Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Misteri Genetik Kucing Oren Menurut Studi, Pencinta Anabul Merapat!

tampak dekat wajah kucing oren (pixabay.com/sz-art_de-4792)

Siapa, sih, yang gak kenal kucing oren? Kucing yang dikenal suka bertingkah konyol ini punya warna bulu oranye yang unik dan mudah dikenali. Warna ini jadi salah satu daya tarik yang memikat hati banyak pencinta kucing.

Di mata ilmuwan, warna oranye pada kucing justru bikin mereka garuk-garuk kepala. Pasalnya, asal muasal warna tersebut masih menjadi misteri sampai baru-baru ini. Pada mamalia lain, variasi warna oranye kemerahan berasal dari mutasi pada gen MC1R. Mutasi ini juga ada pada manusia yang punya rambut berwarna merah alami. Namun, mutasi MC1R ini gak menjelaskan warna oranye pada bulu kucing oren. 

Untungnya, dua studi akhirnya berhasil menguak misteri genetik kucing oren setelah puluhan tahun. Lantas, gen apa yang menyebabkan warna oranye pada kucing oren? Benarkah mutasi tersebut bisa memengaruhi kesehatan kucing oren? Simak penjelasannya berikut ini, yuk!

1. Misteri genetik kucing oren yang membingungkan ilmuwan

Kucing oren menatap ke arah kamera. (pixabay.com/endho-2065768)

Kucing oren hampir selalu berjenis kelamin jantan, sama seperti kucing torti (tortoiseshell) dan kucing belang tiga (calico) yang hampir selalu betina. Hal ini dikarenakan mutasi yang menyebabkan warna oranye atau hitam ada pada kromosom X, dan kucing jantan (XY) menerima satu kromosom X saja dari salah satu induk. Itulah kenapa mereka cuma bisa punya satu warna saja, yaitu oranye atau hitam. 

Bagaimana dengan warna putih? FYI, warna putih asalnya dari mekanisme genetik yang gak ada hubungannya dengan kromosom seks. Itu sebabnya baik kucing jantan dan betina bisa punya tambahan warna putih pada tubuh mereka. 

Warna oranye kemerahan khas kucing oren sudah jadi misteri selama puluhan tahun. Pada manusia dan hewan lain, rambut merah muncul dari varian atau mutasi pada gen reseptor melanokortin 1 atau MC1R. Mutasi pada gen MC1R menyebabkan melanosit (produsen melanin atau sel kulit) sebagian besar menghasilkan feomelanin (sel kulit merah atau kuning). Itu sebabnya beberapa orang, seperti orang-orang di beberapa negara di Eropa, bisa punya rambut berwarna merah alami. 

Lantas, apakah bisa disimpulkan kalau warna oranye pada kucing oren berasal dari mutasi gen MC1R? Ternyata gak sesederhana itu. Ilmuwan sudah lama tahu kalau bukan gen ini yang memunculkan warna oranye pada kucing oren.

2. Dua tim peneliti berbeda berhasil menguak misteri kucing oren

tampak dekat kucing oren (pixabay.com/adinavoicu-485024)

Mutasi gen MC1R tidak menjelaskan warna bulu oranye pada kucing oren. Sebagian besar kucing oren ternyata gak punya mutasi ini. Bahkan, mengutip laman Popular Science, gen MC1R tidak terletak di kromosom X pada kucing. Temuan ini sudah dipublikasikan jurnal Current Biology sejak 2003 lalu.

Berangkat dari misteri berusia puluhan tahun ini, sebuah tim peneliti yang dikepalai ahli genetik Gregory S Barsh dari Universitas Stanford mempelajari DNA kromosom X pada kucing oren jantan. Penelitian ini melibatkan 145 kucing oren, 6 ekor kucing torti dan belang tiga, dan 37 ekor kucing non-oranye. Hasilnya, tim berhasil mengidentifikasi beberapa varian DNA unik yang cuma dimiliki kucing oren.

Di antara varian DNA atau mutasi itu, ada satu yang paling mungkin menjawab misteri kucing oren. Mutasi tersebut adalah penghapusan sekitar 5.000 pasangan basa di dekat gen bernama Arhgap36. Penghapusan ini membuat gen Arhgap36 jadi lebih aktif. Saat ini terjadi, Arhgap36 melemahkan efek gen MC1R dalam mengendalikan proses melanin. Alih-alih eumelanin (hitam atau cokelat), MC1R jadi memerintah melanosit untuk menghasilkan feomelanin (merah atau kuning).

Studi yang berbeda juga menemukan hal serupa. Tim peneliti yang dipimpin ahli genetik Hidehiro Toh dari Universitas Kyushu mengidentifikasi Arhgap36 sebagai gen bulu oranye. Mengutip laman Science Alert, ekspresi yang lebih besar besar dari gen ini menekan gen pigmen warna, menggeser pigmen eumelanin ke pigmen feomelanin.

Jadi, kedua tim peneliti bisa dengan percaya diri mengatakan kalau mereka berhasil menguak misteri besar kucing oren. Gen kunci di balik warna oranye khas kucing oren bukanlah MC1R, melainkan gen Arhgap36 atau Rho GTPase Activating Protein 36. Kedua studi dimuat jurnal BioRxiv pada akhir November 2024 lalu.

3. Apakah ada efek tertentu pada kesehatan kucing oren?

Kucing oren sedang asyik bermain. (pixabay.com/ottawagraphics-3815775)

Sebelumnya gak diketahui kalau gen Arhgap36 bisa memengaruhi warna kulit atau rambut. Menurut laman Science, gen ini dikiranya lebih banyak terlibat dalam banyak aspek perkembangan embrio. Bahkan, mutasi besar yang memengaruhi fungsinya di seluruh tubuh bisa membahayakan nyawa hewan tersebut.

Senada, laman Science Alert pun melansir kalau Arhgap36 bisa menyebabkan masalah perkembangan pada hewan bila fungsinya berlebihan atau kurang. Pada kucing oren, gen tersebut diekspresikan secara berlebihan hanya pada melanosit. Dikarenakan mutasi penghapusan cuma memengaruhi fungsi Arhgap36 dalam melanosit, untungnya tidak ada masalah kesehatan yang muncul. Yang ada hanyalah kucing berwarna oranye yang tumbuh sehat, lucu, dan unik!

Lantas, apa artinya ini bagi pencinta kucing atau pemilik kucing oren? Ini artinya kucing oren memang punya keunikan sampai ke level genetik yang gak dimiliki kucing lainnya. Kucing oren ternyata memang seisimewa itu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us