahasa Inggris warna ini disebut ginger. Namun, ternyata variasi warna bulu mereka cukup luas!
Menurut laman Dingoden, variasi warna bulu dingo meliputi kuning, hitam, krem, putih, dan percampuran kuning kecokelatan dan hitam. Warna ini memang menyesuaikan dengan habitat mereka tinggal. Ada yang tinggal di hutan, pegunungan, gurun, dan sebagainya.
3. Lentur dan fleksibel!

Pergelangan kaki dingo disebut-sebut sangat lentur. Saking lenturnya, kaki mereka bisa berfungsi layaknya tangan! Menurut laman Animalia, hal ini memungkinkan dingo untuk memutar gagang pintu dengan kakinya!
Selain pergelangan kaki, kepala dingo juga gak kalah fleksibel. Mereka bisa memutar kepalanya sampai 180 derajat ke masing-masing arah!
4. Sudah ada sejak ribuan tahun lalu

Dingo paling banyak ditemukan di daratan Australia, kecuali di beberapa wilayah Tasmania. Anjing liar ini juga bisa ditemukan di Indonesia, Thailand, Laos, Malaysia, Filipina, dan Papua Nugini, dilansir laman A-Z Animals.
Asal muasal anjing liar ini masih jadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Beberapa berpendapat kalau dingo diperkenalkan oleh para pelaut ke Asia Tenggara, Filipina, Indonesia, dan Australia. Fosil dingo tertua yang pernah ditemukan di Australia diperkirakan berumur 3.500 tahun, ungkap laman Britannica. Namun, studi menunjukkan kalau dingo diperkenalkan ke Australia lebih lama dari itu, yakni antara 4.600--18.300 tahun lalu!
5. Pagar penghalau sepanjang 5 ribu kilometer

Biarpun suka memangsa hewan-hewan kecil seperti kelinci dan tikus, dingo juga kerap memakan hewan ternak. Oleh karena itu, Australia membangun pagar yang didapuk sebagai struktur bangunan terpanjang di dunia khusus untuk menghalau dingo. Panjang pagar ini lebih dari 5 ribu kilometer, loh!
Awalnya, pagar yang ada di Australia Tenggara ini dibangun untuk menekan populasi kelinci yang meledak pada 1880-an lalu. Pagar itu gak bertahan lama. Namun, suatu waktu, pada awal 1900-an, pagar ini pun diperbaiki dan dialihfungsikan untuk menghalau dingo dari memangsa domba.
Menurut Mental Floss, dulunya pagar ini punya panjang 8.614 kilometer. Namun, kemudian diperpendek menjadi 5.614 kilometer saja. Perawatan pagar ini memakan biaya 10 juta dolar Australia (Rp106 miliar) per tahunnya!
6. Jumlah populasi sulit dipastikan

Selain perburuan yang marak, perkawinan silang dengan anjing domestik juga jadi ancaman bagi populasi dingo. Maraknya perkawinan silang berpotensi menghilangkan genetik asli. Hal ini bisa mendorong dingo ke jurang kepunahan. Bahkan, mengutip laman National Geographic, lebih dari sepertiga dingo yang ada di Australia Tenggara merupakan campuran.
Membedakan antara dingo asli dengan dingo campuran terbilang sangat sulit. Oleh karena itu, jumlah populasi dingo saat ini sulit dipastikan. Namun, diduga kalau tren populasinya mengalami penurunan.
Nah, setelah tahu beberapa fakta menarik dingo, bagaimana pendapatmu tentang anjing liar satu ini? Semoga keberadaan mereka tetap lestari, ya!