Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Ikan Cyprinidae yang Dilindungi di Indonesia, Jangan Diburu!

Ikan balashark, salah satu ikan Cyprinidae yang dilindungi di Indonesia (commons.wikimedia.org/Adrian Tync)

Indonesia memang terkenal akan keanekaragaman satwanya yang tidak tertandingi. Sayangnya, ada banyak hewan terancam punah dan dilindungi di Indonesia dan salah satunya adalah ikan-ikan dari famili Cyprinidae. Spesifiknya, terdapat empat spesies Cyprinidae yang dilindungi di Indonesia. Lebih lanjut, peraturan perlindungan tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tahun 2018. Sayangnya, ikan-ikan Cyprinidae tersebut kurang dikenal. Oleh karena itu, kali ini kita membahas mereka secara rinci dan mendalam!

1. Apa itu Cyprinidae?

Cyprinidae (commons.wikimedia.org/5snake5)

Dilansir Britannica, famili Cyprinidae merupakan famili ikan yang cukup terkenal dan memiliki penyebaran luas. Tercatat, famili ini terdiri atas beberapa jenis ikan, seperti ikan emas, carp, dan barb. Cyprinidae bisa ditemukan di berbagai habitat, mulai dari sungai, danau, rawa, sampai waduk. Lebih lanjut, tiap spesies memiliki ukuran yang berbeda. Dalam hal ini, ada spesies berukuran kecil yang panjangnya hanya 2 centimeter. Di sisi lain, ada juga spesies raksasa yang bisa tumbuh hingga sepanjang 2,5 meter.

Bagi manusia, Cyprinidae bisa digunakan untuk dua hal, yaitu sebagai ikan hias dan ikan konsumsi. Contohnya, ikan berukuran kecil dan berwarna cerah seperti ikan emas sering dipelihara di akuarium. Kemudian, ikan besar dan berdaging tebal seperti carp kerap dipancing dan dijual di pasar. Terakhir, di Indonesia terdapat empat spesies Cyprinidae yang dilindungi, yaitu ikan balashark, ikan batak, ikan pasa, dan wader goa.

2. Ikan balasharak

Ikan balashark (commons.wikimedia.org/H. Zell)

Laman Seriously Fish menjelaskan kalau ikan dengan nama ilmiah Balantiocheilos melanopterus ini bisa tumbuh hingga sepanjang 35 centimeter. Di Indonesia, ia bisa ditemukan di sungai atau danau di daerah Sumatra dan Kalimantan. Dalam bahasa Inggris sendiri, nama ikan ini berarti hiu bala. Namun, ia bukanlah spesies ikan hiu. Penamaan hiu bala merujuk pada tubuhnya yang memanjang dan siripnya yang panjang serta meruncing, mirip seperti ikan hiu.

Saat ini, ikan balashark masuk dalam kategori vulnerable atau rentan. Populasinya juga mulai menurun sehingga tak mengherankan jika ia jadi hewan yang dilindungi oleh pemerintah. Perburuan liar, kerusakan habitat, pendangkalan sungai, dan aktivitas manusia jadi beberapa hal yang mengancam ikan ini. Tapi walau terancam, balashark cukup populer sebagai ikan peliharaan. Hanya saja, kamu tak boleh memelihara ikan ini secara ilegal.

3. Wader goa

Wader goa (gbif.org/Natural History Museum)

Data dari IUCN Red List menjelaskan kalau Barbodes microps atau wader goa masuk ke kategori vulnerable, sama seperti ikan balashark. Namun, penyebarannya sangat sempit karena ikan sepanjang 12 centimeter ini hanya bisa ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Wonogiri. Nah, karena penyebarannya yang sempit tersebut ikan ini sangat jarang diteliti. Alhasil, tak banyak yang diketahui tentangnya, bahkan para ahli masih belum paham mengenai kebiasaan, makanan, reproduksi, habitat, dan perilaku ikan endemik Pulau Jawa ini.

4. Ikan batak

Ikan batak (fishbase.mnhn.fr/Thomas R)

Nama batak pada ikan ini bukanlah bualan semata karena nyatanya ia merupakan penghuni asli Pulau Sumatra, sama seperti Suku Batak. Spesifiknya, ikan dengan nama ilmiah Neolissochilus thienemanni ini hanya bisa ditemukan di Danau Toba, jelas FishBase. Ukurannya tak terlalu besar di mana ikan batak hanya mampu tumbuh hingga mencapai panjang 20 centimeter. Lebih lanjut, ikan ini masuk ke kategori vulnerable atau rentan yang artinya hewan ini rentan akan kepunahan dalam waktu dekat. Alhasil, kamu tak boleh sembarangan menangkap, memancing, atau memakan ikan ini.

5. Ikan pasa

Ikan pasa (gbif.org/Florida Museum of Natural History)

Schismatorhynchus heterorhynchus atau ikan pasa merupakan ikan yang sangat jarang ditemukan. Saking sulitnya ditemukan, bahkan dokumentasi terhadap ikan ini terbilang minim. Wilayah penyebarannya juga sempit yang mana ikan pasa hanya bisa ditemukan di di beberapa sungai di Sumatra dan Kalimantan. Di Sumatra, ikan ini menghuni Sungai Indragiri, Batanghari, dan Musi. Di sisi lain, Sungai Kapuas dan lembah Sungai Sibau jadi habitat utama hewan ini di Kalimantan, terang iNaturalist. Ukurannya juga terbilang kecil yang mana membuat ikan ini semakin sulit untuk diteliti dan dijumpai.

Setelah diulik, ternyata ikan-ikan Cyprinidae yang ada di Indonesia cukup sulit dijumpai dan terancam punah. Penyebaran yang sempit, kerusakan habitat, dan perburuan liar jadi beberapa faktor yang turut mengancam populasi mereka. Tentunya hal tersebut merupakan sesuatu yang buruk dan harus segerai ditangani. Jika pemerintah tidak cakap dan tidak ada kerja sama yang baik dengan masyarakat maka ikan-ikan tersebut bisa punah dalam waktu dekat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us