Misteri dan Keunikan Suku Sentinel, Suku Paling Terisolasi di Dunia!

- Suku Sentinel hidup di Pulau Sentinel Utara, Kepulauan Andaman, selama 60.000 tahun tanpa kontak dengan dunia luar.
- Mereka menolak kontak dengan orang asing dan menggunakan busur dan panah untuk berburu dan memancing sebagai sumber makanan utama.
- Pemerintah India menjaga kebijakan non-intervensi dan larangan perjalanan dalam radius 3 mil laut dari pulau tersebut, serta melarang aktivitas fotografi.
Suku Sentinel adalah salah satu suku yang masih hidup di zaman batu. Mereka tinggal di Pulau Sentinel Utara, salah satu pulau di Kepulauan Andaman, di Samudra Hindia.
Suku ini sudah hidup di pulau itu selama sekitar 60.000 tahun, dan tidak pernah berhubungan dengan dunia luar. Mereka sangat menolak kontak dengan orang asing, dan akan menyerang siapa pun yang mencoba mendekati pulau mereka.
Apa yang membuat suku ini begitu misterius dan unik? Mari kita simak ulasan berikut ini.
1. Sejarah dan asal-usul

Suku Sentinel adalah bagian dari kelompok suku Andaman, yang terdiri dari beberapa suku asli yang tinggal di Kepulauan Andaman dan Nikobar, yang termasuk wilayah India. Suku-suku ini memiliki ciri fisik yang mirip dengan orang Afrika atau Australia, dan diyakini berasal dari Afrika sekitar 60.000 tahun yang lalu dan tiba di India melalui Indonesia.
Suku Sentinel pertama kali ditemukan oleh orang Eropa pada abad ke-18, ketika sebuah kapal Inggris melihat banyak cahaya di pantai Pulau Sentinel Utara. Namun, mereka tidak menjelajahi pulau itu, karena takut akan bahaya yang mengintai. Pada tahun 1867, sebuah kapal dagang India terdampar di pulau itu karena badai, dan diserang oleh suku Sentinel dengan panah.
Pada tahun 1880, Inggris kembali mengunjungi pulau itu, dan menemukan sebuah desa yang kosong di pedalaman. Mereka menculik 6 orang Sentinel, yang semuanya sakit setelah terpapar dunia luar. 2 orang dewasa meninggal, dan 4 anak-anak dikembalikan ke pulau itu dengan hadiah-hadiah. Pada tahun 1896, seorang narapidana yang melarikan diri mencapai pulau itu, hanya untuk ditemukan tewas dengan panah dan leher teriris. Sejak itu, banyak upaya kontak yang gagal dan berakhir dengan kekerasan.
2. Budaya dan cara hidup

Suku Sentinel hidup sebagai pemburu, yang diduga menggunakan busur dan panah untuk berburu dan memancing sebagai sarana utama mendapatkan makanan. Mereka juga mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian, dan madu dari hutan. Mereka tinggal di pondok-pondok yang dibangun dari daun palem, dan berkomunikasi menggunakan suara bernada tinggi dan gerakan tubuh.
Tidak banyak yang diketahui tentang bahasa, ritual, dan struktur sosial suku ini, karena keterbatasan interaksi dengan mereka. Namun, mereka memiliki sistem bertahan hidup dan pengelolaan sumber daya yang unik, yang menarik perhatian banyak antropolog dan peneliti.
Mereka tampaknya tidak memiliki konsep tentang pertanian, ternak, api, roda, logam, pakaian, atau perahu. Mereka juga tidak memiliki sistem tulisan, agama, atau hukum. Mereka hidup secara harmonis dengan alam, dan tidak terpengaruh oleh modernisasi.
3. Tantangan dan ancaman

Suku Sentinel menghadapi banyak tantangan dan ancaman bagi kelangsungan hidup mereka. Salah satunya adalah penyakit yang bisa dibawa oleh orang asing, yang bisa mematikan bagi mereka sendiri. Pada tahun 2004, ketika terjadi gempa bumi dan tsunami di Samudra Hindia, banyak yang khawatir bahwa suku Sentinel akan punah. Namun, pemeriksaan udara menunjukkan bahwa mereka masih hidup, dan menolak bantuan dari luar.
Ancaman lain adalah eksploitasi dan gangguan dari pihak-pihak yang ingin menghubungi atau mengunjungi suku ini, baik untuk tujuan ilmiah, religius, atau wisata. Pada tahun 2018, seorang misionaris Amerika bernama John Allen Chau tewas oleh suku Sentinel setelah secara ilegal mengunjungi Pulau Sentinel Utara dalam upaya untuk menjalin kontak dan menyebarkan keyakinannya. Ia mengabaikan larangan dan peringatan dari pemerintah India, yang melarang kunjungan ke pulau itu untuk melindungi cara hidup dan hak suku Sentinel.
4. Upaya pelestarian dan perlindungan suku Sentinel

Pemerintah India telah menetapkan kebijakan non-intervensi dan kontak terbatas dengan suku Sentinel, untuk melindungi cara hidup dan mencegah penyebaran penyakit kepada suku ini. Pada tahun 1956, pemerintah India menyatakan Pulau Sentinel Utara sebagai cagar suku, dan melarang perjalanan dalam radius 3 mil laut (5,6 kilometer) dari pulau itu. Pemerintah India juga menjaga patroli bersenjata di perairan sekitarnya untuk mencegah gangguan dari luar. Kegiatan fotografi juga dilarang.
Beberapa organisasi non-pemerintah, seperti Survival International, juga berusaha untuk mempromosikan hak dan perlindungan suku Sentinel, dan suku-suku terisolasi lainnya di dunia. Mereka mengadvokasi agar suku Sentinel dibiarkan hidup sesuai dengan keinginan mereka, tanpa paksaan atau intervensi dari luar. Mereka juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghormati dan menghargai keberagaman budaya dan kemanusiaan.
Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang misteri dan keunikan suku Sentinel, suku paling terisolasi di dunia. Kita telah mengetahui tentang sejarah dan asal usul suku ini, budaya dan cara hidup mereka, tantangan dan ancaman yang mereka hadapi, serta upaya pelestarian dan perlindungan yang dilakukan untuk mereka.
Kita juga telah menyadari bahwa suku Sentinel adalah warisan kemanusiaan yang harus kita hormati dan hargai, karena mereka menunjukkan keberagaman dan ketahanan yang luar biasa. Suku Sentinel adalah suku misterius, tetapi layak untuk dikagumi dan dilindungi.