5 Fakta Negara Djibouti, Rumah bagi Banyak Pangkalan Militer Asing

Intinya sih...
Djibouti adalah negara kecil di pesisir timur laut Tanduk Afrika
Bentang alamnya sangat beragam dan ekstrem, terkenal sebagai tempat penyimpanan harta karun geologi, dan memiliki dua bahasa resmi
Menjadi tuan rumah bagi banyak pangkalan militer asing, termasuk dari Amerika Serikat, China, Jepang, dan Prancis
Djibouti adalah negara kecil yang terletak di pesisir timur laut Tanduk Afrika. Negara ini terletak di sepanjang Selat Bab el-Mandeb, jalur perairan strategis yang memisahkan Laut Merah dari Teluk Aden. Sebelum dikenal dengan nama Djibouti, negara ini disebut Somaliland Prancis (1896–1967) dan kemudian Wilayah Prancis di Afar dan Issas (1967–1977).
Negara ini mengadopsi nama Djibouti setelah memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada 27 Juni 1977. Ibu kotanya, Djibouti City, terletak di terumbu karang di pintu masuk selatan Teluk Aden, dengan kota-kota penting lainnya termasuk Obock, Tadjoura, Ali Sabieh, Arta, dan Dikhil. Mari kenal lebih dekat mengenai negara Djibouti yang juga dikenal sebagai 'rumah' dari banyak pangkalan militer!
1. Bentang alamnya sangat beragam dan ekstrem
Djibouti berbatasan dengan Eritrea di utara, Ethiopia di barat dan barat daya, serta Somalia di selatan. Di timur, Teluk Tadjoura membelah negara itu dan terhubung dengan Teluk Aden. Teluk ini merupakan bagian besar dari garis pantai Djibouti yang panjangnya 230 mil (370 kilometer).
Medan Djibouti sangat beragam dan dramatis, dengan pegunungan terjal di utara dan dataran gurun rendah yang terbagi oleh dataran tinggi paralel di barat dan selatan. Britannica melaporkan bahwa titik tertinggi negara ini adalah Gunung Moussa, yang menjulang hingga 6.654 kaki (2.028 meter). Titik terendahnya adalah Danau Assal, sebuah danau garam yang terletak 509 kaki (155 meter) di bawah permukaan laut, menjadikannya titik terendah di Afrika.
2. Terkenal secara internasional sebagai tempat penyimpanan harta karun geologi
Djibouti terletak di titik pertemuan Laut Merah, Teluk Aden, dan sistem retakan Afrika Timur, yang menjadikannya titik panas untuk aktivitas seismik dan panas bumi, menurut Britannica. Kawasan ini sering mengalami gempa bumi kecil. Bukti letusan gunung berapi di masa lalu terlihat di bentang alam yang ditutupi batuan basalt.
Letusan gunung berapi Ardoukoba tahun 1978, yang ditandai dengan aliran lava yang dramatis, menarik perhatian para ahli vulkanologi di seluruh dunia. Yang membuat peristiwa ini sangat penting adalah aktivitas seismik hebat yang terjadi bersamaan dengan letusan. Aktivitas ini menyebabkan lempeng tektonik antara Afrika dan Jazirah Arab melebar lebih dari satu meter.
3. Somali dan Afar adalah kelompok etnis terbesarnya
Secara linguistik, dua kelompok etnis utama di Djibouti adalah Somali dan Afar. Setiap kelompok berbicara dalam bahasa Kushitik Timur. Meskipun bahasa-bahasa tersebut saling terkait, keduanya tidak dapat dipahami satu sama lain.
Afar, yang juga dikenal sebagai Denakil atau Danakil, berbicara dalam bahasa yang sangat erat kaitannya dengan Saho, sehingga membentuk kontinum dialek. Bahasa Saho-Afar ini secara umum diklasifikasikan sebagai bagian dari cabang bahasa Kushitik Timur dalam rumpun bahasa Afro-Asia. Britannica menjelaskan bahwa Afar mendiami wilayah yang jarang penduduknya di sebelah barat dan utara Teluk Tadjoura, tempat kesultanan Afar terdahulu dan yang masih ada pernah berkuasa, meskipun para sultan sekarang lebih banyak menjalankan peran seremonial dan pembagian sosial tradisional telah menurun pentingnya.
Adapun etnis Somali, penutur bahasa Kushitik Timur lainnya, terkonsentrasi di Djibouti City dan kawasan tenggara negara tersebut. Afiliasi klan-keluarga membentuk landasan identitas sosial mereka. Lebih dari separuhnya adalah suku Issa—jumlahnya melebihi Afar—sementara sebagian besar lainnya adalah suku Gadaboursi dan Isaaq yang pindah ke selatan dari Somalia utara pada abad ke-20 untuk membangun jalur kereta api Djibouti–Addis Ababa dan memperluas pelabuhan ibu kota.
4. Memiliki dua bahasa resmi
Djibouti memiliki dua bahasa resmi: Prancis dan Arab. Britannica menambahkan bahwa bahasa Somali adalah bahasa yang paling umum digunakan, meskipun jarang ditulis dan bukan bagian dari kurikulum sekolah. Bahasa Afar sebagian besar digunakan di kawasan yang dihuni etnis Afar, dan banyak orang di negara ini berbicara dalam berbagai bahasa.
Menguasai bahasa Prancis dengan lancar sangat penting bagi individu yang ingin berkarier di bidang politik. Bahasa Prancis adalah bahasa utama yang digunakan untuk mengajar di sekolah dasar dan menengah. Bahasa Arab juga diperkenalkan sebagai bahasa pertama di jenjang pendidikan ini.
5. Menjadi tuan rumah bagi banyak pangkalan militer asing
Djibouti menjadi tuan rumah pangkalan militer dari empat negara berbeda. Travel Noire menyebutkan bahwa negara-negara yang memiliki pangkalan militer di sana adalah Amerika Serikat, China, Jepang, dan Prancis. Pangkalan-pangkalan asing ini menyoroti pentingnya Djibouti secara strategis.
Djibouti telah mempertahankan stabilitas relatif, yang membedakannya dari negara-negara tetangganya yang dilanda konflik, Somalia dan Yaman, dan memosisikannya sebagai sekutu yang berharga dalam upaya keamanan regional. Lingkungan yang stabil ini menjadikannya lokasi yang menarik bagi pangkalan militer, operasi bantuan kemanusiaan, dan kegiatan kontraterorisme. Selain itu, Djibouti memainkan peran penting sebagai hub yang stabil untuk pemeliharaan perdamaian dan koordinasi di Tanduk Afrika.
Meskipun negara Djibouti adalah kawasan kecil, lokasinya memberinya nilai strategis yang besar di seluruh dunia. Keberadaannya sebagai tuan rumah bagi sejumlah pangkalan militer asing memainkan peran penting dalam memengaruhi geopolitik Tanduk Afrika.